4.4 Hipotesis
Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untk mengetahui data yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Sebelum melakukan uji hipotesa, terlebih
dahulu menguji tingkat hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan dengan menggunakan rumus koefisien korelasi oleh Spearman, yaitu:
�ℎ�
�
= 1 −
6∑�
2
� �
2
−1
= 1 −
6 ×340 25 25
2
−1
= 1 −
2040 15600
�ℎ�
�
= 1 − 0,131
�ℎ�
�
= 0,869 Untuk mengetahui tingkat signifikasi hasil uji hipotesa tersebut maka
dapat digunakan rumus t
test
berikut dengan tingkat signifikansi 0,05 yaitu: � = �
�−2 1−�
� 2
� = �
25−2 1−0,869
2
� = �
23 1−0,755
� = √93,877 � = 9,689
Tahap selanjutnya adalah membandingkan nilai t
hitung
dan t
tabel
, oleh karena jumlah N responden dalam penelitian ini terdapat terlampir pada tabel
distribusi t, dimana jumlah sampel adalah 25 maka t
tabel
adalah 2,060. Berdasarkan perhitungan di atas, maka hasil hipotesis komunikasi formal
dan pengambilan keputusan kerja karyawan di KPU Kota Pematang Siantar sesuai dengan kaidah dalam Spearman r
s
koefisien bahwa jika r
s
0 maka hipotesis diterima. Jika dimasukkan dalam skala Guilford, angka 0,869 berada pada skala
0,71 – 0,90. Hal ini menunjukkan hubungan yang tinggi dan kuat. Selanjutnya hasil perhitungan nilai t
hitung
adalah 9,689 dan hasil perhitungan t
tabel
adalah 2,060. Berdasarkan hasil tersebut terdapat perbedaan terhadap t
hitung
dan t
tabel
yaitu nilai t
hitung
lebih besar dari t
tabel
oleh karena itu maka dapat dinyatakan hubungannya
Universitas Sumatera Utara
signifikan dan Ho ditolak. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh komunikasi formal dan pengambilan keputusan kerja karyawan di KPU Kota Pematang
Siantar digunakan rumus uji determinasi:
D = r
s 2
× 100 D = 0,869
2
×100 D = 0,755 × 100
D = 75,5
Nilai hasil perhitungan determinasi di atas menunjukkan bahwa komunikasi formal berpengaruh terhadap pengambilan keputusan kerja karyawan
di KPU Kota Pematang Siantar sebesar 75,5.
4.5 Pembahasan
Dalam konteks organisasi, arus komunikasi mengalir secara formal mengikuti saluran sesuai desain struktur organisasi dimaksud. Salah satu jaringan
komunikasi formal dalam organisasi adalah arus komunikasi vertikal yang mencakup komunikasi ke atas upward commucation dan komunikasi ke bawah
downward communication. Komunikasi vertikal melibatkan interaksi komunikasi antara pimpinan dan
karyawan dalam suatu organisasi. Agar pimpinan dan karyawan dapat bekerja sama secara harmonis, dapat menempatkan diri secara tepat menurut peranan dan
tanggung jawabnya masing-masing, maka kesadaran dan tingkat kepemahaman yang benar akan peran masing-masing dengan terus meningkatkan kualitas
penghayatan hingga titik tertinggi adalah sangat penting. Peranan komunikasi vertikal antara manajemen dan para karyawannya dan
antara pimpinan manajemen dengan pemilik perusahaan dan sebaliknya menjadi hal yang sangat penting. Satu tanggapan penting manajemen dan kepemimpinan
terhadap tuntutan perubahan dalam dunia bisnis adalah semakin diterima secara luas dan popular penerapan konsep partisipasi. Fungsi-fungsi manajemen yang
dapat dilakukan oleh para karyawan maupun pimpinan dalam organisasi seperti
Universitas Sumatera Utara
perencanaan planning, pengorganisasian organizing, mengkomunikasikan communicating, pengawasan controlling, dan penilaian evaluating.
Praktek manajemen partisipasi yang sukses ada efektif akan tercermin terutama pada kondisi komunikasi organisasi yang efektif dan efisien.
