Analisis Data Kuesioner Pola Penanganan Kegiatan Pemeliharaan Jalan

commit to user 64 Nilai ∆ITP untuk ruas jalan Kolo Kolo – Bitombang diperoleh -0,61, sehingga untuk penanganan kerusakan perkerasan hanya diperlukan pemeliharaan rutin. Melalui cara yang sama dilakukan perhitungan kekuatan perkerasan jalan untuk ruas-ruas yang lain. Hasil perhitungan dengan metode Analisis Komponen SKBI 1987 enam ruas jalan diberikan pada Tabel 4.26 di bawah ini perhitungan kekuatan perkerasan lentur dilampirkan pada Lampiran E. Tabel 4.26. Hasil Perhitungan Kekuatan Perkerasan Jalan Umur rencana 3 tahun No. Ruas Nama Ruas Paramater Kekuatan Perkerasan Penanganan ITP perlu ITP ada ∆ITP 002 021 034 037 039 065 Kolo Kolo – Bitombang Silolo – Bontobuki Tanabau – Baera Tile Tile – Lembangia Sasara – Rea Rea Tajuiya Baru – Tonjo 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 3,47 3,21 3,21 3,18 3,18 3,43 -0,61 -0,35 -0,35 -0,31 -0,31 -0,56 Pemeliharaan rutin Pemeliharaan rutin Pemeliharaan rutin Pemeliharaan rutin Pemeliharaan rutin Pemeliharaan rutin

4.2.3. Analisis Data Kuesioner Pola Penanganan Kegiatan Pemeliharaan Jalan

4.2.3.1. Uji Validitas Uji validitas menggunakan teknik analisis korelasi Product Moment dari Pearson dengan bantuan software SPSS 16.0. Hasil uji korelasi dikatakan valid apabila korelasi masing-masing skor variabel dengan skor totalnya memiliki nilai r hitung lebih besar dari r tabel = 0,334 untuk n = 35 pada level signifikan 5. a. Uji Validitas Variabel Prosedur Sistem Kontraktual Uji validitas variabel prosedur sistem kontraktual dilakukan dua kali karena terdapat variabel yang tidak valid seperti diberikan pada Tabel 4.27. Tabel 4.27. Hasil Uji Validitas 1 Variabel Prosedur Sistem Kontraktual Variabel Syarat: r hitung ≥ 0,334 Kesimpulan Prosedur Perencanaan 0,490 Valid Prosedur Pelelangan 0,513 Valid Prosedur Kontrak 0,260 Tidak Valid Prosedur Pelaksanaan 0,527 Valid Prosedur Pengawasan 0,430 Valid Prosedur CCO 0,434 Valid Prosedur Pelaporan 0,337 Valid Prosedur Pencairan 0,472 Valid Prosedur PHOFHO 0,495 Valid commit to user 65 Tabel 4.27 menunjukkan bahwa variabel prosedur kontrak tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan skor totalnya. Hal itu disebabkan oleh perbedaan pendapatperspektif para responden. Selanjutnya dilakukan kembali uji validitas dengan menghilangkan variabel prosedur kontrak yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.28. Tabel 4.28. Hasil Uji Validitas 2 Variabel Prosedur Sistem Kontraktual Variabel Syarat: r hitung ≥ 0,334 Kesimpulan Prosedur Perencanaan 0,421 Valid Prosedur Pelelangan 0,490 Valid Prosedur Pelaksanaan 0,506 Valid Prosedur Pengawasan 0,407 Valid Prosedur CCO 0,429 Valid Prosedur Pelaporan 0,370 Valid Prosedur Pencairan 0,556 Valid Prosedur PHOFHO 0,599 Valid b. Uji Validitas Variabel Prosedur Sistem Swakelola Uji validitas variabel prosedur sistem swakelola dilakukan dua kali karena terdapat variabel yang tidak valid seperti diberikan pada Tabel 4.29. Tabel 4.29. Hasil Uji Validitas 1 Variabel Prosedur Sistem Swakelola Variabel Syarat: r hitung ≥ 0,334 Kesimpulan Prosedur Perencanaan 0,798 Valid Prosedur Pelelangan 0609 Valid Prosedur Kontrak 0,700 Valid Prosedur Pelaksanaan 0,733 Valid Prosedur Pengawasan 0,603 Valid Prosedur CCO 0,405 Valid Prosedur Pelaporan 0,219 Tidak Valid Prosedur Pencairan 0,642 Valid Prosedur PHOFHO 0,396 Valid Tabel 4.29 menunjukkan bahwa variabel prosedur pelaporan tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan skor totalnya. Hal itu disebabkan oleh perbedaan pendapatperspektif para responden. Selanjutnya dilakukan kembali uji validitas dengan