C. Batasan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah dapat diketahui berbagai masalah yang terkait dalam pembelajaran berbicara. Oleh
karena itu, permalasahan dalam penelitian ini perlu dibatasi, yakni penggunaan teknik Two Stay Two Stray dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa
Jerman peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Muntilan Magelang.
D. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar keterampilan berbicara bahasa Jerman peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Muntilan Magelang antara yang
diajar dengan menggunakan teknik Two Stay Two Stray dan yang diajar dengan menggunakan teknik konvensional?
2. Apakah penggunaan teknik Two Stay Two Stray dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman peserta didik kelas X SMA Negeri 1
Muntilan Magelang lebih efektif daripada teknik konvensional?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar keterampilan berbicara bahasa
Jerman peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Muntilan Magelang antara yang
diajar dengan menggunakan teknik Two Stay Two Stray dan yang diajar dengan menggunakan teknik konvensional.
2. Untuk mengetahui keefektifan penggunaan teknik Two Stay Two Stray dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman peserta didik kelas X
SMA Negeri 1 Muntilan Magelang.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan
mengenai keefektifan penggunaaan teknik Two Stay Two Stray dalam
pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman. 2. Manfaat Praktis
Mahasiswa dapat memperoleh masukan dari hasil penelitian ini. Bagi guru bahasa Jerman dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman dapat
menggunakan teknik yang relevan, dalam hal ini teknik Two Stay Two Stray.
6
BAB II KAJIAN TEORI
A. DESKRIPSI TEORITIK 1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Asing
Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan isi pikiran seseorang kepada orang lain melalui tutur kata. Hal tersebut senada dengan pendapat
Pringgawidagda 2002: 4 yang menyatakan bahwa bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan isi gagasan batin seseorang kepada orang lain secara individual,
namun secara kolektif sosial bahasa merupakan alat berinteraksi dengan sesamanya. M
enurut Finocchiaro dan Sako 1983: 4 “Language is a system of interrelated subsystem between stimulus, input and respon no matter which
linguistic theory is used to provide its description”, artinya bahasa adalah sebuah sistem dari subsistem-subsistem yang saling berhubungan antara stimulus,
masukan dan respon yang tidak peduli dengan teori kebahasaan mana yang digunakan untuk mendeskripsikannya. Bahasa menurut Ahmad dan Santoso
1996: 38 adalah sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat sewenang- wenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan
perasaan dan pikiran. Bahasa asing foreign language merupakan bahasa yang belum dikenal.
Pendapat tersebut didukung oleh Erdmenger 2000: 20 yang menyatakan bahwa bahasa asing adalah media pertukaran komunikasi, ini menyediakan informasi dan
mempermudah berbagai reaksi dalam konteks komunikatif. Dapat dikatakan bahwa bahasa asing merupakan bahasa yang belum dikenal, yang diajarkan di