Hakikat Fisika Kajian Teori

14

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hakikat Fisika

Sutrisno 2006:2 menyatakan fisika mempunyai tiga unsur; pengetahuan, proses, dan sikap. Unsur pengetahuan fisika mengkaji gejala alam, hukum-hukum alam, dan teori yang mendasarinya. Unsur proses fisika mengkaji bagaimana proses atau keterampilan dan cara kerja fisika. Unsur proses tergambar dari kegiatan saintis dalam melakukan percobaan dan mengambil kesimpulan. Secara umum, inilah yang disebut metode ilmiah yang digunakan oleh fisika. Unsur sikap fisika mengembangkan sikap belajar fisika, seperti jujur, disiplin, teliti, obyektif, setia pada data, daya tahan dengan persoalan yang ada, kerjasama dengan orang lain. Proses dan sikap itulah yang dapat digunakan siswa untuk hidup bersama orang lain. Dalam pengertian UNESCO, seperti yang dinyatakan oleh Delors 1998:86 bahwa kita belajar bukan hanya untuk mengetahui sesuatu to know, tetapi juga melakukan sesuatu to do, untuk hidup bersama orang lain to live togeteher, dan untuk menjadi semakin berkembang sebagai pribadi manusia to be. Sutrisno 2006 : 1-9 menjelaskan hakekat dari sains termasuk fisika adalah 1 fisika sebagai produk a body of knowledge; 2 fisika sebagai sikap a way of thinking; 3 fisika sebagai proses a way of investigating. Hal ini mengacu pada epistimologi sains, yaitu sains sebagai cara mengerti, sebagai 15 nilai dan beliefs. Sebagai produk berarti fisika lebih dilihat sebagai kumpulan fakta, konsep, hukum dan prinsip, rumus, teori, model fisika. Sebagai proses berarti fisika dilihat sebagai proses menemukan hukum itu. Sebagi nilai dan beliefs atau cara mengerti, dapat disebut sebagai sikap yang diperlukan dalam belajar fisika. Suparno 2013:12 menyatakan dari aspek pengetahuan, proses, dan sikap, beberapa nilai kehidupan yang dapat diturunkan untuk dimiliki oleh siswa, antara lain: 1 aspek pengetahuan atau isi fisika.Guru fisika diharapkan dapat membantu siswa bukan hanya mengerti hukum dan teori fisika, tetapi juga menangkap nilai-nilai kemanusiaan di balik pengetahuan itu. Misalnya, dari belajar hukum kekekalan energi dan kesetimbangan termal, siswa dibantu semakin sadar bahwa energi dunia terbatas dan perlu digunakan secara adil sehingga ada kesadaran untuk menghemat energi dan cinta akan lingkungan, 2 aspek proses. Pengalaman melakukan percobaan fisika dimana siswa belajar mengambil kesimpulan dengan berbasis data dan analisis kritis, siswa dibantu untuk berpikir rasional, kritis, dan mengambil keputusan berdasarkan data yang valid. Mereka dibantu untuk berpikir dan bertindak ilmiah. Hal ini akan menjadikan mereka dalam pengambilan keputusan di luar pelajaran juga semakin rasional, berdasarkan data, dan obyektif. Kemampuan berpikir rasional dan objektif dapat membantu orang untuk berkomunikasi, berdebat dan menghargai gagasan orang lain yang berbeda. Fadila 1991 : 4 mengatakan bahwa metode ilmiah upaya bekerja secara konsisten dan sistematis dalam menemukan fakta secara objektif sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Penggunaan model praktikum dan kerja 16 kelompok dalam praktikum atau tugas proyek fisika membantu siswa bekerjasama untuk belajar lebih mendalam isi pengetahuan dan menumbuhkan sikap suka membantu dan keakraban, 3 aspek sikap. Nilai-nilai sikap yang dituntut dalam belajar fisika dan dalam praktikum fisika juga dapat dibantukan kepada siswa untuk dilatih, dikembangkan, dan dipraktikkan dalam kehidupan mereka. Hal senada juga dikatakan oleh Osman et al 2007: 41 bahwa sikap terhadap sains dan sikap saintific penting untuk melahirkan siswa yang berpengetahuan dalam bidang sains, mengaplikasikan saintific dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa sikap itu antara lain, jujur, disiplin, teliti, memiliki daya juang, tekun.

2. Model Pembelajaran Langsung

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR KELAS X SEMESTER II SMA PANCA BUDI MEDAN T.A. 2015/2016.

0 2 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 18 MEDAN T.P. 2015/2016.

2 6 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 RANTAU UTARA T.P. 2014/2015.

0 6 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR KELAS X SMA NEGERI 9 MEDAN.

0 2 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SMA NEGERI 16 MEDAN.

0 3 22

Upaya Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Kognitif Siswa Kelas X SMAN 1 Ngemplak dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi Suhu dan Kalor.

0 0 17

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SUHU DAN KALOR

0 2 11

PROFIL MISKONSEPSI SISWA KELAS X SMKN 4 MATARAM PADA MATERI POKOK SUHU, KALOR, DAN PERPINDAHAN KALOR

0 0 8

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR

0 2 6

Penerapan Model PDEODE pada Materi Suhu dan Kalor untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Logis Siswa Kelas X IPA 2 SMAN 2 Surakarta. - UNS Institutional Repository

0 0 16