Laporan Tahunan
Annual Report
2011
4 PPh Pasal 4 ayat 2 merupakan pajak penghasilan yang dikenakan terkait dengan pendapatan yang berasal dari
pendapatan bunga deposito, jasa giro dan pendapatan atas sewa tanah bangunan, Pajak ini bersifat final.
Realisasi PPh Pasal 4 ayat 2 Tahun 2011 sebesar Rp. 16.981.298.899, hal ini disebabkan pendapatan
persewaan atas tanah dan bangunan yang belum tertagih.
5 PPN PKPPPN Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan kepada PT KA selaku Pengusaha Kena
Pajak PKP saat melakukan penyerahanpenjualan jasabarang. Adapun realisasi PPN Keluaran adalah
sebesar Rp. 233.810.847.138, disebabkan adanya faktur pajak susulan pembetulan.
6 PPN PKP Masukan adalah PPN yang terjadi akibat adanya transaksi pembelian barangjasa. Realisasi Tahun
2011 sebesar Rp. 158.644.029.285, hal ini disebabkan adanya transaksi pembelian barangjasa yang belum
terealisasi. 7 PPN Dibebaskan adalah PPN yang dibebaskan
berdasarkan PP No. 146 Tahun 2000, sebagaimana telah diubah dengan PP No.38 Tahun 2003. Tidak dianggarkan
dan Realisasinya Nihil. 8 Pph Psl 25 adalah PPh Badan yakni Pajak yang dipungut
dari BUMN BUMD yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan untuk memperoleh penghasilan.
Tahun 2011 terealisasi Rp. 32.548.167.412,- 9 PBB belum terealisasi Rp. 16.348.314.462,-
b. Deviden Pembayaran deviden kepada pemegang saham melalui
Menteri Keuangan RI pada Tahun 2011 adalah nihil. c. Devisa
Pada Tahun 2011 PT. Kereta Api Indonesia Persero tidak menghasilkan devisa karena tidak bergerak dalam bidang
yang bisa menghasilkan devisa
VII. Kemampuan Membayar Hutang dan Tingkat Kolektibilitas Kemampuan Membayar Hutang
Untuk pinjaman jangka panjang Investasi pengadaan sarana baik di Sumatera Selatan maupun di Jawa, PT. KAI
mempunyai kemampuan membayar utang sesuai dengan schedule dalam perjanjian mengingat investasi tersebut didukung
oleh kontrak angkutan baik Batu Bara PT. BA maupun Non PT. BA serta angkutan barang lainnya di Jawa.
Untuk pinjaman jangka pendek Kredit Modal Kerja dari BNI dan BRI, PT. KAI selalu dapat membayar cicilan sesuai
dengan schedule dalam perjanjian. Realisasi Liabilitas Jangka Pendek sebesar
Rp. 1.237.591.454.835,- atau 115,61 terhadap anggarannya sebesar Rp. 1.070.527.763.647,- hal ini terkait dengan
meningkatnya hutang kepada pihak ketiga, adanya hutang pajak, kenaikan biaya yang masih harus dibayar dan adanya realisasi
Kredit Modal Kerja KMK termasuk anak perusahaan.
Sementara untuk Realisasi Liabilitas Jangka Panjang sebesar Rp. 880.623.076.766. Disebabkan pembayaran hutang
PSL dan anggaran termasuk pinjaman Bank sedangkan realisasi dicatat di liabilitas jangka pendek.
Tingkat kolektibilitas piutang
Mitra kerja PT. KAI dalam melakukan pembayaran sesuai dengan termin yang telah disepakati dalam perjanjian.
4 PPh Pasal 4 ayat 2 is remuneration tax applied in relation to the income earned from deposit interest,
giro service, and income raised from property leasing. This tax is final. It reaches Rp.16.981.298.899 in 2011
due to the uncollected property leasing.
5 PPN PKPPPN output is Value Added Tax applied to PT KA as the assessable in providingselling
servicegoods. This reaches Rp. 233.810.847.138, due to supplementary tax income.
6 PPN PKP input is Valued Added Tax applied as the result of purchasing transaction. In 2011, it reaches
Rp. 158.644.029.285, due to unresolved transaction. 7 Released value added tax is the tax released referring
tp PP No. 146 Tahun 2000, as ratified with PP No.38 Tahun 2003. This is out of budget and there is not
realization. 8 Pph Psl 25 is a company tax paid by for-profit BUMN
BUMD. In 2011, it reaches Rp.32.548.167.412,- 9 PBB that has not been resolved yet is the
Rp. 16.348.314.462,- b. Divident
Divident payment to the stock holders through Indonesias Minister of Finance in 2011 reaches nothing.
c. Foreign exchange In 2011, PT. Kereta Api Indonesia Persero does not
contribute in foreign exchange simply because it does not operate in in devisa-earning scope.
VII. The Ability of Debt Payment and the Collectability Level
For long-term loan investment for facilities both in South Sumatra and Java, PT KA comprises the ability of debt
payment on schedule regarding such investment is supported by loading contracts for coals both with PT BA and
non-PT BA and also for other loads in Java.
For short-term loan Working Capital Credit from BNI and BRI, PT KA is constantly able to pay the installment on
schedule. S h o r t - t e r m L i a b i l i t y r e a l i z a t i o n r e a c h e s
R p . 1 . 2 3 7 . 5 9 1 . 4 5 4 . 8 3 5 , - o r 11 5 , 6 1 o f t h e Rp. 1.070.527.763.647,- budget which includes the increase
of debts to the third parties, tax debts, unresolved budgeting rise and Working Capital Credits realization, including
subsidiaries.
Long-Term Liability realization reaches Rp. 880.623.076.766. which includes PSL debts, budget, and
loans while the realization is recorded in short-term liability,
The Receivable Collectability Level
The partners of PT KAI are able to pay on schedule.
Analisis dan Pembahasan Manajemen Atas Kinerja Perusahaan
Management Discussion and Analysis of the Companys Performance
71
VIII. Modal Saham
Modal dasar Perusahaan terdiri dari 3.500.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp.1.000.000 per saham, dan sampai
dengan tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 telah disetor sejumlah 2.470.000 saham atau sebesar Rp 2.470.000.000.000.
Pada tanggal 19 Mei 1999, telah ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 2.200.000 lembar saham biasa oleh Pemerintah
Republik Indonesia, selaku pemegang saham tunggal sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 173KMK.011999
tanggal 19 Mei 1999.
Pada tanggal 12 Desember 2005, Pemerintah menambah penyertaan modal sebesar Rp.70.000.000.000 yang
ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 61 tahun 2005 tanggal 12 Desember 2005 tentang
Perubahan Penyertaan Modal Pemerintah Republik Indonesia ke dalam modal saham Perusahaan Perseroan Persero PT Kereta
Api Indonesia.
Pada tanggal 31 Mei 2006, Pemerintah menambah penyertaan modal sebesar Rp.100.000.000.000 seratus miliar
Rupiah yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Pemerintah Republik Indonesia No. 21 tahun 2006 tanggal 31 Mei
2006 tentang Perubahan Penyertaan Modal Pemerintah Republik Indonesia ke dalam modal saham Perusahaan Perseroan
Persero PT Kereta Api Indonesia.
Pada tanggal 10 Desember 2007, Pemerintah menambah penyertaan modal sebesar Rp.100.000.000.000
seratus miliar Rupiah yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 tahun 2007 tanggal 10
Desember 2007 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham Perusahaan
Perseroan Persero PT Kereta Api Indonesia.
IX. Informasi Material