pertama di Indonesia. Sutan Sjahrir juga merupakan sebagai sosok, perdana menteri atau juga sekaligus sebagai Diplomat ulung, dan seorang intelektual yang
banyak di segani oleh lawan-lawan politiknya pada saat itu.
3.2 Pandangan Sutan Sjarir tentang sosialisme kerakyatan
Sjahrir adalah seorang yang humanis dan menjunjung tinggi kedilan sosial. Sebagai seseorang yang menjunjung tinggi kebebasaan individu dalam kegiatan
bermasyarakat dan bernegara dari segala bentuk pengekangan tentu Sjahrir menjadi sesorang yang menolak bentuk pemerintahan yang berlandaskan paham
totalitarnisme maupun itu totalitarisme kanan yaitu fasisme, maupun totalitarisme kiri yaitu komunisme. Dalam pandangannya baik fasisme dan komunisme
memiliki aspek-aspek seperti, melakaukan penindasan terhadap nilai-nilai kemanusiaan, dan aspek-aspek tersebut sangan ditetang sekali oleh Sutan Sjahrir,
maka dari itu Sosialisme kerakyatan dapat menjadi sistem yang diterapkan di Indonesia, karena sosialisme kerakyatan adalah suatu sistem kehidupan rakyat
yang dilandasi oleh demokrasi, kedailan sosial, dan pemerataan kesejahteraan yang dibangun oleh rasa kebersamaan, kebebasaan, kemanusiaan, keterbukaan
dan semangat persatuan. Bagi Soetan Sjahrir istilah kerakyatan dalam sosialisme kerakyatan
merupakan suatu penghayatan dan penegasan bahwa Sosialisme selamanya berpegang kepada dan menjunjung tinggi dasar dan azas persamaan derajat
manusia.
115
115
Ibid., hal. 92
Kerakyatan dalam hal ini juga memberikan arti bahwa hak-hak rakyat diperjuangkan dan juga merupakan usaha untuk memperjuangkan hak rakyat serta
usaha untuk memberantas kemiskinan dan kelatarbelakangan serta terbebas dari rasa takut dan penindasaan. Konsep kerakyatan dalam Sosialisme kerakyatan juga
mengandung arti sebagai perjuangan untuk mengangkat nasib, martabat dan harkat kaum yang tertindas, maka dari itu konsep Sosialisme kerakyatan yang
dianut oleh Sutan Sjahrir ini untuk mengangkat kaum-kaum yang tertindas
kedalam posisi yang sederjat yaitu sebagai bangsa yang berdaulat atas kehidupan sendiri dan layak. Maka dari itu Sutan Sjahrir menekankan kosep kerakyatan
dengan melihat latar belakang bangsa Indonesia. Sutan Sjahrir mengemukakan bahwa pemikiran Sosialisme Kerakyatan di
Asia lebih cenderung ingin secepatnya dapat megatasi kemiskinan dan keterbelakangan rakyat. Namun dalam mengatasi masalah kemiskinan dan
keterbelakangan rakyat kaum sosialisme keraykatan berbeda caranya dengan komunisme yang berusaha membangun kemakmuran dan kemajuan dengan jalan
kekerasaan dengan disertai cara kekerasaan, dengan membentuk pemerintahan yang bersifat otoriter. Sedangkan cara Sosialisme Kerakyatan dalam mengatasi
masalah kemiskinan dan keterbelakangan rakyat, sangat bertolak belakang dengan cara yang diterapkan oleh kaum komunisme. Sosialisme kerakyatan sanggat
menghargai martabat kemanusiaan dan sangat menolak dengan adanya penindasaan dan bentuk pemerintahan yang secara totaliterisme.
Sosialisme kerakyatan ini sangat bertentangan dengan ajaran sosialisme yang berniat menjadi wali atas kemanusiaan seperti yang diperintahkan oleh kaum
Stalins dan Lenins. Oleh sebab itu Sosialisme kerakyatan menolak pikiran-pikiran yang menghalal kan segala cara untuk mencapai tujuannya itu, karena
bertentangan dengan hak-hak azasi manusia. Sosialisme yang ideal menurut Sutan Sjahrir adalah dimana terciptanya suatu keadaaan yang dimana masyarakat
berdada dalam tingkatan yang sama dan terciptanya keadalilan sosial bagi seluruh masyarakat, tidak ada lagi penindasan dan kelatarbelakang di dalam masyarakat
dalam artian masyarakat sudah dapat jaminan keamanan dari negara dan juga kesempatan untuk mengakses segala sumber-sumber kesejahteraan.
Menurut jalan pikiran ini sosialisme khendaknya, sebagaimana yang dicita-citakan, merupakan suatu tingkatan dalam perkembangan masyarakat di
mana telah diwujudkan kemamanan pribadi yang besar-besaran, keadlian sosial dan kesempatan yang sama buat setiap orang untuk hidup dan untuk berkembang.
Bagaimana gambaran masyarakat yang demikian tidak dapat diramalkan sebelumnya. Hal itu bagaimanapun juga harus dicapai dengan perubahan sebagian
dan lagi pula dengan jalan kerakyatan dan jala palementer sebagaimana hanya dengan negara kemakmuran.
