11
menggunakan media gambar yang didalam gambar ada angkanya. Selanjutnya untuk mengajarkan menghitung gambar dan menghubungkan
dengan angka sesuai jumlahnya menggunakan media gambar yang terhubung dengan angka sesuai jumlahnya. Kemudian untuk mengajarkan
menghitung dan menuliskan angka dengan menggunakan media yang disampingnya tertera angka sesuai dengan jumlah gambarnya.
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Tentang Anak Tunagrahita Kategori Ringan 1. Pengertian Anak Tunagrahita Kategori Ringan
Menurut pendapat Maxl Hutt dan Ropbert Gwyn Gibby dalam Sukasmiyati, 2010:9 mendefinisikan anak tunagrahita kategori ringan
sebagai berikut: Mildly retarded have IQ ‘s in the range 55 to 69. Children at this level can provit from simpliefield school curriculum and can make an
adequate through, modest, social adjustment. Artinya adalah bahwa anak- anak pada tingkat ini dapat berhasil dalam kurikulum sekolah yang
disederhanakan dan cukup mampu dalam penyesuaian sosial. Mumpuarti 2007:12 juga berpendapat sama bahwa anak tunagrahita ringan adalah
anak yang tingkat kecerdasannya berkisar 50-70, mampu menyesuaikan diri pada lingkungan sosial yang lebih luas dan mampu melakukan pekerjaan
setingkat semi terampil. Artinya anak yang mengalami keterbatasan dalam intelektual namun masih mampu di didik atau di beri materi akademik
mampu bersosialisasi. Hal yang serupa diungkapkan juga oleh Bratanata S.A, dalam Suksmiyati, 2010: 8 anak tunagrahita kategori ringan adalah
anak yang masih mempunyai kemungkinan memperoleh pendidikan dalam bidang membaca, menulis, berhitung, sampai tingkat tertentu biasanya
hanya sampai pada kelas V sekolah dasar, serta mampu mempelajari ketrampilan-ketrampilan sederhana.
13
Mohammad Efendi 2006: 90 kemampuan yang dapat dioptimalkan pada anak tunagrahita adalahh sebagai berikut:
a. Membaca, menulis dan berhitung Membaca, menulis dan berhitung dapat diberikan kepada anak
tunagrahita kategori ringan dengan menyesuaikan kemampuan serta karakteristik anak. Pemberian pembelajaran membaca, menulis dan
berhitung untuk anak tunagrahita kategori ringan lebih diarahkan pada hal yang fungsional sehingga anak dapat menggunakan kemampuan
membaca, menulis dan berhitung dalam kehidupan sehari-hari. b. Menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mempunyai sikap mandiri
Selain dalam hal akademik anak tunagrahita kategori ringan juga membutuhkan pembelajaran yang menunjang agar dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan dan mempunyai sikap mandiri, sehingga anak tunagrahita tidak akan selalu bergantung kepada orang lain. Kemampuan
tersebut dilatih melalui pembelajaran pengembangan diri. c. Keterampilan-keterampilan sebagai bekal anak ketika dewasa
Keterampilan yang dapat dijadikan bekal anak tunagrahita kategori ringan dapat diajarkan melalui keterampilan vokasional, misalnya dengan
mengajarkan pekerjaan rumah tangga yang sederhana seperti menyapu, mengepel, mencuci piring dan mencuci baju. Selain itu anak tunagrahita
dapat diajarkan keterampilan yang mengarah pada kegiatan yang mengasilkan produk dan jasa misalnya ketrampilan tangan, pertukangan
dan perbengkelan.