Peranan Paguyuban Pada Kesenian Reog di Desa Kolam

dimana anak SD saya lihat rasa sopan santunnya sama orang tua sudah tidak wajar, terus sudah merokok, menonton porno, bahkan sudah pacaran, itukan hal yang gak patut dicontoh. Dengan pendidikan kesenian ini ya mudah-mudahan kalangan muda bisa terhindar dari macam prilaku yang negatif.” wawancara pada tanggal 25 mei 2015

4.3. Peranan Paguyuban Pada Kesenian Reog di Desa Kolam

Sanggar Tunas Muda Budaya adalah kelompok seni reog Ponorogo di desa Kolam yang terbentuk pada tahun 90-an oleh Bapak Supandi dan sanggar ini berada dibawah naungan Forum Masyarakat Jawa Deli. Berdasarkan usia sanggar ini masih tergolong sangat muda, namun pada dasarnya sanggar kesenian ini sudah ada di kabupaten Deli Serdang sejak tahun 1966 dan sudah memiliki banyak pengalaman dalam mengadakan pertunjukan. Setelah 42 tahun berkarya dan melakukan pertunjukan diberbagai tempat barulah kelompok ini resmi dan memiliki nama, hal ini dikarenakan sejak awal kemunculannya kelompok ini berdiri sendiri dan tidak ada satu organisasi pun yang menaunginya, segala sesuatunya mereka lakukan berdasarkan musyawarah mufakat bersama antar anggota kelompok kesenian. Karena tujuan utama kelompok kesenian ini dibentuk adalah untuk melestarikan serta mengembangkan kesenian tradisionalnya diluar daerah asalnya. Selain itu, kelompok kesenian ini mengalami kesulitan dalam hal memperoleh izin dari pemerintahan serta harus melewati beberapa prosedur yang panjang dan cukup lama. Namun, kelompok kesenian ini tidak putus asa dan terus menerus mencoba sampai memperoleh izin. 25F 26 26 Hasil wawancara dengan Bapak Supandi selaku pendiri dan pemimpin sanggar. Tanggal 25 Pebruari 2015 Universitas Sumatera Utara Sampai saat ini sanggar Tunas Muda Budaya mampu bertahan dan tetap eksis, karena sanggar ini jugalah banyak masyarakat tahu dan mengenal kesenian tradisional Jawa ini. mereka juga mencoba mempertahankan kesenian tradisional yang mereka miliki dengan semangat dan penuh tantangan, apalagi desa Kolam adalah termasuk kategori desa yang modern, walaupun ada ketakutan dalam diri mereka akan hal itu, namun mereka tetap optimis, bahwa kesenian reog Ponorogo itu harus dipertahankan dan dilestarikan, seperti yang diutarakan oleh informan sebagai berikut : “sekarang kesenian tradisional di daerah ini memang dalam masa sulit, dilihat dari lingkungan yang modern dan gaya hidup yang modern jugaberdampak pada kurangnya perhatian pada kesenian tradisioanal, apalagi peran pemerintah memang sama sekali tidak ada, kami bertahan karena biaya sendiri, karena semangat anggota lah makanya bisa bertahan, saya berharap pemerintah lebih memperhatikan kesenian tradisioanal khususnya kesenian reog Ponorogo” Selamet 35 tahun Dari penjelasan diatas bahwasanya peran dari suatu kelompok seni maupun pemerintahan sangat penting dalam mempertahankan kesenian tradisional seperti reog Ponorogo dan kesenian jawa lainya yang ada di desa Kolam. Salah satu bentuk ataupun cara yang dilakukan kelompok seni Sanggar Tunas Muda Budaya untuk dapat bertahan yaitu ketika merekrut anggota baru, kelompok sanggar Tunas Muda Budaya tidak memberikan beban biaya dalam bentuk apapun kepada masyarakat ataupun orang yang mau bergabung dalam kelompok seni reog Ponorogo di desa Kolam, dan tidak ada batasan umur, hanya bermodalkan niat dan kemauan yang kuat sudah cukup untuk dapat bergabung, pendaftaran yang dilakukan berlaku untuk umum. Mengapa hal itu dilakukan, karena hal tersebut memiliki maksud dan tujuan salah satunya untuk melestarikan budaya kesenian tradisional di desa tersebut, seperti yang dijelaskan oleh Bapak selamet 35 tahun yaitu: “kalau ada yang mau gabung ya silahkan,,,tidak ada biaya sepeserpun, melainkan harus bener-bener dengan niat dan Universitas Sumatera Utara kemauan yang kuat, kenapa itu kita lakukan, sekarang jaman udah berubah ya mas, prilaku orangpun gak kayak dulu yang semangat kalau gabung ke kesenian tradisional, ini saja kami buat gratis masuknya masih susah juga orang untuk gabung, apalagi para remaja yang udah kenal gadget, memang kalau dilihat sebelumnya banyak yang udah gabung, Cuma ya hangat-hangat taik ayam, minggu ini latihan, minggu besok udah gak nampak,istilahnya panasnya Cuma sebentar, tapi walaupun seperti itu tetap ada yang bertahan sampe sekarang, kalau untuk perekrutan tidak dibatasi mas, Selain itu cara yang dilakukan kelompok seni untuk bisa bertahan adalah dengan semangat dan keinginan yang kuat pula yang harus ditanamkan dalam setiap anggota agar kesenian yang sudah ada sejak turun temurun dapat bertahan, contoh itu dapat dilihat ketika acap kali mereka rela mengeluarkan dana pribadi untuk membuat kostum, memperbaiki alat-alat pertunjukan yang rusak, karena memang sampai saat ini peran dari pemerintah tidak ada. Kemudian rumusan yang menjadi kajian dalam penelitian ini yaitu menyangkut tentang peran dari kelompok kesenian reog yang ada di desa Kolam dalam melaksanakan atau mensosialisasikan maupun melestarikan kesenian reog kepada masyarakat yaitu dengan cara yang pertama yaitu menjalin hubungan baik kepada masyarakat dan juga memberi kesadaran pada masyarakat pentingnya menjaga kesenian tradisioanal. Langkah-langkah yang dilakukan oleh kelompok kesenian reog dalam melestarikan adalah mengajak anggota masyarakat baik dari kalangan tua maupun muda-mudi untuk bergabung tanpa dikenai biaya sepeserpun, khususnya bagi muda-mudi yang ingin belajar diperbolehkan bergabung tanpa ada syarat apapun, adapun cara-cara yang digunakan kelompok kesenian reog dalam menyampaikan pesan nilai yang terkandung pada kesenian reog yaitu ketika melakukan pertunjukan, mereka memerankan dan menjalankan Universitas Sumatera Utara cerita-cerita yang mengandung nilai-nilai positif yang seperti dilakukan pada kehidupan sehari-hari, dan ceritanya pun mudah dimengerti dan dipahami oleh masyarakat, karena dalam cerita tersebut juga mengandung adegan yang lucu dan pembawaan pemain dalam memerankan perannya begitu terlatih, mulai dari mimik wajah sedih, senang dan tertawa sudah mereka kuasai.

4.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesenian Reog di Desa Kolam Tetap Bertahan