Kendala dan Rekomendasi Pelaksanaan ke Depan

3.3. Kendala dan Rekomendasi Pelaksanaan ke Depan

Proses penyusunan dokumen dan kelengkapan usulan perhutanan sosial tidak dapat dilakukan oleh masyarakat sendiri. Penyusunan dhokumen dan kelengkapan usulan ini memerlukan pendampingan. Usulan sering dikembalikan apabila tidak lengkap seperti: tidak ada peta shp, daftar anggota kelompok tani tidak dilengkapi nomer induk kependudukan (NIK), Perdes tentang LPHD dan Surat Keputusan Kades tentang Personalia LPHD tidak tepat sesuai Peraturan Dirjen PSKL dan sebagainya. Dokumen usulan yang sampai di Kementerian LHK, masuk ke Biro Umum, kemudian dicatat oleh Bagian Tata Usaha Kementerian. Setiap dokumen yang masuk dibaca oleh Menteri LHK Ibu Siti Nurbaya dan hanya membutuhkan waktu baca hanya setengah atau satu hari lalu langsung didisposisi ke Dirjen PSKL, kecuali jika daerahnya ada masalah. Dirjen PSKL kemudian mendisposisikan lagi ke Direktorat Penyiapan Kawasan Perhutanan Sosial (PKPS) dan Direktur PKPS mendisposisikan kepada Subdit yang sesuai dengan permohonan masyarakat (Subdit Penyiapan HD, Subdit Penyiapan HKm, Subdit Penyiapan HTR, dan Subdit Penyiapan Kemitraan). Apabila dokumen usulan sudah memenuhi persyaratan, Dirjen PSKL akan memerintahkan kepada Balai PSKL untuk melakukan verifikasi teknis lapangan. Balai PSKL akan mengembalikan perintah verifikasi ke Ditjen PSKL, apabila tidak

memiliki anggaran dan tidak ada orang. 27 Apabila dokumen usulan tidak memenuhi persyaratan atau kurang lengkap, Direktorat PKPS menghubungi organisasi pendamping untuk memperbaiki dan melengkapai persyaratan.

26 Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan 27 Soraya Afif (2017).

Gambar 3. 1. Birokrasi Perizinan PS 28

Dukumen usulan perhutanan sosial yang sudah diverifikasi akan diproses drafting Surat Keputusan dan petanya oleh Subdit sesuai skema perhutanan sosial. Draft SK beserta peta kemudian disampaikan kepada Bagian Hukum PSKL. Pada Bagian Hukum, draft SK dan peta akan dikoreksi dan diperbaiki dan SK yang sudah diperbaiki dimintakan nomer SK di Bagian Tata Usaha Menteri LHK. Permintaan nomer pada Bagian Tata Usaha Menteri karena Dirjen PSKL akan menandatangani SK tersebut atas nama Menteri LHK. Biasanya prose koreksi dan perbaikan draft SK serta pemberian nomer SK memerlukan waktu yang cukup lama karena keterbatasan sumberdaya manusia.

Untuk mengatasi kendala-kendala dimaksud, ke depan perlu dilakukan beberapa hal berikut, sebagaimana yang diringkas dalam diagram berikut.

28 Soraya Afif (2017).

Gambar 3. 2 Diagram Alur Percepatan Pencapaian Program Perhutan Sosial

1. PKPS 2. Sekretariat

RAPS

3. Para Pihak

Coaching

Drafting

Clinick Perhutanan SK PS dan

Peta

Sosial

Verifikasi Perhutana

1. PSKL

n Sosial

2. Kemendes

& PDTT

3. Pemda 1.Bagian Hukum 4. Para PSKL

pihak

2. Sekretariat RAPS

1. Balai PSKL

2. Dishut Prov &

Sosialisasi PS dan Assesmen

Dishut

potensi desa

Kab/Kota

hutan serta

3. Pokja PPS

pilihan skema PS

1. Bekerja bersama-sama dengan Pemerintah Daerah dan Kementerian Desa dan PDTT, Sekretariat RAPS, dan para pihak melakukan sosialisasi dan assessment ke desa-desa yang berada di areal PIAPS dana atau berada di kawasan hutan dalam rangka identifikasi potensi desa hutan dan skema perhutanan sosial yang tepat untuk desa tersebut.

2. Menyelenggarakan Coaching Clinic di tingkat kabupaten atau provinsi untuk dan melatih dan membantu desa-desa hasil assessment pada point (1) menyusun dokumen usulan perhutanan sosial.

3. Kegiatan verifikasi yang diselenggarakan oleh Balai PSKL bekerjasama dengan Dinas Kehutanan Provinsi dan Kabupaten/Kota, KPH dan Pokja PPS setempat. Sementara kegiatan verifikasi yang dilaksanakan oleh Direktorat PKPS bekerjasama dengan Sekretariat RAPS dan para pihak.

4. Kegiatan drafting SK perhutanan sosial dilaksanakan oleh Bagian Hukum PSKL bekerjasama dengan Sekretariat RAPS ( Sekretariat RAPS perlu

membentuk Tim Legal Drafting).

5. Kegiatan pembuatan peta sebagai lampiran SK dilaksanakan oleh Direktorat PKPS berkerjasama dengan dengan Sekretariat RAPS ( Sekretariat RAPS perlu membentuk Tim GIS).

6. Perlu dilakukan pertemuan secara ruguler antara Direktorat PKPS dengan Sekretariat RAPS untuk memantau perkembangan proses legalitas perhutanan sosial dan mendiskusikan kerjasama dan dukungan yang diperlukan untuk percepatan.

7. Penguatan dan pendampingan KPH dan Pokja PPS dalam rangka fasilitasi perhutanan sosial paska legalitas.