menghilangkan variabel prosedur pelaporan yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.30. commit to user 66 Tabel 4.30. Hasil Uji Validitas 2 Variabel Prosedur Sistem Swakelola Variabel Syarat: r hitung ≥ 0,334 Kesimpulan Prosedur Perencanaan 0,812 Valid Prosedur Pelelangan 0,617 Valid Prosedur Kontrak 0,714 Valid Prosedur Pelaksanaan 0,762 Valid Prosedur Pengawasan 0,602 Valid Prosedur CCO 0,460 Valid Prosedur Pencairan 0,626 Valid Prosedur PHOFHO 0,358 Valid c. Uji Validitas Variabel Waktu Sistem Kontraktual Uji validitas variabel waktu sistem kontraktual dilakukan dua kali karena terdapat variabel yang tidak valid seperti diberikan pada Tabel 4.31. Tabel 4.31. Hasil Uji Validitas 1 Variabel Waktu Sistem Kontraktual Variabel Syarat: r hitung ≥ 0,334 Kesimpulan Waktu Perencanaan - Tidak Valid Waktu Pelelangan 0,424 Valid Waktu Kontrak 0,633 Valid Waktu Pelaksanaan - Tidak Valid Waktu Pengawasan - Tidak Valid Waktu CCO 0,800 Valid Waktu Pelaporan 0,922 Valid Waktu Pencairan 0,812 Valid Waktu PHOFHO 0,815 Valid Tabel 4.31 menunjukkan bahwa ada beberapa variabel waktu meliputi waktu perencanaan, waktu pelaksanaan, dan waktu pengawasan yang tidak terevaluasi. Hal itu mengindikasikan bahwa tiga variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel tinjauan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap error dalam analisis adalah sebaran data yang tidak terdistribusi normal dan pendapat responden yang seragam terhadap obyek yang ditanyakan. Selanjutnya dilakukan kembali uji validitas dengan menghilangkan variabel- variabel tersebut yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.32. Tabel 4.32. Hasil Uji Validitas 2 Variabel Waktu Sistem Kontraktual Variabel Syarat: r hitung ≥ 0,334 Kesimpulan Waktu Pelelangan 0,424 Valid Waktu Kontrak 0,633 Valid Waktu CCO 0,800 Valid Waktu Pelaporan 0,922 Valid Waktu Pencairan 0,812 Valid Waktu PHOFHO 0,815 Valid commit to user 67 d. Uji Validitas Variabel Waktu Sistem Swakelola Uji validitas variabel waktu sistem swakelola dilakukan dua kali karena terdapat variabel yang tidak valid seperti diberikan pada Tabel 4.33. Tabel 4.33. Hasil Uji Validitas 1 Variabel Waktu Sistem Kontraktual Variabel Syarat: r hitung ≥ 0,334 Kesimpulan Waktu Perencanaan 0,417 Valid Waktu Pelelangan 0,521 Valid Waktu Kontrak 0,404 Valid Waktu Pelaksanaan - Tidak Valid Waktu Pengawasan - Tidak Valid Waktu CCO - Tidak Valid Waktu Pelaporan 0,640 Valid Waktu Pencairan 0,731 Valid Waktu PHOFHO 0,565 Valid Tabel 4.33 menunjukkan bahwa ada beberapa variabel waktu meliputi waktu pelaksanaan, waktu pengawasan, dan waktu CCO yang tidak terevaluasi. Hal itu mengindikasikan bahwa tiga variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel tinjauan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap error dalam analisis adalah sebaran data yang tidak terdistribusi normal dan pendapat responden yang seragam terhadap obyek yang ditanyakan. Selanjutnya dilakukan kembali uji validitas dengan menghilangkan variabel- variabel tersebut yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.34. Tabel 4.34. Hasil Uji Validitas 2 Variabel Waktu Sistem Swakelola Variabel Syarat: r hitung ≥ 0,334 Kesimpulan Waktu Pelelangan 0,417 Valid Waktu Kontrak 0,521 Valid Waktu CCO 0,404 Valid Waktu Pelaporan 0,640 Valid Waktu Pencairan 0,731 Valid Waktu PHOFHO 0,565 Valid e. Uji Validitas Variabel Kualitas Sistem Kontraktual Uji validitas variabel kualitas sistem kontraktual dilakukan dua kali karena terdapat variabel yang tidak valid seperti diberikan pada Tabel 4.35. commit to user 68 Tabel 4.35. Hasil Uji Validitas 1 Variabel Kualitas Sistem Kontraktual