Kompetensi Inti KI Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Materi Pembelajaran Metode Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

G. Media dan Sumber Pembelajaran

1. Media a. Power point b. Lembar Kerja Siswa 2. Alat a. LCD b. Proyektor c. Laptop 3. Sumber belajar  Alam S. 2007. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Esis. Halaman 2-19  Media Elektronik atau cetak  Internet  Dan sumber lainnya

H. Penilaian Hasil Pembelajaran 1.

Kompetensi Sikap a. Jenisteknik Penilaian : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

2. Kompetensi Pengetahuan

a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis b. Bentuk Instrumen : Soal Pilihan Ganda c. Instrumen terlampir d. Pedoman Penskoran dan Penentuan Nilai terlampir

3. Kompetensi Keterampilan

a. Teknik Penilaian : Non Tes Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi terlampir c. Instrumen terlampir d. Pedoman Pensekoran dan Penentuan Nilai terlampir Yogyakarta, 30 Juli 2016 Lampiran 1. Materi Pembelajaran Ketenagakerjan dan Pengangguran

A. Sistem upah

1. Pengertian Sistem Upah

Sistem upah merupakan kebijakan dan strategi yang menentukan kompensasi yang diterima pekerja. Kompensasi sendiri merupakan bayaran atau upah yang diterima oleh pekerja sebagai balas jasa atas hasil kerjaan mereka.

2. Penghitungan Upah

Secara mendasar pemberian upah memiliki tiga tujuan sebagai berikut : a. Menarik pekerja-pekerja berbakat agar masuk kedalam perusahaan tsb b. Mempertahankan karyawan terbaik agar tidak pindah ke perusahaan lain c. Memotivasi karyawan tersebut dalam bekerja

3. Bentuk-Bentuk Kompensasi Upah

a. Sistem upah menurut waktu Menurut sistem ini, besarnya upah didasarkan pada lama bekerja seseorang. Satuan waktu dihitung per jam, per hari, per minggu atau per bulan. Misalnya pekerja bangunan dibayar per hari atau per minggu. Contohnya apabila seorang tukang bangunan dalam satu hari diberikan kompensasi sebesar Rp. 50.000hari maka jika tukang tersebut bekerja selama 10 hari, tukang tersebut harus diberi upah sebesar Rp. 500.000 b. Sistem upah menurut satuan hasil Menurut sistem ini, besarnya upah didasarkan pada jumlah barang yang dihasilkan oleh seseorang. Satuan hasil dihitung per potong barang, per satuan panjang, atau per satuan berat. Misalnya upah pemetik daun teh dihitung per kilogram. c. Sistem upah borongan Menurut sistem ini pembayaran upah berdasarkan atas kesepakatan antara pemberi kerja dan pekerja. Misalnya upah untuk memperbaiki mobil yang rusak, membangun rumah, dll. Upah model ini harus jelas bukan hanya besarnya upah yang disepakati, tetapi juga berapa lama pekerjaan yang ditugaskan kepada penerima borongan harus selesai. d. Sistem upah partisipasi atau biasa disebut upah bonus Sistem bonus adalah pembayaran tambahan di luar upah atau gaji yang ditujukan untuk merangsang memberi insentif agar pekerja dapat menjalankan tugasnya lebih baik dan penuh tanggungjawab, dengan harapan keuntungan lebih tinggi. Makin tinggi keuntungan yang diperoleh makin besar bonus yang diberikan pada pekerja. Sistem bonus ini lebih-lebih akan terlaksana jika majikan berjiwa dermawan. e. Sistem mitra usaha Dalam sistem ini pembayaran upah sebagian diberikan dalam bentuk saham perusahaan, tetapi saham tersebut tidak diberikan kepada perorangan melainkan pada organisasi pekerja di perusahaan tersebut. Dengan demikian hubungan kerja antara perusahaan dengan pekerja dapat ditingkatkan menjadi hubungan antara perusahaan dan mitra kerja. Contoh sederhana dari sistem ini adalah koperasi. f. Sistem upah skala berubah atau slinding scale Merupakan sebuah sistem dengan pemberian upah didasarkan pada skala hasil penjualan yang selalu berubah. Jika terjadi peningkatan hasil penjualan maka jumlah balas jasa yang dibayarkan akan bertambah dan sebaliknya. g. Sistem upah bagi hasil Sistem upah dimana dalam pemberian upah dilakukan dengan memberikan bagian tertentu kepada karyawan dari hasil keuntungan yang didapatkan. Contohnya adalah petani penggarap menggarap sawah orang lain dengan kesepakatan bagi hasil 50. Jadi jika sawah yang digarap petani penggarap menghasilkan 4ton beras maka petani penggarap akan mendapatkan 2 ton beras. Sistem upah indeks biaya hidup Sistem upah dimana pemberian upah berdasarkan pada tinggi-rendahnya biaya hidup. Contohnya upah di Jakarta lebih tinggi dibanding upah di Jogja, hal ini dikarenakan biaya hidup di Jakarta lebih mahal dibanding di Jogja. h. Sistem upah premi Pemberian upah dilakukan dengan mengombinasikan sistem upah prestasi ditambahkan dengan premi tertentu. Contoh Jika karyawan mampu menghasilkan 1 boneka ia diberi upah Rp 10.000,00. Karyawan mampu menghasilkan 50 boneka dalam 1 jam maka karyawan akan mendapatkan balas jasa sebesar Rp 500.000,00 dan selebihnya dari 50 boneka tersebut akan diberi premi Rp 900,00 tiap boneka. Dengan demikian jika karyawan mampu menghasilkan 80 boneka, karyawan akan diberi upah sebesar 80x10.000+ 30x900.