Pengambilan Keputusan Kerangka Teori

orang lain, bertukar informasi, memecahkan masalah lalu membuat berbagai keputusan Liliweri, 2004:125. Di dalam sebuah organisasi perlakuan dan prestasi kelompok juga memainkan peranan utama untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian pengurus sebaiknya memahami proses yang mempengaruhi komunkasi kelompok untuk mencapai tujuan dengan memaksimumkan interaksi dan meminimumkan konflik yang ada. Pengurus juga sebaiknya mencari jalan untuk menengahi kehendak yang tidak sama antara seorang individu dengan seorang individu lain. Sekiranya tujuan kelompok itu tidak sejajar dengan tujuan organisasi maka akan terwujud keadaan organisasi yang tegang, konflik yang berkepanjangan antara pekerja dan masalah ketidakpuasaan individu. Permasalahan ini akan menguraikan sekelumit tentang komunikasi kelompok dan hubungannya dengan komunikasi yang ada Lubis, 2007:112. Perwujudan kelompok di dalam organisasi disebabkan oleh beberapa masalah termasuk untuk menyempurnakan tugas, menyelesaikan masalah yang bersifat resmi dan masalah sosio-psikologi seperti menjaga hubungan antara bawahan-atasan. Kelompok juga terwujud atas sebab-sebab sosial yaitu keinginan untuk bergaul dengan setiap anggota di dalam kepentingan status dan kekuasaan dan untuk kepuasaan diri apabila berada di dalam ruang lingkup kelompok tersebut. Sebagai sebuah lembaga negara, KPU Kota Pematang Siantar juga menerapkan bentuk komunikasi kelompok yang bersifat formal dalam kegiatan Rapat Pleno, Rapat Pleno diadakan sesuai dengan kebutuhannya saja. Dalam Rapat Pleno tersebut biasanya dibahas hal-hal yang menjadi kendala dalam pekerjaan, hasil yang telah dicapai dan juga info-info terbaru mengenai pekerjaan.

