BAB III AKIBAT HUKUM DARI TIDAK TERLAKSANANYA HAK DAN KEWAJIBAN
TERHADAP ANAK SETELAH PERCERAIAN KEDUA ORANG TUANYA
A. Beralihnya Kekuasaan Orang Tua Menjadi Kekuasaan Wali Akibat Perceraian.
Konsekwensi hukum dengan adanya perceraian adalah bahwa kekuasaan orang tua terhadap anak menjadi hapus dan berubah, dari kekuasaan orang tua menjadi kekuasaan wali.
132
walaupun pada dasarnya masih orang tua sianak juga yang menjalankan pengasuhan terhadap anak tersebut.
KUHPerdata menyebutkan pada saat terjadi perceraian maka kekuasaan orang tua akan berakhir, dan Pengadilan akan menentukan siapa saja diantara mantan istri atau suami itu yang
akan menjadi wali dari anak-anaknya.
133
Sedangkan pada Undang-undang No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan menyatakan bahwa anak tersebut masih berada dikekuasaan orang tua
selama kekuasaan orang tua tersebut tidak dicabut berdasarkan ketentuan Pasal 49.
134
Pada dasarnya perwalian merupakan hal terpenting bagi kelangsungan hidup anak
dibawah umur atau anak yang masih belum bisa mengurus diri sendiri seperti anak-anak terlantar, baik dalam mengurus harta kekayaan maupun dalam mengurus lingkungannya sendiri
atau dengan istilah lain yakni anak yang masih belum bisa atau belum cakap dalam bertindak hukum. Oleh karena itu maka perlulah ada seorang atau sekelompok orang yang dapat mengurus
dan memelihara juga membimbing anak yang masih belum ada walinya atau yang belum ada yang mengurus demi keselamatan anak dan harta.
1. Pengertian Wali
132
R.Subekti, op cit, Pasal 206 ayat 2
133
Rusdi Malik, Memahami Undang-undang Perkawinan, Universitas Trisakti, Jakarta, 2009, hal 96.
134
Pasal 47 ayat 1 Undang-undang No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan
Universitas Sumatera Utara
Perwalian menurut KUHPerdata adalah anak yatim piatu atau anak-anak yang belum cukup umur dan tidak dalam kekuasaan orang tua yang memerlukan bimbingan dan oleh karena
itu harus ditunjuk wali yaitu orang-orang atau perkumpulan yang akan menyelenggarakan keperluan hidup anak tersebut.
135
Wali ditetapkan oleh hakim atau dapat pula karena wasiat orang tua sebelum meninggal yang sedapat mungkin wali diangkat dari orang-orang yang mempunyai pertalian darah dari si
anak itu sendiri. Perwalian menurut Subekti berasal dari kata wali yang mempunyai arti orang lain selaku
pengganti orang tua yang menurut hukum diwajibkan mewakili anak yang belum dewasa atau akil balig dalam melakukan perbuatan hukum.
136
Dalam kamus hukum, perkataan “wali” dapat diartikan pula sebagai orang yang mewakili. Dalam Undang-undang No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Perwalian ini diatur
dalam Pasal 50 ayat 1 yang menyebutkan anak yang belum mencapai umur 18 delapan belas tahun, belum pernah melangsungkan pernikahan, yang tidak berada dalam kekuasaan orang tua,
berada di bawah kekuasaan wali. Perwalian itu mengenai peribadi anak yang bersangkutan maupun harta benda.
137
Perwalian dalam Hukum Perdata Indonesia selalu dipandang sebagai suatu pengurusan terhadap harta kekayaan dan pengawasan terhadap pribadi seorang anak yang belum dewasa
sedangkan anak tersebut tidak berada dibawah kekuasaan orang tua, sehingga keadaan tersebut dikatakan perwalian voogdij.
138
135
R.Subekti, op cit, Pasal 331.
136
R.Subekti dalam Soedharyo Soimin, Hukum Orang dan Keluarga, Sinar Grafika, Jakarta, 2002, hal 55.
