maka oleh Pengadilan Negeri diangkat seorang wali sesuai dengan Pasal 359. Berbeda halnya menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1974, kekuasaan orang tua dipegang oleh kedua orang
tua selama kekuasaan kedua orang tua atau salah satu orang tua tersebut tidak dicabut.
100
Ketentuan Pasal 300 KUHPerdata tersebut diatas dimaksudkan karena ada kekhawatiran bahwa tidak ada persesuaian antara ayah dan ibu dalam hal kekuasaan orang tua, sehingga pihak
ketiga, hakimlah yang harus turut campur.
101
4. Tanggung Jawab Pengasuhan Anak Menurut Hukum Adat
Dalam masyarakat hukum adat konsep mengenai tanggung jawab orang tua terhadap anak berbeda dengan masyarakat modern, di mana keluarga rumah tangga dari suatu ikatan
perkawinan tidak saja terdapat anak kandung, tetapi juga terdapat anak tiri, anak angkat, anak asuh, anak akuan dan sebagainya.
102
Kesemua anak-anak tersebut memiliki sangkut paut dengan hak dan kewajiban orang tua yang mengurus atau memeliharanya, begitu pula sebaliknya.
Kedudukan anak-anak tersebut pengaturannya tergantung pada susunan masyarakat adat bersangkutan dan bentuk perkawinan kedua orang tua yang berlaku, tidak menjadi masalah
tentang apakah anak tersebut dilahirkan dari perkawinan yang sah atau tidak, hal mana dipengaruhi oleh agama yang dianut masyarakat yang bersangkutan.
103
Dalam masyarakat dengan susunan kekerabatan yang patrilineal yang cenderung melakukan perkawinan bentuk jujur, di mana istri pada umumnya masuk dalam kelompok
kekerabatan suami, maka kedudukan anak dikaitkan dengan tujuan penerusan keturunan menurut garis lelaki. Sehingga ada kemungkinan keluarga yang tidak memiliki anak lelaki atau tidak
100
Pasal 49 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan
101
Soedaryo Soimin, Hukum Orang dan Keluarga Perspektif Hukum Perdata BaratBW, Hukum Islam, dan Hukum Adat,
Sinar Grafika, Jakarta, 1992, halaman 55.
102
Hilman Hadikusuma, Hukum Perkawinan Indonesia Menurut Perundangan, Hukum Adat, Hukum Agama,
CV. Mandar Maju, Bandung, 2007, hal. 126
103
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
punya anak sama sekali mengangkat anak wanita berkedudukan seperti anak lelaki atau mengangkat anak lelaki orang lain menjadi penerus keturunan yang kedudukannya sejajar
dengan anak kandung. Dari uraian tersebut maka dapat diartikan bahwa permasalahan tanggung jawab pengasuhan terhadap anak pada masyarakat patrilineal berada dipihak suami atau kerabat
suami apabila suami meninggal dunia. Pada masyarakat matrilineal yang cenderung melakukan perkawinan dalam bentuk
semanda, di mana suami masuk ke dalam kerabat istri matrilokal atau di bawah kekuasaan kerabat istri, maka kedudukan anak dikaitkan dengan penerusan keturunan menurut garis
keturunan wanita. Sehingga ada kemungkinan keluarga yang tidak mempunyai anak wanita atau tidak mempunyai anak sama sekali mengangkat anak lelaki berkedudukan seperti anak wanita
atau mengangkat anak wanita orang lain untuk menjadi penerus keturunan yang berkedudukan sejajar dengan anak sendiri. Dari uraian tersebut maka dapat diartikan bahwa permasalahan
tanggung jawab pengasuhan terhadap anak pada masyarakat matrilineal berada dipihak istri atau kerabat istri apabila istri meninggal dunia.
104
Dalam masyarakat yang kekeluargaannya bersifat parental keorang tuaan yang terbanyak di Indonesia, kedudukan anak di daerah yang satu berbeda dari daerah yang lain. Di
lingkungan masyarakat Melayu tidak banyak pengaruh tentang adanya anak angkat, tetapi di daerah Jawa anak wong ora nggenah, anak pungut, anak pupon, dapat berperanan melebihi anak
sendiri. Di samping itu di pedesaan orang Jawa sudah terbiasa anak-cucu diurus oleh embah- kakeknya, entah anak itu anak sah atau tidak, sedangkan di daerah lain hal tersebut bukan
merupakan suatu kebiasaan.
105
Dari uraian tersebut maka dapat diartikan bahwa permasalahan
104
Ibid., hal. 127
105
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
tanggung jawab pengasuhan terhadap anak pada masyarakat bilateral berada pada kedua orang tua baik pihak istri atau suami maupun kerabat orang tua baik itu dari pihak istri maupun suami.
C. Hak Pemeliharaan Anak setelah Perceraian dalam Putusan Pengadilan
Undang-undang Perkawinan mengatur hak dan kewajiban orang tua dan anak yang menyangkut beberapa hal, yang salah satunya bahwa kedua orang tua wajib memelihara dan
mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya. kewajiban orang tua yang dimaksud tersebut berlaku sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri, meskipun perkawinan kedua orang tua
putus.
106
1. Penentuan Tanggung Jawab Terhadap Pemeliharaan dan Nafkah Anak