139 lain. Kepedulian siswa terhadap temannya juga meningkat, siswa lebih peka
terhadap lingkungan sekitarnya. Berdasarkan hasil tes sikap dari siklus I sampai siklus II, sudah banyak
mengalami pengembangan. Pada siklus I sikap sosial siswa hanya 71 yang termasuk dalam kriteria cukup, setelah siklus II sikap sosial siswa meningkat
menjadi 84 yang sudah mencapai kriteria baik. Dari hasil refleksi siklus II, peneliti memutuskan untuk mengakhiri penelitian. Menurut kriteria
keberhasilan penelitian akan dihentikan apabila sikap sosial siswa sudah mencapai kriteria baik yaitu ≥ 76.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pada pra tindakan, siklus I, dan siklus II yang dilakukan di SD Negeri Mangiran kecamatan Srandakan kabupaten Bantul,
diketahui bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan PAKEM mampu mengembangkan sikap sosial siswa. Sikap sosial siswa kelas VB SD N
Mangiran sebelum dilakukan tindakan menggunakan pendekatan PAKEM belum terlihat ketika pembelajaran karena siswa jarang melakukan kerja kelompok dan
melakukan permainan ketika pembelajaran. Setelah dilakukan tindakan pembelajaran IPS menggunakan pendekatan PAKEM pada siklus I dan II, sikap
sosial siswa mampu mengalami pengembangan. Hal ini sejalan dengan pendapat Robert A Baron and Donn Byrne terjemahan Ratna Djuwita dkk, 2009: 123-126
yang menyebutkan “salah satu sumber penting yang dapat membentuk sikap yaitu dengan mengadopsi sikap orang lain melalui proses pembelajaran sosial”. Apabila
140 dalam pembelajaran sebelumnya cenderung didominasi dengan metode ceramah
yang menyebabkan keaktifan siswa kurang, maka dalam pembelajaran PAKEM ini siswa aktif berinteraksi dengan teman sebayanya sehingga perkembangan
sikap sosial siswa semakin meningkat melalui proses pembelajaran sosial dalam IPS. Selain sikap sosial siswa yang meningkat, proses aktivitas pembelajaran IPS
yang berlangsung juga ikut mengalami peningkatan lebih baik dari sebelumnya. Pengembangan sikap sosial siswa menggunakan pendekatan PAKEM pada
pembelajaran IPS dapat diketahui dari hasil observasi sikap sosial siswa melalui aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan hasil tes sikap yang diberikan
pada pra tindakan, akhir siklus I, dan akhir siklus II, serta hasil post test siswa selama siklus I dan siklus II.
Hasil observasi sikap sosial siswa melalui aktivitas pembelajaran siswa kelas VB pada siklus I diperoleh mencapai 56 dari rata-rata seluruh indikator
dengan masing-masing indikator: menerima anggota kelompok yang dibentuk secara acak mencapai 63, melakukan keejasama dengan sesama anggota
kelompok mencapai 62, menunjukkan sikap peduli terhadap teman mencapai 47, menyelesaikan tugas kelompok dengan serius mencapai 64, menghargai
pendapat teman mencapai 53, dan menjelaskan materi yang belum dipahami teman mencapai 49.
Pada siklus II hasil observasi mengalami peningkatan sebesar 27 yaitu 56 pada siklus I menjadi 83 pada siklus II. Hasil observasi beberapa indikator
pada siklus II: menerima anggota kelompok yang dibentuk secara acak mencapai 90, melakukan keejasama dengan sesama anggota kelompok mencapai 95,
141 menunjukkan sikap peduli terhadap teman mencapai 77, menyelesaikan tugas
kelompok dengan serius mencapai 83, menghargai pendapat teman mencapai 78, dan menjelaskan materi yang belum dipahami teman sekelompok mencapai
76. Peningkatan ini sesuai dengan pendapat Abu Ahmadi 2007: 158 yang
menyatakan bahwa faktor ekstern yang mempengaruhi perubahan sikap sosial seseorang bisa berupa interaksi sosial di dalam kelompok.
Hasil persentase tes sikap sosial siswa pada pratindakan mencapai rata-rata 66 dalam kriteria cukup, kemudian meningkat pada siklus I menjadi 71 meski
masih dalam kriteria cukup, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 84 dalam kriteria baik. Jumlah siswa yang mencapai kriteria baik pada pratindakan hanya 2
siswa, meningkat 11 siswa pada siklus I, dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 21 siswa yang sudah mencapai kriteria baik. Hasil pada siklus II ini sudah
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti . Selain itu terdapat juga terdapat peningkatan pada nilai post test yang siswa
kerjakan pada siklus I dan siklus II. Peningkatan nilai post test dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 16 Perbandingan Hasil Post Test Siklus I dan Siklus II
No Perbandingan
Siklus I Siklus II
1 Rata-rata nilai siswa
6,1 7,8
2 Jumlah siswa tuntas KKM
10 17
3 Persentase siswa tuntas KKM
47,6 80,9
142 Dari tabel di atas dapat diketahui siswa yang tuntas KKM pada siklus I
yaitu 10 siswa dengan persentase 47,6, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 16 siswa yang tuntas KKM dengan persentase 80,9.
E. Keterbatasan Penelitian