137
Ibid
138
Sudarsono, Hukum Perkawinan Nasional, Rineka Cipta, Jakarta, 2005, hal 206.
Universitas Sumatera Utara
Didalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata perwalian ini mempunyai beberapa asas. Pertama asas tidak dapat dibagi-bagi, kedua asas persetujuan dari keluarga, ketiga orang-orang
yang dipanggil menjadi wali atau yang diangkat menjadi wali.
139
1 Asas tak dapat dibagi-bagi Ondeelbaarheid
Pada tiap-tiap perwalian hanya ada satu wali, hal ini tercantum dalam Pasal 331b KUHPerdata.
Asas tak dapat dibagi-bagi ini mempunyai pengecualian dalam dua hal, yaitu : a.
Jika perwalian itu dilakukan oleh ibu sebagai orang tua yang hidup paling lama langstlevendeouder, maka kalau wali ibu ini kawin lagi suaminya menjadi medevoogd
atau wali serta.
140
b. Jika sampai ditunjuk pelaksanaan pengurusan bewindvoerder yang mengurus barang-
barang milik si anak yang berada diluar Indonesia, sedangkan wali si anak tidak bisa melakukannya dengan alasan tertentu sehingga wali si anak meminta untuk dilakukannya
kepengurusan tersebut.
141
2 Asas persetujuan dari keluarga.
Keluarga harus dimintai persetujuan tentang perwalian. Dalam hal keluarga tidak ada maka tidak diperlukan persetujuan pihak keluarga itu, sedang pihak keluarga kalau tidak datang
sesudah diadakan panggilan dapat dituntut berdasarkan Pasal 524 KUH Perdata 3
Orang-orang yang dipanggil menjadi wali atau yang diangkat menjadi wali. Hakim dapat menunjuk atau mengangkat pihak-pihak baik itu baik orang-perorangan
maupun suatu perhimpunan yayasan atau lembaga social berdasarkan wasiat dari orang tua si
139
Soedharyo Soimin, op cit, hal 56
140
R.Subekti, op cit, pasal 351
141
R.Subekti, op cit, Pasal 361
Universitas Sumatera Utara
anak sebelum meninggal dunia maupun berdasarkan pertimbangan hakim setelah terlebih dahulu memanggil dan mendengar dengan sah para keluarga sedarah dan semenda si anak untuk
dijadikan sebagai wali dari anak dibawah umur tersebut. Kitab Hukum Perdata Indonesia mengatur siapa saja orang-orang yang dapat ditunjuk
sebagai Wali. Macam-macam perwalian dalam Kitab Undang-undang Perdata: 1
Wali demi hukum. Perwalian ini muncul jika salah satu orang tua sudah meninggal, dan orang tua yang
hidup terlama demi hukum akan menjadi wali bagi anak tersebut. Pasal 345 KUH Perdata menyatakan apabila salah satu dari kedua orang tua meninggal
dunia, maka perwalian terhadap anak-anak kawin yang belum dewasa, demi hukum dipangku oleh orang tua yang hidup terlama, sekadar ini tidak telah dibebaskan atau dipecat dari
kekuasaan orang tuanya. Namun pada Pasal ini tidak dibuat pengecualian bagi suami istri yang hidup terpisah
disebabkan perkawinan putus karena perceraian atau pisah meja dan ranjang. Jadi, bila ayah setelah perceraian menjadi wali maka dengan meninggalnya ayah maka si ibu dengan sendirinya
demi hukum menjadi wali atas anak-anak tersebut. 2
Wali dengan penetapan pengadilan Perwalian ini muncul dikarenakan kedua orang tua meninggal dunia, atau ada pemecatan
terhadap orang tua. Maka dari itu oleh hakim untuk anak yang belum dewasa tersebut ditetapkan wali.
Pasal 359 KUHPerdata menentukan semua anak dibawah umur yang tidak berada dibawah kekuasaan orang tua dan yang diatur perwaliannya secara sah akan ditunjuk seorang
wali oleh Pengadilan.
