Kajian Tentang Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

34 menggunakan media tangram sesuai dengan yang diinginkandiantaranyaadalahwaktu dan imajinasi orang tersebut. Gambar 1. Media Tangram Gambar 2. Contoh kreasi bentuk benda menggunakan media tangram

D. Kajian Tentang Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Masa usia Sekolah Dasar merupakan sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia 7-13 tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak masuk Sekolah Dasar. Masa ini juga disebut masa sekolah karena untuk pertama kalinya anak menerima pendidikan secara formal. 35 Di Sekolah Dasar siswa dibagi menjadi dua masa, yaitu masa kelas rendah dan kelas tinggi. Kelas rendah berkisar antara umur 7-10 tahun yang menduduki bangku kelas I sampai kelas III. Masa kelas tinggi berkisar antara umur 10-13 tahun yang menduduki bangku kelas IV sampai kelas VI. Penelitian ini berada di kelas III, hal ini berarti siswanya termasuk pada masa kelas rendah. Menurut Noehi Nasution 1992:44 ada beberapa sifat khas pada masa ini: 1. Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan permainan 2. Ada kecenderungan memuji diri sendiri 3. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau dirasa menguntungkan untuk meremehkan anak lain 4. Kalau tidak dapat menyelesaikan soal, maka soal itu dianggap tidak penting 5. Pada masa ini anak menghendaki nilai rapor yang baik tanpa melihat prestasinya yang memang pantas diberi nilai baik atau tidak. Tahap perkembangan berpikir individu menurut Jean Piaget dalam Sugihartono, dkk, 2008: 109 dibagi menjadi empat yaitu: 1. Sensorimotorik 0-2 tahun 2. Praoperasional 2-7 tahun 3. Operasional konkrit 7-11 tahun 4. Operasional formal 12-15 tahun Dari masing-masing tahap memiliki ciri-ciri dan kemampuan berbeda dalam menerima pengetahuan. Berdasarkan tahap tersebut maka usia anak SD memasuki tahap operasional konkrit. Pada tahap ini anak SD sudah dapat membentuk konsep, melihat hubungan dan memecahkan masalah, namun hanya sepanjang mereka melibatkan objek-objek dan situasi-situasi yang mereka kenal. Untuk itu anak sudah dapat memecahkan masalah yang bersifat konkret. 36 Siswa SD merupakan masa banyak bermain. Dengan bermain tersebut dapat menjadikan peluang guru untuk menjadikan anak aktif dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan kerjasama antar siswa. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Rita Eka Izzaty 2008: 121, bermain secara berkelompok memberikan peluang dan pelajaran kepada anak untuk berinteraksi, bertenggang rasa dengan sesama teman. Namun hal tersebut juga disesuaikan dengan tahap kognitif anak sesuai dengan Sugihartono, dkk 2012: 111 guru hendaknya menyesuaikan proses pembelajaran yang dilakukan dengan tahapan-tahapan kognitif yang dimiliki siswa. Tanpa disesuaikan maka guru akan mengalami kesulitan dalam memberikan materi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu adanya modifikasi dalam menyampaikan materi pelajaran dengan wujud konkret. Tahap kognitif siswa Sekolah Dasar yang berada pada tahap operasional konkret juga memiliki keterkaitan dengan pembelajaran matematika. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Pitajeng 2006: 27 pada tahap operasi konkret adalah pembelajaran yang didasarkan pada benda- benda konkret agar mempermudah anak didik dalam memahami konsep matematika.

E. Penelitian Yang Relevan