Analisis Rasch Uji Hipotesis

60 Hasil analisis dengan program SPSS menyatakan bahwa semua soal reliabel dengan nilai cronbach’s alpha = 0,941 untuk soal pretest dan 0,974 untuk reliabilitas soal posttest. Hasil analisis reliabilitas ujicoba instrumen dapat dilihat pada Lampiran 4 halaman 215-216.

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Rasch

Analisis Rasch dilakukan untuk mengubah data skala likert menjadi skala interval Sumintono Widhiarso 2013:58. Analisis ini dilakukan pada instrumen tes dan kuesioner. Hasil analisis Rasch berupa nilai logit person measure. Hasil analisis Rasch nilai logit person measure dapat dilihat pada Lampiran 7 halaman 264-271.

2. Uji Persyaratan Analisis

Sebelum melakukan analisis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu uji homogenitas dan uji normalitas.

a. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksud untuk mengetahui apakah sampel yang diambil secara acak berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan terhadap tes baik terhadap pretest posttest kemampuan menarik kesimpulan dan kemampuan berkomunikasi. Menurut Budi 2006 : 175, sampel penelitian dikatakan homogen apabila nilai 61 probabilitas p 0,05. Penentuan homogenitas instrumen dengan SPSS. Hasil uji homogenitas tes menarik kesimpulan selengkapnya ada dalam Lampiran 5 halaman 223 dan uji homogenitas kemampuan berkomunikasi pada Lampiran 6 halaman 246.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui kenormalan sebaran data dan untuk memenuhi persyaratan pengujian statistik pada uji hipotesis. Uji normalitas dilakukan terhadap data kemampuan menarik kesimpulan dan kemampuan berkomunikasi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov karena data penelitian merupakan data kuantitatif dengan skala pengukuran interval atau rasio. Sebaran data bersifat normal jika harga probabilitas hitungan p 0,05. Harga probabilitas hitungan ditunjukkan oleh nilai Asymp Sig. Penentuan normalitas instrumen dengan SPSS. Hasil uji normalitas tes menarik kesimpulan selengkapnya ada dalam Lampiran 5 halaman 223-224 dan uji normalitas kemampuan berkomunikasi pada Lampiran 6 halaman 247-248.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan hipotesis bahwa adanya pengaruh yang nyata antara kemampuan menarik kesimpulan dan kemampuan berkomunikasi siswa dengan pendekatan inkuiri terbimbing, maka dilakukan 62 uji hipotesis dengan menggunakan MANOVA Johnson Wichern, 2007: 313. Xijk= ฀ + ฀i +  k +  lk +  ijk 15 i = 1, 2, 3,…,g j = 1, 2, 3, …,b k = 1, 2, 3 ....,n X ij : hasil pengamatan untuk faktor nilai kemampuan menarik kesimpulan dan faktor kemampuan berkomunikasi µ : rerata umum  i : pengaruh faktor nilai kemampuan menarik kesimpulan β k : pengaruh faktor kemampuan berkomunikasi  jk : pengaruh interaksi faktor nilai fisika dan kemampuan komunikasi ε ijk : random eror Hipotesis statistik yang diuji dalam penelitian ini adalah : 1. H : tidak ada pengaruh pendekatan inkuiri terbimbing dan pembelajaran langsung terhadap kemampuan menarik kesimpulan. � : � 11 � 21 = � 12 � 22 H a : ada pengaruh pendekatan inkuiri terbimbing dan pembelajaran langsung terhadap kemampuan menarik kesimpulan. � � : � 11 � 21  � 12 � 22 2. H : tidak ada pengaruh model pembelajaran fisika dengan pendekatan inkuiri terbimbing dan pembelajaran langsung terhadap kemampuan berkomunikasi. 63 � : � 11 � 21 = � 12 � 22 H a : ada pengaruh pendekatan inkuiri terbimbing dan pembelajaran langsung terhadap kemampuan berkomunikasi. � � : � 11 � 21  � 12 � 22 Kriteria pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Jika angka sig 0.05, maka H a ditolak dan H diterima. Uji hipotesis dengan menggunakan data gain logit person measure kemampuan menarik kesimpulan dan kemampuan berkomunikasi hasil analisis aplikasi Rasch. Kemudian dianalisis dengan uji multivariate MANOVA dengan SPSS. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada Lampiran 7 halaman 273.

4. Lembar Observasi

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR KELAS X SEMESTER II SMA PANCA BUDI MEDAN T.A. 2015/2016.

0 2 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 18 MEDAN T.P. 2015/2016.

2 6 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 RANTAU UTARA T.P. 2014/2015.

0 6 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR KELAS X SMA NEGERI 9 MEDAN.

0 2 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SMA NEGERI 16 MEDAN.

0 3 22

Upaya Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Kognitif Siswa Kelas X SMAN 1 Ngemplak dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi Suhu dan Kalor.

0 0 17

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SUHU DAN KALOR

0 2 11

PROFIL MISKONSEPSI SISWA KELAS X SMKN 4 MATARAM PADA MATERI POKOK SUHU, KALOR, DAN PERPINDAHAN KALOR

0 0 8

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR

0 2 6

Penerapan Model PDEODE pada Materi Suhu dan Kalor untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Logis Siswa Kelas X IPA 2 SMAN 2 Surakarta. - UNS Institutional Repository

0 0 16