Universitas Sumatera Utara
3 Wali dengan surat wasiat
Perwalian ini muncul berdasarkan surat wasiat yang ditulis oleh orang tua si anak. Pasal 355 ayat 1 KUHPerdata menyatakan bahwa masing-masing orang tua, yang
melakukan kekuasaan orang tua atau perwalian bagi seorang anaknya atau lebih berhak mengangkat seorang wali bagi anak-anak itu, jika kiranya perwalian itu setelah ia meninggal
dunia demi hukum ataupun karena penetapan Hakim menurut ayat terakhir Pasal 353, tidak harus dilakukan oleh orang tua yang lain.
Dengan kata lain, orang tua masing-masing yang menjadi wali atau memegang kekuasaan orang tua berhak mengangkat wali kalau perwalian tersebut memang masih terbuka.
4 Wali soma
Disebut juga dalam bahasa Belanda Gezijn Voogd. Perwalian ini muncul jika terjadi pemecatan atau pencabutan dari kekuasaan orang tua. Tugas dari wali soma adalah mengawasi
satu keluarga. Wali soma ini terjadi jika orang tua dari si anak dipecat namun si anak masih kecil dan tidak dimungkinkan untuk dipisahkan dari orang tua mereka. Maka dari itu si anak masih
tetap dalam asuhan orang tua mereka walaupun orang tua si anak sudah dipecat, akan tetapi wali soma ini harus mengawasi anak tersebut.
5 Wali pengawas
Perwalian ini disebut juga dalam bahasa belanda Weeskamer. Wali pengawas ini tidak mengawasi anak seperti wali-wali sebelumnya, tetapi ia mengawasi wali-wali yang ada. Yang
ditugasi menjadi wali yaitu Balai Harta Peninggalan. Oleh Sudarsono mengelompokkan menjadi tiga jenis perwalian, yaitu:
142
1 Perwalian menurut Undang-undang yang diatur dalam Pasal 345 KUH Perdata.
142
Sudarsono, op cit, hal 210
.
Universitas Sumatera Utara
2 Perwalian dengan wasiat diatur di dalam Pasal 355 KUH Perdata.
3
Perwalian Datif diatur di dalam Pasal 359 KUH Perdata.
Selain dari orang tua yang hidup telama atau yang sudah bercerai tidak semua Orang- orang bisa atau berwenang begitu saja untuk menjadi wali terhadap anak dibawah umur. Calon
wali tersebut harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1
Terhadap seorang wali yang merupakan seorang Istri, harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari suaminya.
Pada pasal 332b ayat 1 KUHPerdata menyatakan bahwa perempuan bersuami tidak boleh menerima perwalian tanpa bantuan dan izin tertulis dari suaminya. Akan tetapi jika suami
tidak memberikan izin maka dalam Pasal 332b ayat 2 KUHPerdata dapat disimpulkan bahwa bantuan dari pendamping bijstand itu dapat digantikan dengan kekuasaan dari hakim.
