Tingkat Kemantapan Jalan Landasan Teori

commit to user 11 Tabel 2.2. Klasifikasi Jalan Kabupaten Anonim, 2005c Kelas Jalan Fungsi Jalan KRLL LHR smp Lebar Perk. m Tipe Permukaan Keterangan III A Lokal Primer 4 500 5,5 Aspal Jalan kabupaten yang menghubungkan ibu kota kabupaten dengan pusat kecamatan III B Lokal Sekunder 3 200 - 500 5,5 Aspal Jalan kabupaten yang menghubungkan pusat kecamatan dengan pusat kecamatan lainnya 2 50 – 200 5,5 Min Kerikil dan Maks Aspal III C Lokal Sekunder 1 50 5,5 Kerikil Jalan kabupaten yang menghubungkan desa dengan pusat kecamatan Walaupun demikian dimungkinkan volume lalu lintas normal melewati jalan kabupaten sehingga dalam metode perencanaannya, baik tebal perkerasan maupun geometrik harus disesuaikan dengan volume lalu lintas yang ada, yaitu volume lalu lintas rendah LHR ≤ 1.000 smp atau volume lalu lintas normal LHR 1.000 smp. Syarat minimal digunakan bila anggaran tidak mencukupi, pekerjaan layak secara ekonomis dan sumber daya mendukungmemadai.

2.2.3. Tingkat Kemantapan Jalan

Departemen Pekerjaan Umum melalui Kepmen Kimpraswil No.534KPTSM2001 merumuskan tujuan penanganan jalan yakni 100 jalan mantap. Tingkat kemantapan jalan ditentukan oleh dua kriteria, yaitu mantap secara konstruksi dan mantap dalam layanan lalu lintas Anonim, 2005c. 2.2.3.1. Definisi Kemantapan Jalan Definisi kondisi pelayanan mantap, tidak mantap, dan kritis didefinisikan sebagai berikut: a. Kondisi Pelayanan Mantap Kondisi pelayanan sejak konstruksi masih baru sampai dengan kondisi pelayanan pada batas kemantapan akhir umur rencana dan penurunan nilai kemantapan wajar seperti yang diperhitungkan. Termasuk dalam kondisi ini adalah jalan dengan kondisi baik dan sedang. commit to user 12 b. Kondisi Pelayanan Tidak Mantap Kondisi pelayanan berada di antara batas kemantapan sampai dengan batas kritis. Termasuk dalam kondisi ini adalah jalan dengan kondisi rusak atau kurang baik. c. Kondisi Kritis Kondisi pelayanan dengan nilai kemantapan mulai dari batas kekritisan sampai dengan tidak terukur lagi, dimana kondisi tersebut menyebabkan kapasitas jalan menurun. Termasuk dalam kondisi ini adalah jalan dengan kondisi rusak berat atau buruk. 2.2.3.2. Kriteria Kemantapan Jalan Untuk menentukan suatu jalan dalam koridor ‘mantap’ maka diperlukan beberapa parameter yang dijadikan tolok ukur untuk menganalisisnya. Parameter yang dibutuhkan harus memenuhi beberapa syarat utama, antara lain: a. Parameter dapat mewakilimencerminkan kondisi jalan yang ditinjau; b. Tersedia untuk seluruh jalan yang akan dievaluasi; c. Diperbarui minimal setiap tahun dengan biaya yang murah ekonomis. Pada Gambar 2.1 diperlihatkan penurunan kondisi jalan dengan indikasi adanya kerusakan pada permukaan perkerasan jalan akibat beban lalu lintas dan faktor non lalu lintas. Penurunan kondisi tersebut mengakibatkan umur perkerasan jalan akan berkurang. Gambar 2.1. Hubungan Kondisi Fisik Jalan dengan Kebutuhan Penanganan Anonim, 2005c Masa Pelayanan Jalan Pemeliharaan Rutin Pt Po Kondisi Baik Pemeliharaan Berkala Batas Kritis Batas kemantapan Peningkatan Apabila Pemeliharaan Rutin Berkala dilakukan dgn baik Kondisi Sedang Kondisi Rusak Kondisi Rusak Berat Pt Apabila tidak ada pemeliharaan Pk Pk Rekonstruksi N ilai K on str uks i Jalan S er viceab ility I n dex commit to user 13

2.2.4. Kinerja Perkerasan Lentur