Model Pembelajaran Langsung Kajian Teori

16 kelompok dalam praktikum atau tugas proyek fisika membantu siswa bekerjasama untuk belajar lebih mendalam isi pengetahuan dan menumbuhkan sikap suka membantu dan keakraban, 3 aspek sikap. Nilai-nilai sikap yang dituntut dalam belajar fisika dan dalam praktikum fisika juga dapat dibantukan kepada siswa untuk dilatih, dikembangkan, dan dipraktikkan dalam kehidupan mereka. Hal senada juga dikatakan oleh Osman et al 2007: 41 bahwa sikap terhadap sains dan sikap saintific penting untuk melahirkan siswa yang berpengetahuan dalam bidang sains, mengaplikasikan saintific dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa sikap itu antara lain, jujur, disiplin, teliti, memiliki daya juang, tekun.

2. Model Pembelajaran Langsung

Dalam teori belajar pengetahuan digolongkan menjadi dua macam yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu misalnya, bilangan prima adalah bilangan yang hanya mempunyai faktor 1 dan dirinya sendiri. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan mengenai bagaimana orang melakukan sesuatu misalnya, bagaimana langkah-langkah menentukan penyelesaian suatu pertidaksamaan, bagaimana langkah-langkah menggambar grafik suatu fungsi, dan sebagainya. Model pembelajaran langsung merupakan sebuah model mengajar yang membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi selangkah demi selangkah Ridho, 2011:1. Model pembelajaran ini dirancang secara khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkaitan 17 dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah-demi selangkah. Pengajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cukup rinci terutama pada analisis tugas. Pengajaran langsung berpusat pada guru, tetapi tetap harus menjamin terjadinya keterlibatan, interaksi siswa, kreatifitas siswa dan dikondisikan agar efektif, menyenangkan, tidak menegangkan dan menakutkan. Petty 2009:162 menambahkan bahwa pembelajaran ini berpusat pada guru. Guru memberikan penjelasan detail, tetapi tidak memberikan koreksi terhadap latihan dan tidak memberikan tanggapan koreksi dari siswa lain. Ciri-ciri pengajaran langsung menurut Faiq 2013 adalah sebagai berikut: 1 Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar, 2 Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran, 3 Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlangsung dan berhasilnya pembelajaran. Berdasarkan bahasan mengenai model pembelajaran langsung di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran langsung berpusat pada guru. Guru menjelaskan konsep atau keterampilan melalui contoh, demonstrasi, media dan menguji keterampilan siswa melalui latihan-latihan dibawah bimbingan guru agar tujuan pembelajaran yang yang dirumuskan pada awal pembelajaran dapat tercapai. Pada pembelajaran ini, siswa belajar meniru atau mencontoh dari apa yang disajikan oleh guru. Fase pembelajaran langsung adalah sebagai berikut. Pada awal pelajaran guru menjelaskan tujuan, latar belakang pembelajaran, menyiapkan siswa 18 untuk memasuki pembelajaran materi baru dengan memberikan apersepsi. Kemudian dilanjutkan dengan presentasi materi ajar atau demonstrasi mengenai keterampilan tertentu. Pada fase ini guru hendaknya memberikan informasi yang jelas dan spesifik kepada siswa, sehingga siswa benar-benar paham mengenai materi yang disampaikan. Fase selanjutnya adalah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan latihan dan memberikan umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk menerapkan pengetahuan dengan memberikan soal latihan atau menerapkan keterampilan yang dipelajarinya untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Secara singkat fase-fase dalam pembelajaran langsung dapat disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Langsung Fase Indikator Peran Guru 1 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa Menjelaskan tujuan pembelajaran, materi prasyarat, memotivasi siswa dan mempersiapkan siswa. 2 Presentasi dan demonstrasikan Demonstrasi dan penyajian informasi dengan benar, tahap demi tahap 3 Membimbing pelatihan Merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal 4 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik. 5 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan Mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks Model pembelajaran memiliki kekuatan dan kelemahan tersendiri. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran langsung menurut Ridho 2011:2-3 seperti pada Tabel 2. 19 Tabel 2. Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran Langsung Kelebihan Kelemahan 1. Relatif banyak materi yang bisa disampaikan 2. Lebih tepat diterapkan untuk hal-hal yang sifatnya prosedural 3. Memberikan tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan teori dan fakta. 1. Kesuksesan pembelajaran ditentukan oleh guru dan guru memberikan semua informasi kepada siswa. 2. Tidak cocok untuk materi yang bersifat kompleks, rinci atau abstrak karena siswa tidak memiliki kesempatan yang cukup dalam memproses dan memahami. 3. Jika ceramah lebih dominan, siswa akan cepat bosan karena pembelajaran berpusat pada guru 4. Saat demonstrasi kadang-kadang ada siswa yang kesulitan mengamati.

3. Pendekatan Inkuiri

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR KELAS X SEMESTER II SMA PANCA BUDI MEDAN T.A. 2015/2016.

0 2 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 18 MEDAN T.P. 2015/2016.

2 6 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 RANTAU UTARA T.P. 2014/2015.

0 6 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR KELAS X SMA NEGERI 9 MEDAN.

0 2 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SMA NEGERI 16 MEDAN.

0 3 22

Upaya Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Kognitif Siswa Kelas X SMAN 1 Ngemplak dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi Suhu dan Kalor.

0 0 17

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SUHU DAN KALOR

0 2 11

PROFIL MISKONSEPSI SISWA KELAS X SMKN 4 MATARAM PADA MATERI POKOK SUHU, KALOR, DAN PERPINDAHAN KALOR

0 0 8

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR

0 2 6

Penerapan Model PDEODE pada Materi Suhu dan Kalor untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Logis Siswa Kelas X IPA 2 SMAN 2 Surakarta. - UNS Institutional Repository

0 0 16