Variabel Syarat: r hitung ≥ 0,334 Kesimpulan Survei Perencanaan 0,603 Valid Estimasi Perencanaan 0,604 Valid Dokumen Perencanaan 0,541 Valid Kecukupan Pengawas 0,602 Valid Keahlian Pengawas 0,139 Tidak Valid Ketersediaan Peralatan 0,610 Valid Keterampilan Pelaksana 0,301 Tidak Valid Kesesuaian Rencana – Realisasi 0,729 Valid Hasil Pekerjaan 0,639 Valid Tingkat Kenyamanan 0,682 Valid Tabel 4.35 menunjukkan bahwa ada beberapa variabel kualitas meliputi keahlian pengawas dan keterampilan pelaksana yang tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan skor totalnya. Hal itu disebabkan oleh perbedaan pendapatperspektif para responden. Tabel 4.36. Hasil Uji Validitas 2 Variabel Waktu Sistem Kontraktual Variabel Syarat: r hitung ≥ 0,334 Kesimpulan Survei Perencanaan 0,624 Valid Estimasi Perencanaan 0,698 Valid Dokumen Perencanaan 0,629 Valid Kecukupan Pengawas 0,559 Valid Ketersediaan Peralatan 0,556 Valid Kesesuaian Rencana – Realisasi 0,772 Valid Hasil Pekerjaan 0,655 Valid Tingkat Kenyamanan 0,651 Valid f. Uji Validitas Variabel Kualitas Sistem Swakelola Uji validitas variabel kualitas sistem swakelola dilakukan dua kali karena terdapat variabel yang tidak valid seperti diberikan pada Tabel 4.37. Tabel 4.37. Hasil Uji Validitas 1 Variabel Kualitas Sistem Swakelola Variabel Syarat: r hitung ≥ 0,334 Kesimpulan Survei Perencanaan 0,444 Valid Estimasi Perencanaan 0,561 Valid Dokumen Perencanaan 0,348 Valid Kecukupan Pengawas 0,596 Valid Keahlian Pengawas 0,621 Valid Ketersediaan Peralatan 0,194 Tidak Valid Keterampilan Pelaksana 0,572 Valid Kesesuaian Rencana – Realisasi 0,644 Valid Hasil Pekerjaan 0,663 Valid Tingkat Kenyamanan 0,623 Valid commit to user 69 Tabel 4.37 menunjukkan bahwa ketersediaan peralatan tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan skor totalnya. Hal itu disebabkan oleh perbedaan pendapatperspektif para responden. Selanjutnya dilakukan kembali uji validitas dengan menghilangkan variabel tersebut yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.38. Tabel 4.38. Hasil Uji Validitas 2 Variabel Waktu Sistem Swakelola Variabel Syarat: r hitung ≥ 0,334 Kesimpulan Survei Perencanaan 0,481 Valid Estimasi Perencanaan 0,570 Valid Dokumen Perencanaan 0,363 Valid Kecukupan Pengawas 0,591 Valid Keahlian Pengawas 0,611 Valid Keterampilan Pelaksana 0,564 Valid Kesesuaian Rencana – Realisasi 0,676 Valid Hasil Pekerjaan 0,658 Valid Tingkat Kenyamanan 0,596 Valid 4.2.3.2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas menggunakan teknik analisis Cronbach’s Alpha dengan bantuan software SPSS 16.0. Hasil uji reliabilitas dapat diterima apabila nilai koefisien alpha α lebih besar dari 0,60. Hasil pengujian reliabilitas untuk enam variabel yang dianalisis disajikan pada Tabel 4.39. Tabel 4.39. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Alpha α Kesimpulan Prosedur Sistem Kontraktual 0,669 Reliabilitas diterima Prosedur Sistem Swakelola 0,738 Reliabilitas diterima Waktu Sistem Kontraktual 0,786 Reliabilitas diterima Waktu Sistem Swakelola 0,704 Reliabilitas diterima Kualitas Sistem Kontraktual 0,731 Reliabilitas diterima Kualitas Sistem Swakelola 0,725 Reliabilitas diterima Nilai Alpha α menunjukkan konsistensi pengukuran jika dilakukan pada kelompok dan alat ukur yang sama. Misalnya pada variabel prosedur sistem kontraktual, nilai alpha α sebesar 0,669 menunjukkan konsistensi apabila dilakukan pengukuran ulang adalah 66,9 . 