2. Pengajar terampil mengorganisasikan.
3. Pengajar terampil membimbing dan memudahkan cara belajar peserta.
4. Pengajar mengadakan supervisi pemanduan.
5. Pengajar terampil merencanakan dan melaksanakan kelompok belajar.
Menurut pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahwa seorang Guru harus menguasai 8 keterampilan mengajar yang meliputi: 1 keterampilan
bertanya, 2 keterampilan memberi penguatan, 3 keterampilan mengadakan variasi, 4 keterampilan menjelaskan, 5 keterampilan membuka dan menutup
pelajaran, 6 keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, 7 keterampilan mengelola kelas, 8 keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Dari delapan keterampilan dasar diatas yang diterapkan di pembelajaran matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbasis problem posing
meliputi: 1 membuka pelajaran, 2 menjelaskan materi, 3 keterampilan bertanya, 4 membimbing dalam diskusi kelompok ahli maupun kelompok asal, 5
mengkondisikan atau mengajar kelompok asal maupun kelompok ahli, 6 mengelola kelas, 7 mengadakan variasi pembelajaran, 8 member penguatan
kepada siswa, 9 menutup pelajaran, 10 menguasai bahan ajar, 11 memilih materi yang berkualitas, 12 memilih media yang berkualitas.
2.1.4.9 Kualitas Media Pembelajaran
Menurut Hamdani 2011 media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim atau penerima pesan. Menurut Criticos dalam Daryanto 2010
media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Menurut AECT Association of Education
and Communication Technology dalam Rahadi 2003 media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Menurut Daryanto 2010 media pembelajaran merupakan sarana
perantara dalam proses pembelajaran. Burhanuddin 2009 menyatakan media sebagai suatu alat yang dapat
digunakan sebagai pembawa pesan atau materi pelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan untuk memudahkan siswa memahami materi
pelajaran. Sugandi 2007 menyatakan media pembelajaran merupakan alatwahana
yang digunakan guru dalam proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran.
Media pembelajaran mempunyai kegunaan untuk memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas; mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya
indra; menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar; memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, auditori dan kinestetik; memberi rangsangan yang sama; mempersamakan pengalaman; dan menimbulkan persepsi yang sama.
Manfaat media menurut Kemp dan Dayton dalam Rahadi 2003 yaitu: 1 penyampaian materi dapat diseragamkan; 2 proses pembelajaran menjadi lebih
jelas dan menarik; 3proses pembelajaran menjadi lebih interaktif; 4 efisiensi waktu dan tenaga; 5 meningkatkan kualitas hasil belajar siswa; 6 media
memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. 7
media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar; 8 merubah peran guru ke arah lebih psoitif dan produktif.
Media dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan pembagiannya. Berdasarkan jenisnya media dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: media auditif; media
visual; media audio-visual. Berdasarkan daya liputnya media dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: media yang mempunyai daya liput yang luas dan serentak; media
yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat; media yang digunakan untuk pengajaran individual. Berdasarkan bahan pembuatannya media
dibagi menjadi dua jenis, yaitu: media yang sederhana dan media yang kompleks. Berdasarkan pengertian diatas, maka media pembelajaran merupakan
segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses
interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna yang berfungsi sebagai perantara yang digunakan
sebagai alat bantu sehingga lebih mudah memahami materi. 2.1.4.10
IklimPembelajaran
Iklim pembelajaran mengacu kepada suasana yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung, dan lebih luas lagi kepada interaksi yang terjadi antara
komponen-komponen pembelajaran seperti, guru dan siswa. Belajar akan lebih optimal dalam iklim yang mendukung.
Menurut Dikti dalam Depdiknas 2004 iklim pembelajaran mencakup: 1.
Suasana kelas yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan pembelajaran yang menarik, menantang, menyenangkan dan bermakna bagi
pembentukan profesionalitas kependidikan. 2.
Perwujudan nilai dan semangat ketauladanan, prakarsa, dan kreativitas guru. Iklim pembelajaran siswa di kelas terdapat dua jenis yaitu iklim
pembelajaran kooperatif dan kompetitif. Iklim pembelajaran kooperatif artinya iklim belajar yang menitikberatkan pada kerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu. Sedangkan iklim pembelajaran kompetitif adalah iklim pembelajaran yang dapat menciptakan persaingan antar siswakelompok untuk mencapai tujuan
tertentu. Guru dalam menciptakan iklim pembelajaran hendaknya menyesuaikan
dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tidak semua tujuan pembelajaran efektif dengan hanya dengan satu iklim belajar saja.Bisa juga iklim pembelajaran
yang diciptakan adalah kolaborasi antara kedua iklim pembelajaran tersebut. Definisi-definisi di atas dapat dipahami bahwa iklim pembelajaran adalah
segala situasi yang muncul antara guru dan peserta didik atau antar peserta didik yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Pembelajaran yang berkualitas
dapat diwujudkan bilamana proses pembelajaran direncanakan dan dirancang dengan matang dan seksama, tahap demi tahap, dan proses demi proses.Peneliti
membatasi iklim pembelajaran dalam penelitian ini hanya pada interaksi yang terjadi pada proses pembelajaran dan suasana kelas.
2.1.5 Hasil Belajar