Dari ketentuan Pasal 41  UUP, jelas memberi perlindungan terhadap anak  dimana kedua orang tua harus bertanggung jawab  dalam hal pemeliharaan anak bahkan ibu juga berkewajiban
untuk menanggung biaya pemeliharaan anak apabila bapak tidak mampu. Mengenai  harta  bersama,  Pasal  37  UUP  menyebutkan  bahwa  :  “Bila  terjadi  perceraian
harta  bersama  diatur  menurut  hukumnya  masing-masing”.  Dari  bunyi  Pasal  37  UUP  ini  dapat diketahui bahwa akibat hukum yang menyangkut harta bersama atau harta pencaharian ini UUP
menyerahkan penyelesaiannya kepada para pihak yang bercerai tentang hukum mana dan hukum apa  yang  akan  berlaku  dan  jika  tidak  ada  kesepakatan  antara  kedua  pihak,  hakim  dapat
mempertimbangkan  menurut  rasa  keadilan  yang  sewajarnya.  Hal  ini  berarti  Undang-undang membuka  kemungkinan  berlakunya  hukum  lain  yakni  Hukum  Agama,  BW,  Hukum  Adat  dan
Hukum Adat yang berlaku di golongan Timur Asing Tionghoa, golongan Eropah, golongan yang dipersamakan dengan golongan Eropah serta golongan Pribumi.
Menurut  Dadang  Hawari  bahwa  perceraian  itu  berdampak  luar  biasa  yang  mesti diperhatikan  oleh  pasangan  suami-isteri  yang  akan  bercerai  mengenai  psikologis  anak  dimana
akan  mempengaruhi  perkembangan  jiwa  dan  mental  dan  bahkan  berdampak  lebih  buruk  lagi. Oleh sebab itu pasangan suami-isteri yang akan bercerai terlebih dahulu memikirkan psikologis
dan masa depan anak-anak.
42
Terhadap permasalahan itu, pengadilan yang berhubungan sebagai suatu lembaga pencari keadilan  dalam  memberikan  keputusannya  harus  didasarkan  pertimbangan-pertimbangan
kemanusian selain dari adanya pertimbangan yang didasarkan kepada Undang-undang.
2. Kerangka Konsepsi
42
Dadang  Hawari,  Psikiater  dan  Konsultan  Pernikahan,  Cek    Ricek,  No.447  Thn.IX  Rabu,    21-27 Maret 2007.
Universitas Sumatera Utara
Kerangka  konsepsional  mengungkapkan  beberapa  konsepsi  atau  pengertian  yang  akan dipergunakan untuk sebagai dasar penelitian hukum. Oleh karena itu dalam penelitian ini dapat
didefenisikan  beberapa  konsep  dasar  agar  dapat  diperoleh  hasil  penelitian  yang  sesuai  dengan tujuan yang telah ditentukan, yaitu:
Perkawinan hapus, jikalau satu pihak meninggal. Selanjutnya ia hapus juga, jikalau satu pihak  kawin  lagi  setelah  mendapat  izin  hakim,  bilamana  pihak  yang  lainnya  meninggalkan
tempat  tinggal  hingga  sepuluh  tahun  lamanya  dengan  tiada  ketentuan  nasibnya.  Akhirnya perkawinan dapat dihapus karena perceraian.
Perceraian ialah penghapusan perkawinan dengan putusan hakim atas tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan itu.
Tuntutan untuk mendapatkan perceraian dapat diajukan kepada hakim secara gugat biasa dalam  perkara  perdata,  tetapi  harus  didahului  dengan  meminta  izin  pada  Ketua  Pengadilan
Negeri  untuk  menggugat.  Sebelum  izin  ini  diberikan,  hakim  harus  lebih  dahulu  mengadakan percobaan untuk mendamaikan kedua belah pihak verzoeningscomparitie.