Kesempatan yang tersedia bagi setiap karyawan relatif luas untuk mendiskusikan berbagai persoalan pekerjaan dan perusahaan. Juga manajemen mengembangkan
sikap terbuka dengan memberikan informasi relevan, aktual, dan berharga mengenai posisi keuangan, operasi, kebijakan, dan rencana-rencana perusahaan.
Di dalam sebuah organisasi, komunikasi merupakan dasar yang menyatukan semua fungsi yang terwujud. Dengan adanya saluran komunikasi di dalam
organisasi tersebut, setiap individu atau kelompok bukan saja dapat berinteraksi, memahami dan bertukar-tukar pesan antar satu dengan yang lain, tetapi juga dapat
mewujudkan kerja sama yang berkesinambungan di kalangan anggota kelompok. Di dalam Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Pematang Siantar juga
menerapkan bentuk komunkasi kelompok yang bersifat formal yakni kegiatan Rapat Pleno. Dalam kegiatan Rapat Pleno tersebut setiap karyawan diberikan
kesempatan yang sama untuk menyampaikan berbagai jalan pikirannya masing- masing. Selain itu karyawan juga membahas berbagai masalah pekerjaan,
menyampaikan keluhan, memberikan saran dan pendapat, dan menyelesaikan konflik.
Suatu organisasi akan berhasil mencapai tujuan organisasinya apabila terdapat pengambilan keputusan yang tepat. Tanpa adanya pengambilan
keputusan yang tepat maka kondisi kerja tidak akan terasa baik yang akan selanjutnya mengakibatkan kegagalan dalam pencapaian tujuan organisasi
tersebut. Pengambilan keputusan diperlukan dalam setiap aktivitas kantor bila ingin mencapai tingkat produktivitas yang dapat menciptakan efektivitas dan
efisiensi. Berdasarkan hal tersebutlah, komunikasi formal ini sangat perlu sebagai salah satu jembatan penghubung komunikasi yang efektif antara pimpinan dan
karyawannya dalam menyampaikan pengambilan keputusan kerja.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kegiatan Operasional yang terjadi di KPU Kota Pematang Siantar meliputi
komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal yang terjadi dalam setiap kegiatan Rapat Pleno yang pelaksanaannya sesuai dengan kebutuhan. Dalam
kegiatan Rapat Pleno setiap karyawan diberikan kesempatan yang sama untuk menyampaikan berbagai informasi seputar pekerjaan baik yang sudah ataupun
yang akan dilakukan. Selain itu mereka juga membahas berbagai masalah pekerjaan, menyampaikan keluhan, memberikan saran dan pendapat
menyelesaikan konflik, serta pemberian hadiahsanksi sesuai dengan kinerja karyawan. Kegiatan ini bertujuan untuk menilai kinerja seluruh staff, jajaran
dan karyawan. 2.
Sebagai sebuah lembaga negara yang menyelenggarakan pemilihan umum di Indonesia, yakni meliputi Pemilihan Umum Anggota DPRDPDDPRD,
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, serta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Terlaksananya pemilu yang jujur
dan adil tersebut merupakan faktor penting bagi terpilihnya wakil rakyat yang lebih berkualitas dan mampu menyuarakan aspirasi rakyat. Oleh sebab itu,
pengambilan keputusan kerja karyawan yang tepat menjadi hal yang mutlak demi tercapainya visi dan misi KPU. Pengambilan keputusan berhubungan
dengan kewenangan authority, Kesetian dan integritas loyalitas, kepemimpinan leadership, tanggung jawab responbility, dan disiplin.
3. Terdapat hubungankorelasi antara pengaruh komunikasi formal dalam
kegiatan Rapat Pleno dengan pengambilan keputusan kerja karyawan di KPU Kota Pematang Siantar. Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat dinyatakan
bahwa terdapat hubungan yang tinggi dan kuat antara pengaruh komunikasi formal dalam kegiatan Rapat Pleno dengan pengambilan keputusan di KPU
Universitas Sumatera Utara