4.2.3.3. Tes “t” Student t Test “t” dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang meyakinkan signifikan dari dua buah mean sampel dua buah variabel yang dkomparatifkan. Test “t” yang digunakan adalah independent sample t-test untuk mengetahui perbandingan pola penanganan pemeliharaan jalan kabupaten antara commit to user 70 sistem kontraktual dengan sistem swakelola di Kabupaten Selayar dengan menggunakan variabel prosedur pelaksanaan, waktu pelaksanaan, dan mutu pelaksanaan pekerjaan. Besarnya koefisien komparatif dengan menggunakan test “t” diberi simbol t hitung dapat bertanda positif atau negatif. Tanda negatif bukan tanda aljabar sehingga tetap diartikan sebagai selisih derajat perbedaan. Cara memberikan interpretasi terhadap t hitung adalah dengan merumuskan hipotesis alternatif Ha yang menyatakan perbedaan dan hipotesis nol Ho yang menyatakan tidak ada perbedaan. Berdasarkan nilai df atau db dibandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel dengan ketentuan, jika t hitung sama dengan atau lebih besar dari t tabel , maka hipotesis nol Ho ditolak, berarti ada perbedaan yang signifikan. Jika t hitung lebih kecil dari t tabel , maka hipotesis nol Ho diterima, berarti tidak ada perbedaan yang signifikan. a. Tes “t” Variabel Prosedur Variabel-variabel pendukung untuk dikomparatifkan adalah variabel yang dinyatakan valid untuk kedua sistem berdasarkan hasil uji validitas prosedur sistem kontraktual dan swakelola seperti ditunjukkan pada Tabel 4.28 dan Tabel 4.30. Variabel-variabel tersebut meliputi prosedur perencanaan, prosedur pelelangan, prosedur pelaksanaan, prosedur pengawasan, prosedur CCO, prosedur pencairan, dan prosedur PHOFHO. Sebelum melakukan uji statistik, dituliskan kembali rumusan hipotesis yang akan dianalisis untuk variabel prosedur. Ho 1 : Tidak ada perbedaan prosedur pelaksanaan pemeliharaan jalan antara dikontrakkan dengan swakelola. Ha 1 : Ada perbedaan prosedur pelaksanaan pemeliharaan jalan antara dikontrakkan dengan swakelola. Hasil tes “t” untuk variabel prosedur antara sistem kontraktual dengan sistem swakelola dengan bantuan SPSS 16.0 dapat dilihat pada Tabel 4.40. commit to user 71 Tabel 4.40. Independent Samples t-Test Variabel Prosedur Levene’s Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. t df Sig. 2- tailed Mean Difference Std. Error Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Prosedur Equal variances assumed 7.892 .006 -6.176 68 .000 -3.171 .514 -4.196 -2.147 Equal variances not assumed -6.176 59.484 .000 -3.171 .514 -4.199 -2.144 Tabel 4.40 memperlihatkan nilai t hitung sebesar 6,176 untuk df = 68, perbedaan mean = 3,171, perbedaan standar error = 0,514. Nilai t hitung = 6,176 dibandingkan dengan t tabel untuk df = 68. Berdasarkan tabel distribusi t diperoleh nilai kritik “t” pada taraf signifikan 5 = 1,995, sehingga t hitung lebih besar dari t tabel . Kesimpulan pengujian hipotesis adalah Ho ditolak atau Ha diterima. Hal itu mengindikasikan bahwa ada perbedaan prosedur pelaksanaan pemeliharaan jalan antara dikontrakkan dengan swakelola. b. Tes “t” Variabel Waktu Variabel-variabel pendukung untuk dikomparatifkan adalah variabel yang dinyatakan valid untuk kedua sistem berdasarkan hasil uji validitas waktu antara sistem kontraktual dan swakelola seperti ditunjukkan pada Tabel 4.32 dan Tabel 4.34. Variabel-variabel tersebut meliputi waktu pelelangan, waktu pembuatan kontrak, waktu pelaporan, waktu pencairan, dan waktu PHOFHO. Sebelum melakukan uji statistik, dituliskan kembali rumusan hipotesis yang akan dianalisis untuk variabel prosedur. Ho 1 : Tidak ada perbedaan waktu pelaksanaan pemeliharaan jalan antara dikontrakkan dengan swakelola. Ha 1 : Ada perbedaan waktu pelaksanaan pemeliharaan jalan antara dikontrakkan dengan swakelola. Hasil tes “t” untuk variabel waktu antara sistem kontraktual dengan sistem