c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menyimpang dan
menimbulkan masalah. d.
Memahami pengungkapan perasaan- perasaan pelajar yang menjadi penyebab terjadinya perbuatan yang negatif.
e. Memindahkan benda- benda yang menjadi penyebab timbulnya
gangguan. f.
Menyusun ulang progam pengajaran. g.
Ciptakan suasana segar dengan humor sehingga ketegangan berkurang atau hilang.
h. Pengekangan secara fisik atau pengasingan terhadap pelajar yang
menimbulkan gangguan. e
Hal- hal yang perlu dihindari: 1.
Campur tangan yang berlebihan. 2.
Kelenyapan atau hilang. 3.
Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan. 4.
Penyimpangan. 5.
Bertele- tele. 6.
Pengulangan penjelasan secara tidak perlu.
2.1.4.8 Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
a Pengertian mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Bahwa pengajar menyajikan bahan pelajaran di dalam kelompok kecil kurang lebih 3 – 7 orang dan atau terhadap satu orang secara perorangan. Namun
perlu dicatat bahwa yang dihadapi selama proses belajar mengajar berlangsung
tidak hanya satu kelompok atau satu orang tapi kelas itu dibagi kedalam beberapa kelompok tersebut.
b Hakekat hubungan interpersonal
1. Hubungan interpersonal yang terjadi sehat dan akrab antara pengajar-
siswa, antara siswa dengan siswa. 2.
Setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan, cara, kemampuan minatnya sendiri.
3. Setiap siswa mendapat bantuan dari pengajar sesuai kebutuhannya.
4. Dalam penentuan materi, alt yang digunakan, tujuan yang ingin
dicapai setiap siswa dilibatkan untuk menentukan. c
Peran pengajar dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan. 1.
Sebagai organisator dalam kegiatan belajar mengajar. 2.
Sebagai sumber informasi. 3.
Sebagai pendorong siswa untuk belajar. 4.
Sebagai fasilitator. 5.
Sebagai pendiagnosa kesulitan belajar yang terjadi dan memberi bantuan pada pelajar bila diperlukan.
d Penggunaan dalam kelas.
1. Model I : kelas besar dibagi menjadi kelompok dan perorangan.
2. Model II : kelas besar dibagi menjadi kelompok- kelompok kecil
semuanya. 3.
Model III : kelas besar dibagi dalam kegiatan perorangan dulu kemudian baru digabung dalam kelompok- kelompok kecil.
4. Model IV : kelas besar disuruh melakukan kegiatan secara
perorangan semuanya. e
Hal- hal yang perlu diperhatikan. 1.
Bagi pengajar yang sudah mapan dengan pengajaran secara klasikal, lebih baik mulai pengajaran dengan kelompok kecil baru ke
perorangan, sedang yang belum terbiasa dapat sebaliknya. 2.
Pengajar harus jeli dan selektif karena tidak setiap topik materi itu tepat disajikan secara kelompok kecil atau perorangan tapi lebih tepat
secara klasikal. 3.
Apabila pengajar menggunakan cara pengajaran dengan kelompok kecil, maka langkah awal pengajar mengorganisasikan peserta,
sumber, materi, ruangan, waktu, dan sebagainya. 4.
Pengajaran dengan kelompok kecil sebaiknya pada puncaknya diberi rangkuman materi secara umum, pemantapan hal- hal yang
kurang.laporan setiapkelompok kecil sehingga dapat belajar dari hasil antar kelompok.
5. Sedang pengajaran secara perorangan, pengajar harus mengenal
setiap peserta secara pribadi sehingga proses belajar mengajarnya dapat berjalan lancar.
6. Dalam pengajaran perorangan setiap peserta bebas bekerja dengan
bahan paket belajar. f
Komponen – komponen pengajaran kelompok kecil dan perorangan. 1.
Pengajar mengadakan pendekatan secara pribadi.
2. Pengajar terampil mengorganisasikan.
3. Pengajar terampil membimbing dan memudahkan cara belajar peserta.
4. Pengajar mengadakan supervisi pemanduan.
5. Pengajar terampil merencanakan dan melaksanakan kelompok belajar.
Menurut pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahwa seorang Guru harus menguasai 8 keterampilan mengajar yang meliputi: 1 keterampilan
bertanya, 2 keterampilan memberi penguatan, 3 keterampilan mengadakan variasi, 4 keterampilan menjelaskan, 5 keterampilan membuka dan menutup
pelajaran, 6 keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, 7 keterampilan mengelola kelas, 8 keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Dari delapan keterampilan dasar diatas yang diterapkan di pembelajaran matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbasis problem posing
meliputi: 1 membuka pelajaran, 2 menjelaskan materi, 3 keterampilan bertanya, 4 membimbing dalam diskusi kelompok ahli maupun kelompok asal, 5
mengkondisikan atau mengajar kelompok asal maupun kelompok ahli, 6 mengelola kelas, 7 mengadakan variasi pembelajaran, 8 member penguatan
kepada siswa, 9 menutup pelajaran, 10 menguasai bahan ajar, 11 memilih materi yang berkualitas, 12 memilih media yang berkualitas.
2.1.4.9 Kualitas Media Pembelajaran