Masa Revolusi Nasional Indonesia

Sikap Soekarno dan Hatta tersebut mengecewakan para pemuda sebab sikap itu beresiko memberikan kesan bahwa RI adalah hadiah dari Jepang dan RI adalah negara bikinan Jepang. Pada 14 Agustus 1945, Sjahrir mendengar dari BBC, jepang akhirnya menyerah kepada sekutu. Buru-buru ia menemui Bung Karno, memintannya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada saat itu juga. Lagi-lagi Sukarno menolak. 85

2.5. Masa Revolusi Nasional Indonesia

Dan pada tanggal 16 Agustus para pemuda menculik Soekarno dan Hatta, lalu mereka dibawa ke Rengasdengklok untuk memproklamasikan kemerdekaan RI di tempat yang tidak ada kekuasaan Jepang. Namun, Proklamasi masih belum mau dilaksanakan oleh Soekarno dan Hatta dan kemudian Soekarno dan Hatta dibawa kembali ke Jakarta dan melakukan rapat di rumah kediaman Laksamana Pertama Tadashi Maeda untuk menyususn teks Proklamasi, dan seterusnya sampai akhirnya Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 di halaman kediamannya. Setelah Bangsa Indonesia menggumumkan proklamasi kemerdekaanya oleh Soekarno dan Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945, dan pada tanggal 18 Agustus 1945 tepatnya setelah proklamasi di umumkan oleh Soekarno dan Hatta, dibentuklah sebuah kelengkapan negara yaitu Presiden RI dan Wakilnya, yang menjadi presiden RI adalah Soekarno dan yang menjadi Wakilnya adalah Moh. Hatta. Dan di bentuklah para menteri kabinet Republik Indonesia yang pertama, dan disahkannya UUD 1945, dan pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat KNIP. Pada awal pemerintahan Republik Indonesia masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan-kelemahan dalam sistem pemerintahannya, sehingga menimbulkan kurang baiknya hubungan antara pusat dan daerah, dan juga di kalangan pemuda banyak yang tidak puas akan sistem pemerintahan ini. 85 TEMPO. Op.cit, hal 48 Universitas Sumatera Utara Pada tanggal 19 September 1945 di gelar sebuah rapat raksasa di Ikada, Jakarta. Tujuan dari rapat ini adalah usaha dari pemuda Indonesia untuk memaksakan kepada kabinet RI untuk tidak mengakui keadaan satastus quo, pada masa awal kemerdekaan, akan tetapi berani melawan kekuasaan Jepang, karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang merdeka bukan sebuah hadiah yang di berikan kepada Jepang. Sesudah rapat raksasa atau usaha pemuda Jakarta itu, yang terutama terdiri dari atas mahasiswa kedokteran yang bermarkas di Prapatan 10 dan bekerja sama dengan pemuda di Menteng 31, tidak menunjukan kelanjutan usaha dari kabinet dan dari KNIP mengenai maksud dan tujuan rapat, yaitu agar kekuasaan berada di tangan Indonesia sendiri, semakin besarlah ketidakpuasan yang dirasakan oleh pemuda, terutama gerakan pemuda yang demokratis dan antifasis, sehingga mereka mendesak untuk memunculkan pimpinan gerakan demokratis dan mengikutsertakannya dalam pimpinan perjuangan di tingkat kenegaraan. Untuk tujuan ini pada tanggal 16 Oktober 1945 yang menyatakan sebagai berikut: 86 Rapat Komite Nasional kedua pada 16 Oktober 1945 merupakan salah satu titik penting perjalanan politik Sjahrir. Sjahrir diangkat menjadi Ketua Komite. “Secara aklamasi”. “ Bahwa KNIP sebelum berbentuk MPR dan DPR diserahi kekuasaan legislative dan ikut menetapkan garis-garis