Keunggulan dan kelemahan pembelajaran Kooperatif tipe

ahli, kemudian mereka kembali ke tim jigsaw untuk mengajarkan materi tersebut kepada teman setim dan berusaha untuk mempelajari sisa materi. Teknik ini sama dengan teka-teki yang disebut pendekatan jigsaw. Sebagai kesimpulan dari pelajaran tersebut siswa dengan bebas memilih kuis dan diberikan nilai individu.

2.1.8.3 Keunggulan dan kelemahan pembelajaran Kooperatif tipe

Jigsaw. 1. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Menurut Arends dalam Muliastuti dkk, 2010 jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan pembelajaran siswa lainnya. Siswa tidak hanya mendengarkan dan mempelajarinya untuk diri sendiri tetapi siswa juga harus siap memberikan dan mengajarkan kepada siswa lain dianggota kelompokknya. Menurut Muliastuti dkk 2010:1006 keunggulan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut: 1 Mempermudah pekerjaan guru dalam mengerjakan karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya. 2 Pemerataan materi penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat. 3 Dapat melatih siswa lebih aktif berbicara dan berpendapat. 2. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Adapun kelemahan dari pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut muliastuti dkk 2010:106 adalah sebagai berikut: 1 Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi cenderung mengendalikan jalannya diskusi. 2 Siswa yang mempunyai kemempuan renadah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi jika kembali ke kelompok asal. 3 Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan . 4 Siswa yang tidak terbiasa untuk mengikuti kompetisi akan merasa kesulitan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan urain diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam model pembelajaran Jigsaw menggabungkan antara pembelajaran individu dan kelompok. Dalam pembelajaran ini siswa di tempatkan dalam kelompok yang heterogen yang dibentuk berdasarkan kemampuan siswa dalam kelas, pembentukan kelompok ada dua macam yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Hal tersebut memungkinkan peran aktif siswa dalam kelompok akan muncul. Utamanya pada saat siswa harus memahami pokok bahasan tertentudi kelompok ahli dan siswa bertanggung jawab nantinya menjelaskan kepada temannya di kelompok asal. Dengan adanya hal tersebut siswa akan saling bekerjasama dalam memberi informasi terkait penjelasan yang sudah dipelajarinya.

2.1.9 Pendekatan Problem Posing

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TPS DENGAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS IV SDN GAJAHMUNGKUR 02 SEMARANG

0 7 335

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL JIGSAW DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 5 331

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL JIGSAW DENGAN MEDIA FLIPCHART PADA SISWA KELAS IV SDN MANGUNSARI SEMARANG

0 8 297

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN Think Pair Share PADA SISWA KELAS VB SDN SAMPANGAN 02 KOTA SEMARANG

1 8 243

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN CD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN GEDANGAN REMBANG

0 3 229

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS IV SDN GUNUNGPATI 02 SEMARANG

0 6 232

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Berbasis CD Pembelajaran Pada Siswa Kelas IV B SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

0 9 199

Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together pada Siswa Kelas IIIC SDN Petompon 02 Semarang

1 7 248

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Kelas II SDN Kandri 02 Semarang Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning.

0 1 1

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model pembelajaran Direct Instruction Pada Siswa Kelas IV SDN Gunungpati 02 Semarang.

0 0 1