Banyak faktor yang berhubungan dengan kejadian Kekurangan Energi Kronis KEK, seperti : pengetahuan, pola makan, tingkat ekonomi rumah tangga,
status gizi sebelum kehamilan, dan status anemia ibu hamil. Ibu hamil yang pernah sakit dalam jangka waktu lebih dari dua minggu mempunyai risiko
menjadi KEK 1,66 kali dibandingkan ibu hamil yang tidak pernah sakit. Ibu hamil yang memiliki badan yang kurus sebelum hamil juga mempunyai resiko KEK
2,56 kali dibandingkan dengan ibu hamil yang badannya tidak kurus Sumarno,
2005. 2.2.2. Anemia
Anemia dalam kehamilan merupakan kondisi ibu hamil di mana kadar hemoglobin di bawah 11 gdl Depkes, 2009. Berdasarkan Center for Disease
Control dalam Prawirohardjo 2010, adanya nilai batas kadar hemoglobin sesuai dengan trimester ibu hamil. Dikatakan anemia pada ibu hamil jika kadar
hemoglobin kurang dari 11 gdl pada trimester pertama atau kurang dari 10,5 pada trimester kedua dan ketiga.
Penyebab anemia terbanyak adalah kurangnya asupan zat besi, yang disebut dengan anemia defisiensi besi. Kurangnya asupan zat besi selama
kehamilan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : menurunnya pemenuhan zat besi, kebutuhan zat besi yang meningkat untuk fetus, dan adanya perubahan pada
volume plasma ibu hamil. Anemia defiensi besi dapat menyebabkan ibu hamil menjadi lebih mudah lemah, pucat, lesu, dan pendarahan Laflamme, 2010.
Anemia defiensi besi dapat menimbulkan gangguan terhadap pertumbuhan sel tubuh dan sel otak janin. Ibu hamil yang mengalami anemia defiensi besi dapat
mengalami keguguran, melahirkan sebelum waktunya prematur, berat badan bayi lahir rendah BBLR, dan adanya risiko pendarahan saat melahirkan. Anak
yang dilahirkan dengan anemia defiensi besi dapat mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak. Anak juga tidak dapat mencapai tinggi
badan yang optimal dan menjadi kurang cerdas. Anemia yang sangat berat pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko kematian bagi ibu dan bayi Depkes, 2009.
Pencegahan anemia defiensi besi dapat dilakukan dengan pemberian
Universitas Sumatera Utara
suplementasi besi pada ibu hamil. WHO menganjurkan untuk memberikan 60 mg besi selama 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis ibu hamil. Di wilayah
dengan prevalensi anemia yang tinggi, maka dianjurkan untuk memberikan suplemen besi sampai tiga bulan setelah melahirkan. Pemberian suplemen besi
setiap hari ini dapat menurunkan prevalensi anemia dan bayi berat lahir rendah
Prawirohardjo, 2010. 2.2.3. Hipertensi
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15 penyulit kehamilan dan merupakan salah satu penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin.
Etiologi hipertensi pada kehamilan masih belum jelas. Banyak teori yang menyatakan hipertensi dalam kehamilan, salah satunya adalah teori gizi pada
kehamilan Prawirohardjo, 2010. Hipertensi pada ibu hamil dapat menyebabkan komplikasi yang serius, yaitu : uteroplacental insufficiency, abrupsi plasenta,
intrauterine growth restriction, dan bayi lahir kurang bulan Keffe et all, 2008. Berdasarkan penelitian Kazemian et al 2012, wanita yang mengalami
hipertensi gestasional memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi lemak khususnya asam lemak jenuh. Rendahnya konsumsi karbohidrat dan vitamin C
juga memberi risiko hipertensi dalam kehamilan. Preeklampsia juga dipengaruhi oleh tingginya asupan zat lemak pada ibu hamil.
Menurut Krummel 2008 dalam Kazemian et al 2012 menyatakan bahwa asupan kalium pada wanita
yang mengalami hipertensi rendah daripada wanita hamil yang sehat. Mekanisme kalium mempengaruhi tekanan darah dengan menekan supress renin angiotensin
sistem, mengaktivasi natrium-kalium pump, dan meningkatkan eksresi natrium dan air, dan menurunkan tahanan vaskular.
Hipertensi pada kehamilan diklasifikasikan berdasarkan Report of the National High Blood Pressure Education Program Working Group on High
Blood Pressure in Pregnancy dalam Prawirohardjo 2010, yaitu :
1. Hipertensi Kronik, yaitu hipertensi yang timbul sebelum usia kehamilan 20 minggu.
Universitas Sumatera Utara
2. Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria
3. Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai kejang 4. Hipertensi Kronik dengan superimposed preeklampsia, yaitu hipertensi
kronik disertai tanda-tanda preeklampsia. 5. Hipertensi Gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan
disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan atau kehamilan dengan tanda-tanda preeklampsia tanpa
proteinuria. Tanda-tanda preeklampsia adalah hipertensi, proteinuria dan edema
generalisata anasarka. Faktor resiko hipertensi dalam kehamilan bila didapatkan edema generalisata atau kenaikan berat badan 0,57 kgminggu. Primigravida
yang mempunyai kenaikan berat badan rendah, yaitu 0,34 kgminggu menurunkan resiko hipertensi, tetapi menaikkan risiko berat badan bayi lahir
rendah Prawirohardjo, 2010.
2.2.4. Obesitas