besar haluan negara serta menyetujui bahwa pekerjaan Komite Nasional Pusat sehari-hari berhubung dengan gentingnya keadaan dijalankan oleh sebuah Badan Pekerja yang dipilih di antara mereka dan yang bertanggung jawab kepada KNIP” 87 86 H. Rosihan Anwar, Mengenang-Seorang Negarawan dan Tokoh Pejuang Kemerdekaan Yang Tersisih dan Terlupakan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010, hal. XXXV 87 TEMPO, Op.cit. hal 69 Rapat Komite Nasional kedua ini hanya dihadiri Wakil Presiden Mohammad Hatta, tanpa di hadiri Presiden Republik Indonesia Soekarno, rapat ini berlangsung ricuh, kerap sering terjadi saling serang antara kelompok yang pro dan kontra terhadap Jepang. Tetapi kedua kubung yang saling serang tersebut menyadari akan usaha membangun Negara Kesatuan Republik Universitas Sumatera Utara Indonesia yang merdeka. Sjahrir yang sebelumnya sudah memprediksi sikap sekutu, Belanda yang merupakan bagian dari sekutu, sangat ingin menjajah Indonesia lagi, ini dikarenakan karena Belanda belum menerima kemerdekaan Indonesia. Naiknya Sjahrir sebagai ketua KNIP dan Amir Sjarifuddin sebagai wakilnya, membawa angin segar ke dalam KNIP dan eksekutif yang lebih mencerminkan sikap aspirasi rakyat. Perubahan status KNIP menjadi badan legeslatif dapat memperkokoh kedudukan RI dalam menghadapi pihak asing yang menganut paham demokrasi, dan melepaskan nama RI yang telah dikenal sebagai negara Fasis buatan Jepang apabila kekuasaan Presiden terlalu besar. Sesuai dengan maklumat 16 Oktober, 1945 Sjahrir sebagai ketua Badan Pekerja KNIP ikut menetapkan garis-garis besar haluan negara yang diwujudkan dalam manifestasi politik 1 november 1945. Untuk melengkapi manifestasi politik itu di tingkat rakyat dan masyarakat, Sjahrir menulis sebuah buku berjudul “Perjuangan Kita” . Buku ini merupakan sebuah diagnose yang dirumuskan secara jernih tentang persoalan yang dihadapi Indonesia pada masa itu. Sesudah meletakan pedoman dalam tingkat kenegaraan dalam maklumat Politik 1 November 1945, dan pedoman untuk gerakan rakyat dan bangsa dalam buku Perdjoangan Kita, persoalan yang dihadapi Indonesia adalah kelemahan dan keragu-raguan di pihak pimpinan negara-pemerintah Republik. Soekarno-Hatta, pimpinan negara, selaku Presiden dan Wakil Presiden, di mata internasional, terutama di mata Belanda, dinilai sebagai kolabolator Jepang, bahkan mungkin sebagai penjahat perang. 88 Dalam Perdjoeangan Kita Oktober 1945 Sjahrir tela melukiskan posisi geopolitik Indonesia dalam dunia pasca Perang Dunia II, betapa pengaruh Amerika-Inggris, berarti kapitalisme masih dominan di kawasan pasifik 88 H. Rosihan Anwar, Mengenang Sjahrir, Op.cit. hal XXXVI Universitas Sumatera Utara khususnya di Asia Tenggara, sehingga Indonesia harus mengukur dirinya secara rasioal dan realistis. Ia juga anjurkan, harus realistis menghadapi sisa-sisa feodalisme dan ancaman fasisme dalam usaha membangun demokrasi. 89 Di dalam buku tersebut ia berseru kepada pemuda untuk bertindak dengan penuh tanggung jawab, berjuang dengan segenap jiwa revolusionernya, terutama menghindari kekerasan anti-asing dan anti-indo, dan mngerahkan kekuatan mereka kea rah pembentukan suatu pemerintah yang demokratis, non-fasis dan non feodalistis. 90

2.6. Sjahrir Perdana Mentri Indonesia Pertama