2.1.4 Pengambilan Keputusan

Menurut Prajudi Atmosudirdjo pengambilan keputusan merupakan INTI daripada Kepemimpinan Leadership, baik kepemimpinan terhadap dirinya sendiri Self Control maupun terhadap orang-orang lain para pengikut atau terhadap Organisasi Atmosudirdjo, 1979:1. Mengambil keputusan itu bersifat memilih, yakni memilih di antara berbagai alternatif. Suatu alternatif merupakan Universitas Sumatera Utara suatu tata hubungan relationship antara suatu langkah perbuatan, tindakan dan akibatnya efeknya, hasilnya, konsekuensinya. Pengambilan keputusan terdiri atas beberapa unsur dan sifat antara lain: 1. Harus ada masalah. 2. Masalah berada di dalam suatu situasi dan kondisi. 3. Pengambilan keputusan didahului dengan suatu proses pemikiran: analisa situasi, analisa kondisi, analisa masalahnya, menentukan alternatif-alternatif, memikirkan masalah-masalah baru yang akan timbul sebagai efek atau lanjutan daripada setiap alternatif. 4. Pengambilan keputusan merupakan pengakhiran daripada proses pemikiran tersebut di atas dan memilih satu alternatif di antara sekian adanya alternatif. 5. Pengambilan keputusan itu bersifat futuristis mengenai masa depan atau kemudian. Manusia merupakan suatu organisma yang paling perasa terhadap iklim psikologis yang mengelilingi kehidupannya. Oleh karena itu para Manager atau Decision–Maker harus selalu berusaha membuat iklim yang paling memberikan ketenangan jiwa dalam segala bentuk kepada para pelaksana dari pada keputusan-keputusannya. Administrator, Manager, atau Decision-maker dengan prinsip-prinsip yang sama harus dapat menggembleng bawahannya untuk mengikuti suatu Administratif Behaviour yang dipola secara tertentu. Dengan demikian maka akan dapat melaksanakan berbagai desisi itu dengan lancar, efektif dan efisien, oleh karena sudah terbiasa dan seirama hidup. Menurut Prajudi Atmosudirdjo ada 5 unsur-unsur atau faktor-faktor yang merupakan dasar bagi pengembangan sikap kelakuan administratif yang favourable bagi pelaksanaan desisi-desisi yang serba kompleks, yang pada asasnya juga merupakan unsur-unsur daripada organisasi dalam arti struktur kerja dan kewenangan adalah Atmosudirdjo, 1979:290: 1 Kewenangan Authority Kewenangan desisi adalah authority dalam arti forrmal. Di dalam praktek seorang yang hanya mempunyai kewenangan atau otoritas formil tidak akan Universitas Sumatera Utara bisa berbuat banyak bilamana tidak mempunyai kewibawaan atau otoritas riil, yakni kemampuan untuk membuat dirinya ditaati dan dituruti kehendaknya secara nyata. Di dalam organisasi moderen, pimpinan tidak boleh mengandalkan kewibawaan yang didasarkan atas kharisma atau keseganan bawahan terhadap pimpinan karena kepercayaan pribadi. Dalam keadaan darurat bilamana terdapat suasana panik secara overt terbuka atau latent terselubung, maka kadang-kadang organisasi terpaksa mempergunakan command dan intimadition, suatu cara yang tidak dianjurkan dalam manajemen yang demokratis. Kekuatan authority harus dapat di ukur, jangan sampai salah nilai karena dapat mengakibatkan desisi-desisi itu dianggap angin lalu saja. 2. Kesetian dan Integritas Loyalitas Kesetian dan integritas sangat diperlukan untuk mensukseskan pelaksanaan dari pada suatu keputusan. Loyalitas ini perlu dipupuk terutama melalui pemberian contoh dari atasan. Loyalitas di negara sedang berkembang masih bersifat personal baik dalam arti sempit yaitu terhadap pribadi seseorang maupun dalam arti luas terhadap keluarga, kawan-kawan sekampung, sesuku, seagama, atau sedaerah. Hal-hal yang harus dipupuk dalam rangka mensukseskan pelaksanaan desisi adalah loyalitas organisional, kesetiaan terhadap tujuan, mission, fungsi atau tugas organisasi. Namun yang harus dikembangkan adalah kesetiaan dan integritas organisasional yang sadar bukan yang fanatisme. 3. Kepemimpinan Leadership Seorang manager atau administrator tanpa kepemimpinan hanya akan merupakaan kepala-kepala saja. Leadership adalah kemampuan dan aktivitas- aktivitas tertentu untuk membuat para bawahan dipengaruhi dalam arti yang positif sehingga mereka secara wajar dan sehat mau menjalankan segala apa yang diminta atau diharapkan dari mereka. 4. Tanggung Jawab Responbility Dalam arti sempit tanggung jawab berarti laporan kepada atasan atas penggunaan dari pada kekuasaan yang telah diperoleh beserta hasil pelaksanaan atau penunaian tugas yang menjadi konsekuensinya. Dalam arti Universitas Sumatera Utara luas ada tiga macam tanggung jawab yaitu Responbility yaitu tanggung jawab yang kita beri kepada atasan, Liability yaitu tanggung jawab kepada pengadilan di dalam penggunaan kewenangan dan penunaian tugas pekerjaan supaya tidak melanggar hukum, Accountability yaitu tanggung jawab berupa kewajiban membuat pertanggungjawaban tentang segala apa yang telah diperbuat dengan kewenangan yang telah diberikan organisasi. Pengertian dan kesadaran tentang tanggung jawab dalam arti luas tersebut harus dipupuk dan ditanam sedalam-dalmnya jikalau tidak maka pelaksanaan dari pada desisi hanya merupakan sandiwara atau lip service belaka. 5. Disiplin Tanpa disiplin yang teguh maka pelaksanaan dari pada desisi yang manapun akan mengalami kegagalan. Disiplin pada hakekatnya adalah ketaatan, ketekunan, kegiatan, sikap-kelakuan, sikap hormat yang nampak sesuai dengan aturan-aturan yang telah disepakatkan antara badan organisasi dan pegawai-pegawainya.

2.2 Kerangka Konsep

Langkah yang harus dilakukan setelah sejumlah teori diuraikan adalah merumuskan kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai dan sebagai bahan yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesis penelitian Nawawi 1997:40. Kerangka konsep dari satu gejala sosial yang memadai diperlukan untuk menyajikan masalah penelitian dengan cara yang jelas, setidaknya beberapa variabel yang harus didefinisikan secara operasional untuk memungkinkan dalil- dalil yang dapat diuji. Dalam penelitian ini ditetapkan kerangka konsep metodologi penelitian dalam bentuk kelompok variabel, sbagai berikut: 1. Variabel Bebas atau Independent Variable X Variabel bebas yaitu segala gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur lain Universitas Sumatera Utara