swakelola dengan bantuan SPSS 16.0 dapat dilihat pada Tabel 4.41. commit to user 72 Tabel 4.41. Independent Samples t-Test Variabel Waktu Levenes Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. t df Sig. 2- tailed Mean Difference Std. Error Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Waktu Equal variances assumed 6.176 .015 -7.117 68 .000 -3.086 .434 -3.951 -2.221 Equal variances not assumed -7.117 63.526 .000 -3.086 .434 -3.952 -2.219 Tabel 4.41 memperlihatkan nilai t hitung sebesar 7,117 untuk df = 68, perbedaan mean = 3,086, perbedaan standar error = 0,434. Nilai t hitung = 7,117 dibandingkan dengan t tabel untuk df = 68. Berdasarkan tabel distribusi t diperoleh nilai kritik “t” pada taraf signifikan 5 = 1,995, sehingga t hitung lebih besar dari t tabel . Kesimpulan pengujian hipotesis adalah Ho ditolak atau Ha diterima. Hal itu mengindikasikan bahwa ada perbedaan waktu pelaksanaan pemeliharaan jalan antara dikontrakkan dengan swakelola. c. Tes “t” Variabel Mutu Variabel-variabel pendukung untuk dikomparatifkan adalah variabel yang dinyatakan valid untuk kedua sistem berdasarkan hasil uji validitas mutukualitas antara sistem kontraktual dan swakelola seperti ditunjukkan pada Tabel 4.36 dan Tabel 4.38. Variabel-variabel tersebut meliputi survei perencanaan, estimasi perencanaan, dokumen perencanaan, kecukupan pengawas, kesesuaian rencana dengan realisasi, hasil pekerjaan, dan tingkat kenyamanan. Sebelum melakukan uji statistik, dituliskan kembali rumusan hipotesis yang akan dianalisis untuk variabel prosedur. Ho 1 : Tidak ada perbedaan mutu pelaksanaan pemeliharaan jalan antara dikontrakkan dengan swakelola. Ha 1 : Ada perbedaan mutu pelaksanaan pemeliharaan jalan antara dikontrakkan dengan swakelola. Hasil tes “t” untuk variabel mutu antara sistem kontraktual dengan sistem swakelola dengan bantuan SPSS 16.0 dapat dilihat pada Tabel 4.42. commit to user 73 Tabel 4.42. Independent Samples t-Test Variabel MutuKualitas Levenes Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. t df Sig. 2- tailed Mean Differenc e Std. Error Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Kualitas Equal variances assumed 1.135 .290 -2.275 68 .026 -1.229 .540 -2.306 -.151 Equal variances not assumed -2.275 64.889 .026 -1.229 .540 -2.307 -.150 Tabel 4.42 memperlihatkan nilai t hitung sebesar 2,275 untuk df = 68, perbedaan mean = 1,229, perbedaan standar error = 0,540. Nilai t hitung = 2,275 dibandingkan dengan t tabel untuk df = 68. Berdasarkan tabel distribusi t diperoleh nilai kritik “t” pada taraf signifikan 5 = 1,995, sehingga t hitung lebih besar dari t tabel . Kesimpulan pengujian hipotesis adalah Ho ditolak atau Ha diterima. Hal itu mengindikasikan bahwa ada perbedaan mutu atau kualitas pelaksanaan pemeliharaan jalan antara dikontrakkan dengan swakelola. Rangkuman hasil uji hipotesis dengan metode Independent Sample t-Test mengenai perbandingan pola penanganan pemeliharaan jalan kabupaten di Kabupaten Selayar terhadap tiga variabel meliputi variabel prosedur, variabel waktu, dan variabel mutukualitas selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.43. Tabel 4.43. Rangkuman Hasil Uji Hipotesis No Variabel Hipotesis Nol Hasil Uji Kesimpulan 1 Prosedur Tidak ada perbedaan prosedur pelaksanaan pemeliharaan jalan antara dikontrakkan dengan swakelola t hitung t tabel Ditolak 2 Waktu Tidak ada perbedaan waktu pelaksanaan pemeliharaan jalan antara dikontrakkan dengan swakelola t hitung t tabel Ditolak 3 Mutu Tidak ada perbedaan mutu pelaksanaan pemeliharaan jalan antara dikontrakkan dengan swakelola t hitung t tabel Ditolak commit to user 74

4.3. Pembahasan