Selanjutnya Pasal 332b ayat 2 KUH Perdata menyatakan apabila si suami telah memberikan bantuan atau izin itu atau apabila ia kawin dengan perempuan itu setelah perwalian
bermula, sepertipun apabila si perempuan tadi menurut Pasal 112 atau Pasal 114 dengan kuasa dari hakim telah menerima perwalian tersebut, maka si wali perempuan bersuami atau tidak
bersuami, berhak melakukan segala tindakan-tindakan perdata berkenaan dengan perwalian itu tanpa pemberian kuasa atau bantuan ataupun juga dan atau tindakan-tindakan itupun
bertanggung jawab pula. 2
Terhadap wali yang merupakan Badan Hukum harus ada penunjukan oleh Pengadilan. Biasanya kewenangan perhimpunan, yayasan dan lembaga-lembaga sebagai wali adalah
menunjukkan bapak atau ibu, maka dalam Pasal 355 ayat 2 KUHPerdata dinyatakan bahwa badan hukum tidak dapat diangkat sebagai wali. Tetapi hal ini akan berbeda kalau perwalian itu
diperintahkan oleh pengadilan.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 365a ayat 1 KUH Perdata dinyatakan bahwa dalam hal sebuah badan hukum diserahi perwalian maka panitera pengadilan yang menugaskan perwalian itu ia memberitahukan
putusan pengadilan itu kepada dewan perwalian dan kejaksaan. Sesungguhnya tidak hanya panitera pengadilan saja yang wajib memberitahukan hal itu
tetapi juga pengurus badan hukum tersebut dan sanksi akan dipecat sebagai wali kalau kewajiban memberitahukan itu tidak dilaksanakan. Sedangkan kejaksaan atau seorang pegawai yang
ditunjuknya, demikian pula dewan perwalian, sewaktu-waktu dapat memeriksa rumah dan tempat perawatan anak-anak tersebut.
Selain itu juga ada orang-orang tertentu yang tidak mempunyai kewajiban menerima pengangkatan menjadi Wali, yaitu:
1 Seorang yang diangkat sebagai seorang wali adalah salah seorang orang tua.
2 Seorang isteri yang diangkat menjadi wali.
3 Perkumpulan, yayasan atau lembaga sosial lainnya kecuali kalau perwalian itu diberikan
atau diperintahkan kepadanya atau permohonannya sendiri atas permintaan mereka sendiri.
Orang yang ditunjuk untuk menjadi wali dapat melakukan penolakan sehingga ia terbebas dari beban perwalian. Orang-orang yang dapat meminta pembebasan untuk diangkat
sebagai wali tersebut adalah:
143
1 Mereka yang akan melakukan tugas negara diluar negeri.
2 Anggota-anggota tentara yang manjalankan tugasnya.
3 Mereka yang akan melakukan jabatan umum yang terus menerus atau untuk suatu waktu
tertentu harus berada di luar propinsi.
143
Soedharyo Soimin, op cit, hal 61-62
Universitas Sumatera Utara
4 Mereka yang telah mencapai umur genap 60 tahun, jika mereka dingkat sebelumnya,
maka bolehlah mereka meminta supaya dilepas dari perwalian, setelah berumur enam puluh tahun.
5 Mereka yang terganggu oleh suatu penyakit atau kesusahan yang berat dan cukup bukti.
Mereka terakhir boleh meminta dilepas, jika penyakit atau kesusahan itu timbul setelah pengangkatan mereka sebagai wali.
6 Mereka yang diserahi tugas memangku dua perwalian, sedangkan mereka sendiri tak
mempunyai anak. 7
Mereka yang diserahi tugas memangku satu perwalian, sedangkan mereka sendiri mempunyai anak-anak.
8 Mereka yang pada hari pengangkatan mempunyai anak sah lima atau lebih
9 Orang-orang perempuan. Orang perempuan yang dalam keadaan tak bersuami telah
menerima suatu perwalian, boleh meminta supaya dilepas, apabila ia kawin. 10
Mereka yang tidak bertalian keluarga sedarah atau semenda dengan anak yang belum dewasa, jika didalam daerah hukum Pengadilan Negeri, dimana perwalian itu
diperintahkan, ada keluarga sedarah atau semenda yang cakap memangkunya. Pengecualian terhadap alasan diatas tidak berlaku terhadap orang tua si anak. Bapak atau
Ibu yang ditunjuk untuk mejadi wali tidak boleh meminta untuk dilepaskan dirinya sebagai wali. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 377 ayat 2 KUHPerdata yang menyatakan bahwa si
bapak dan si ibu tidak boleh meminta supaya dilepaskan dari perwalian anak-anak mereka, karena salah satu alasan yang disebutkan oleh Pasal 377 ayat 1.