Selama perkara itu berlangsung, Ketua Pengadilan Negeri dapat memberikan ketetapan- ketetapan  sementara,  misalnya  dengan  memberikan  izin  pada  si  isteri  untuk  bertempat  tinggal
sendiri terpisah dari suaminya, memerintahkan supaya si suami memberikan nafkah tiap-tiap kali pada isterinya serta anak-anaknya yang turut pada isterinya itu dan sebagainya. Juga hakim dapat
memerintahkan  supaya  kekayaan  suami  atau  kekayaan  bersama  disita  agar  jangan  dihabiskan oleh suami selama perkara perkara masih dilangsungkan.
Universitas Sumatera Utara
Larangan untuk bercerai atas permufakatan, sekarang ini sudah lazim diseludupi dengan cara mendakwa si suami berbuat zina. Pendakwaan itu lalu diakui oleh si suami. Dengan begitu
alasan sah untuk memecahkan perkawinan telah dapat “dibuktikan” di muka hakim.
43
Gemeenschap hapus  dengan  perceraian  dan  selanjutnya  dapat  diadakan  pembagian
kekayaan gameenschap itu scheiding en deling. Apabila ada perjanjian perkawinan, pembagian ini harus dilakukan menurut perjanjian tersebut.
Kepada  isteri,  jika  ia  tidak  mempunyai  penghasilan  cukup  dan  kepada  anak-anak  yang diserahkan pada isteri itu oleh hakim dapat ditetapkan tunjangan nafkah yang harus dibayar oleh
suami  tiap  waktu  tertentu.  Permintaan  untuk  diberikan  tunjangan  nafkah  ini  oleh  si  isteri  dapat diajukan  bersama-sama  dengan  gugatannya  untuk  mendapatkan  perceraian  atau  tersendiri.
Penetapan  jumlah  tunjangan  oleh  hakim  diambil  dengan  mempertimbangkan  kekuatan  dan keadaan  si  suami.  Apabila  keadaan  ini  tidak  memuaskan  dapat  mengajukan  permohonanya
supaya  penetapan  itu  oleh  hakim  ditinjau  kembali.  Adakalanya  juga,  jumlah  tunjangan  itu ditetapkan  sendiri  oleh  kedua  belah  pihak  atas  dasar  permufakatan.  Juga  diperbolehkan  untuk
merubah  dengan  perjanjian  ketentuan-ketentuan  mengenai  tunjangan  tersebut  yang  sudah ditetapkan dalam keputusan hakim. Jikalau seorang janda kawin lagi, ia kehilangan haknya untuk
menuntut tunjangan dari bekas suaminya. Perceraian  mempunyai  akibat  pula,  bahwa  kekuasaan  orang  tua  ouderlijke  macht
berakhir  dan  berubah  menjadi  “perwalian”  voogdij.  Karena  itu,  jika  perkawinan  itu  terhadap anak-anak yang masih dibawah umur. Penetapan wali oleh Hakim dilakukan setelah mendengar
keluarga  dari  pihak  ayah  maupun  dari  pihak  ibu  yang  rapat  hubungannya  dengan  anak-anak tersebut.  Hakim  merdeka  untuk  menetapkan  ayah  atau  ibu  menjadi  wali,  tergantung  dari  siapa
43
R.Subekti, Op cit, Pasal 288
Universitas Sumatera Utara
yang  dipandang  paling  cakap  atau  baik  mengingat  kepentingan  anak-anak.  Penetapan  wali  ini juga  dapat  ditinjau  kembali  oleh  hakim  atas  permintaan  ayah  atau  ibu  berdasarkan  perubahan
keadaan.
G. Metode Penelitian
Agar  mendapat  hasil  yang  maksimal  guna  tercapainya  bagian  dari  penulisan  ini,  maka diperlukan kecermatan dan usaha yang cukup untuk mengumpulkan dan mengolah data, dengan
baik serta layak. Untuk itu dilakukan penelitian yang meliputi:
1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Masalah