70
3. Tahap Penutupan Musyawarah Apabila proses kesepakatan telah dicapai, maka musyawarah akan di tutup
oleh pihak-pihak yang bermasalah agar berkompeten.
4.5 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Penyelesaian Konflik Tanah Warisan 4.5.1 Pihak keluarga Op. Johan dan Op.Mika
Dalam konflik ini dapat dijelaskan bahwa hubungan dari Op. Johan dengan Op.Mika termasuk hubungan yang dekat karena mereka merupakan
pihak boru yang dituntut untuk hak tanah warisan. Tetapi pada dasarnya pemegang atau pemakai lahan ialah keluarga Op. Mika Lonim. Pihak ini
sangat bekerja sama untuk mempertahankan tanah yang diberikan orang tuanya walaupun tidak ada bukti yang mendominasi. Maka konflik ini dapat
ditegaskan karena kentalnya budaya patriakhi terkhususnya pada masyarakat Batak Toba. Hal ini memunculkan renggangnya persaudaraan antar keluarga
secara generasi yang membuat kesalahpahaman antar beberapa pihak yang berkonflik.
4.5.2 Pihak keluarga Op.Saiden, Op.Timo, Op.Tuppak
Keluarga ini merupakan keluarga dari bagian anak laki-laki yang tidak terima atas keputusan para pihak boru yang mengambil alih sebagai pemilik.
Akibat hal ini terjadi penuntutan atas kepemilikan tanah warisan yang harus dibagi secara merata. Pihak ini sangat menuntut atas segala kinerja pemegang
lahan yang hanya sebagai pemakai lahan saja. Maka pihak ini juga sangat bekerja sama untuk mengambil alih atas dasar sistem kekeluargaan yang
mampu menunjukkan pertalian sedarah agar tidak terjadi pengambilan keputusan mendirikan tugu keturunannya sendiri tanpa ada diskusi yang baik
Universitas Sumatera Utara
71
antar pihak-pihak keluarga yang bergenerasi. Menurut pihak ini mereka cukup diam atas beberapa tahun sebagai pemakai lahan yang tidak diberikan
hasil atau sewa tanah yang merata. Selain itu, adapun pihak yang ikut serta dalam menangani konflik tanah warisan di
Ajibata, Seperti: a. Pemerintah Kelurahan Ajibata
Adapun peranan Pemerintah yakni: 1. Sebagai penegah untuk pihak-pihak yang berkonflik dengan cara adil.
2. Pemberi solusi baik secara mengajukan pembuatan sertifikat tanah maupun dalam mendamaikan pihak keluarga yang berkonflik.
b. Tokoh adat yang sudah lama tinggal di Ajibata dan telah berpengalaman dalam menangani konflik tanah warisan
Adapun peranan tokoh adat Batak Toba yakni: 1. Bersifat adil dengan menerima informasi yang bersengketa dari kepala
desa yang berkaitan dengan laporan di lapangan. 2. Mempertimbangkan permasalahan dengan keputusan tanpa memihak salah
satu pihak. c. Peranan mediator
Mediator dianggap sebagai pihak ketiga, karena: kehendaknya sendiri, ditunjuk oleh tokoh adat, dan diminta kedua belah pihak. Adapun menjadi
peranan mediator yakni: 1. Sebagai perantara antar pihak yang bersengketa
Universitas Sumatera Utara
72
2. Sebagai penasehat kepada pihak bersengketa 3. Peranan kepala desa
Pada hakikatnya, kasus pertanahan didasari karena adanya kepentingan antar individu maupun kelompok yang memiliki responreaksi terhadap penyelesaian
konflik yang berkepentingan antar masyarakat maupun keluarga yang bersangkutan. Dalam proses ini bermula pada pengaduan pemegang lahan atas ketidaknyamanan
pada tuntutan hak tanah, baik terhadap status tanah, prioritas, maupun kepemilikannya dengan harapan dapat memperoleh penyelesaian secara administrasi
sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
4.6 Bentuk-Bentuk Penyelesaian Konflik Harta Warisan