Universitas Sumatera Utara
Didalam perwalian ini, orang-orang yang menjadi wali ada beberapa pengecualian. memang pada asasnya setiap orang dapat menjadi wali. Yang dikecualikan oleh Undang-undang
tidak berhak menjadi wali adalah sebagai berikut:
144
1 Mereka yang sakit ingatan krankzinnigen.
2 Mereka yang belum dewasa minderjarigen.
3 Mereka yang berada dibawah pengampuan.
4 Mereka yang telah dipecat atau dicabut onzet dari kekuasaan orang tua atau perwalian
atau penetapan pengadilan. 5
Para Ketua, Ketua Pengganti, Anggota, Panitera, Panitera Pengganti, Bendahara, Juru Buku dan Agen Balai Harta Peninggalan, kecuali terhadap anak- anak atau anak tiri
mereka sendiri. Mulainya Perwalian ini ditentukan dalam Pasal 331b KUHPerdata, yang menyebutkan:
145
1 Jika seorang wali diangkat oleh hakim, dimulai dari saat pengangkatan jika ia hadir
dalam pengangkatan itu. Bila ia tidak hadir maka perwalian itu dimulai saat pengangkatan itu diberitahukan kepadanya.
2 Jika seorang wali diangkat oleh salah satu orang tua, dimulai dari saat orang tua itu
meninggal dunia dan sesudah wali dinyatakan menerima pengangkatan tersebut. 3
Bagi wali menurut Undang-undang dimulai dari saat terjadinya peristiwa yang menimbulkan perwalian itu, misalnya kematian salah seorang orang tua.
Perbedaan antara kekuasaan orang tua dengan perwalian dapat disimpulkan ada perbedaan pokok antara kekuasaan orang tua dengan perwalian yaitu kekuasaan orang tua harus
144
Soe dharyo Soimin, op cit, hal 60
145
ibid, hal 56
Universitas Sumatera Utara
diberikan oleh kedua orang tua ayah dan ibu dan jika perwalian diberikan pada salah satu orang tuanya saja atau orang lain.
Kekuasaan orang tua hanya memberikan perlindungan kepada anak sah saja, atau anak yang dilahirkan sepanjang perkawinan yang sah dan dibuktikan dengan akte perkawinan,
sedangkan untuk anak luar kawin atau anak alami tidak sama halnya dengan anak sah tersebut. Anak luar kawin atau anak alami hanya mempunyai hubungan keperdataan dengan ibunya,
sedangkan kepada ayah hubungannya hanya ada setelah dilakukan pengakuan secara sah menurut hukum.
Perwalian pada umumnya berakhir apabila:
146
1 anak yang dibawah perwalian telah dewasa
2 anak meninggal dunia
3 wali meninggal dunia
4 wali dipecat dari perwalian
Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengaturan tentang perwalian menurut Undang- undang Nomor 1 tahun 1974 dan KUHPerdata, Dimana menurut KUHPerdata anak-anak yang
menerima perwalian adalah anak-anak yang belum berumur 21 tahun atau belum kawin Pasal 330 ayat 3 KUHPerdata sedangkan menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 yang
menerima perwalian adalah anak-anak yang belum mencapai umur 18 tahun atau belum kawin Pasal 50 ayat 1.
Dalam hal pengangkatan wali didalam KUHPerdata ada dibedakan tiga jenis perwalian, yaitu :
1 Perwalian dari suami atau isteri yang hidup lebih lamaPasal 345-354.
146
Sudarsono, op cit, hal 213-212.
Universitas Sumatera Utara
2 Perwalian yang ditunjuk oleh bapak atau ibu dengan wasiat atau akta tersendiri Pasal
355 ayat 1. 3
Perwalian yang diangkat oleh hakim Pasal 359. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan Perwalian
hanya ada karena penunjukan oleh salah satu orang tua yang menjalankan kekuasaan sebagai orang tua sebelum ia meninggal dengan surat wasiat atau dengan lisan dihadapan dua orang saksi
Pasal 51 ayat 1 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974.
2. Kewenangan dan Kewajiban Wali Terhadap Anak Dibawah Umur