Hukum Kekekalan Massa Hukum Lavoisier

7 4 Hukum Dasar Kimia Hukum Kekekalan Massa Tujuan: Mengamati hubungan massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi. Alat dan Bahan Neraca Gelas kimia 500 mL Tabung reaksi berbentuk Y terbalik Tabung reaksi biasa 2 Silinder ukur 10 mL Serbuk pualam sebesar pasir kira-kira 1 g Larutan asam klorida HCl 2M Larutan kalium iodida KI 0,5 M Larutan timbalII asetat PbCH 3 COO 2 0,1 M Larutan tembagaII sulfat CuSO 4 0,1 M Cara Kerja 1. Reaksi antara larutan KI dengan larutan PbCH 3 COO 2 . • Masukkan 5 mL larutan Kl 0,5 M ke dalam salah satu kaki tabung bentuk Y terbalik, dan 5 mL larutan PbCH 3 COO 2 ke dalam kaki yang satu lagi. • Masukkan tabung bentuk Y tesebut ke dalam sebuah gelas kimia 500 mL dengan hati-hati, kemudian timbanglah gelas itu beserta isinya. Catat massanya. • Miringkan tabung bentuk Y sehingga larutan pada kedua kakinya bercampur. Perhatikan reaksi yang terjadi. Timbang kembali gelas kimia beserta tabung berisi larutan itu. Catat massanya. • Bandingkan massa tabung beserta isinya sebelum dan sesudah reaksi. 2. Lakukan percobaan yang sama dengan menggunakan larutan CuSO 4 dan larutan KI. 3. Reaksi antara pualam dengan larutan HCl. • Masukkan 2 g serbuk pualam ke dalam satu gelas kimia 100 mL • Ukur 20 mL larutan HCl 2 M dan masukkan ke dalam sebuah gelas kimia lain. Masukkan kedua gelas kimia itu ke dalam gelas kimia 500 mL, kemudian timbang. Catat massanya. • Tuangkan larutan HCl ke dalam gelas berisi serbuk pualam dan biarkan hingga reaksi berhenti. Kemudian kedua gelas dimasukkan kembali ke dalam gelas kimia 500 mL tadi, lalu timbang sekali lagi. Catat massanya. • Bandingkan massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi. Pertanyaan: 1. Kesimpulan apa yang dapat ditarik dari percobaan 1 dan 2? 2. Jika massa zat-zat hasil reaksi lebih kecil daripada massa zat-zat yang direaksikan pada percobaan 3, bagaimana Anda menjelaskan itu? 7 5 Kimia Kelas X

B. Hukum Perbandingan Tetap Hukum Proust

Tabel 5.1 Hasil Eksperimen Proust Massa Hidrogen yang Direaksikan g Massa Oksigen yang Direaksikan g Massa Air yang Terbentuk g Sisa Hidrogen atau Oksigen g 1 2 1 2 8 8 9 16 9 9 9 18 – 1 g hidrogen 1 g oksigen – Dari tabel di atas terlihat, bahwa setiap 1 g gas hidrogen bereaksi dengan 8 g oksigen menghasilkan 9 g air. Hal ini membuktikan bahwa massa hidrogen dan massa oksigen yang terkandung dalam air memiliki perbandingan yang tetap yaitu 1 : 8, berapapun banyaknya air yang terbentuk. Dari percobaan yang dilakukannya, Proust mengemukakan teorinya yang terkenal dengan sebutan hukum perbandingan tetap, yang berbunyi: Perbandingan massa unsur-unsur penyusun suatu senyawa selalu tetap. Ada berbagai senyawa yang dibentuk oleh dua unsur atau lebih, sebagai contoh air H 2 O. Air dibentuk oleh dua unsur yaitu unsur hidrogen dan oksigen. Materi mempunyai massa, termasuk hidrogen dan oksigen. Bagaimana kita mengetahui massa unsur hidrogen dan oksigen yang terdapat dalam air? Seorang ahli kimia Prancis yang bernama Joseph Louis Proust 1754–1826 mencoba menggabungkan hidrogen dan oksigen untuk membentuk air. Joseph Louis Proust 1754- 1826 seorang ahli kimia dari Prancis. Pada tahun 1799 menemukan hukum perbandingan tetap. Jika kita mereaksikan 4 g hidrogen dengan 40 g oksigen, berapa g air yang terbentuk? Jawab: Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen = 1 : 8. Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen yang dicampurkan = 4 : 40. Oleh karena perbandingan hidrogen dan oksigen = 1 : 8 maka 4 gr hidrogen memerlukan 4 x 8 g oksigen yaitu 32 g. 7 6 Hukum Dasar Kimia Pada kasus ini oksigen yang dicampurkan tidak bereaksi semuanya, oksigen masih bersisa sebanyak 40 – 32 g = 8 g. Nah, sekarang kita akan menghitung berapa massa air yang terbentuk dari 4 g hidrogen dan 32 g oksigen. Jawabannya tentu saja 36 g. Ditulis sebagai H 2 + O 2 o H 2 O Perbandingan massa 1 g 8 g 9 g Jika awal reaksi 4 g 40 g . . . g Yang bereaksi 4 g 32 g 36 g Oksigen bersisa = 8 g Hukum Proust dapat dijabarkan lagi, dalam rangka menentukan kadar unsur atau massa unsur dalam senyawa. Secara umum untuk senyawa : A m B n • A dalam A m B n = r m n r m n mxA A xA B M A B • Massa B dalam A m B n = r m n r m n nxA B x massa A B M A B Oleh karena itu dapat juga diturunkan kadar zat dalam campuran, cuplikan, atau mineral, atau bijih. zat dalam campuran = Banyaknya zat tersebut x Banyaknya campuran 100 Berapa kadar C dalam 50 g CaCO 3 ? A r : C = 12; O= 16; Ca=40 Jawab: Massa C = A r C M r CaCO 3 x massa CaCO 3 = 12100 x 50 g = 6 g Kadar C = massa C massa CaCO 3 x 100 = 650 x 100 = 12 Dari uraian di atas dapat disimpulkan sifat-sifat senyawa sebagai berikut. 1. Tergolong zat tunggal. 2. Homogen. 3. Dengan cara kimia dapat diuraikan menjadi dua jenis zat atau lebih. 4. Terdiri dari dua jenis unsur atau lebih dengan perbandingan tertentu. 5. Mempunyai sifat-sifat tertentu yang berbeda dari sifat unsur-unsur penyusunnya sifat unsur penyusun senyawa tidak tampak lagi.