116
Menurut Sutan Sjahrir dalam upayanya menjelaskan Sosialisme Kerakyatan terhadap masyarakat, bahwa Sosialisme adalah cara memperjuangkan
kemerdekaan manusia, yaitu manusia bebas dari penindasaan atas suatu bentuk pemerintahaan serta penghinaan yang dilakukan oleh manusia terhadap manusia
yang lainnya. Perjuanagan sosialis harusla perjuangan untuk kerakyatan di segala bidang. Sosialisme harus berpegang kepada azas kerakyatan, jika tidak sama saja
dengan tidak berjiwa manusia.
117
“Sosialisme yang kita khebdaki serta kita perjuangkan itu adalah musuh dari penindasaan serta penghisapan atas rakyat banyak, tani dan buruh dilakukan
oleh Stallin sendiri dan oleh semua pengikutnya di mana saja mereka berkuasa. Atas nama perjuangan untuk menghilangkan penindasaan dan penghisapan
golongan kapitalis dan feodalis, ternyata kaum yang menamakan dirinya kaum Stanlins ini hanya menegakan satu cara penghisapan dan penindasaan rakyat
Sosialisme yang dperjuangkan oleh Sutan Sjahrir ini adalah Sosialisme yang menjadi mush bagi penindasaan nilai-nilai kemausiaan seperti yang telah di
ajarkan oleh Stalin terhadap kaum buruh dan tani yang berada di Eropa maka Sutan Sjahrir pun membentuk sebuah partai yang beraliran Sosialisme di
Indonesia yaitu Partai Sosialisme Indonesia, dimana partai ini terdiri dari kaum- kaum intelektual yang memperjuangkan Sosialisme Kerakyatan berbeda dengan
Sosialisme yang diajarkan oleh Stallin dan Lenin. Dan Sutan Sjahrir pun menetang ajaran yang mengatasnamakanny dirinya Sosialisme tapi dalam
prakteknya sangat tidak sesuai dengan apa yang dinamakan Sosialisme itu sendiri.
116
LEPPENAS,Op,cit Hal. 14
117
P.Y Nur Indro, Op.cit, hal 91
banyak yang berbentuk baru. Tentulah kita sebagai kaum sosialis yang mengkhendaki kemerdekaan manusia dari segala macam penindasaan dan
penghisapan serta bertugas pula menentang dan melawan ajaran palsu yang menamakan dirinya ajaran sosialis”.
118
Pandangan Soetan Sjahrir tentang Sosialisme Kerakyatan tersebut ditetapkan ketika menjadi Perdana Menteri Indonesia pada tanggal 17 November
1945 Program kabinet yang dibuatnya mempunyai tekanan yang sangat besar terhadap kerakyatan:
119
1. To Perfect the organization of regional government on the basis of
popular sovereignty. 2.
To attain coordination of all the energies of the people in the endeavor to build the state of the Indonesian Republic and the development of a
society based on justice and humanity. 3.
To endeavor to improve the economic welfare of the people, in a part by the better distribution of foodstuffs.
4. To endeavor to hasten a statisfactory solution to the question of issuig
a national currenc. Terjemahan:
1. Untuk meneympurnakan pengorganisasian pemerintah regional
berdasarkan kedaulatan rakyat. 2.
Untuk mengkoordinasikan seluruh daya kemampuan rakyat dalam usaha keras membangun Negara Republik Indonesia dan
pembangunan masyarakat berdasarkan keadilan dan kemanusiaan. 3.
Berusaha keras untuk memajukan kesejahterahaan ekonomi rakyat, antara lain distribusi bahan pangan secara lebih baik.
118
LEPPENAS, Op.cit, Hal. 90
119
P.Y Nur Indro, Op.cit, Hal. 93
4. Melakukan ikhtiar keras untuk mempercepat pemecahan yang
memuaskan terkait permasalahan mata uang nasional. Dalam pandangan Sutan Sjahrir dalam sebuah negara yang baru merdeka dari
sebuah penjajahan, tidak tepat untuk meniru sistem perekonomian yang telah dibangun oleh masyarakat sosialis yang berada di Barat, dikarenakan
perekonomian di barat jauh lebih maju dari pada sebuah negara yang baru saja merdeka dari masa penjajahannya karena industrialisasinya belum meningkat dan
tingkat produktivitasnya masih rednah dibandingkan dengan negara yang berada di barat. Namun Sutan Sjahrir juga mengingatkan bahwa tidak semua negara barat
itu tingkat perekonomiannya sudah maju, dikarenakan masih ada negara-negara di eropa yang masih dikuasai oleh kaum komunis.
Setelah Sutan Sjahrir tidak menjabat menjadi Perndana Menteri Repubik Indonesia yang dikarenakan kabinet Sjahrir ketiga telah dibubarkan pada tanggal
26 Juni 1947 karena tidak dapat dukungan dari Front Demokrasi rakyat yang terdiri dari beberapa partai yang mendukung kabinet Sjahrir ketiga pada masa itu
yaitu, Partai Sosialis, Partai Komunis Indonesia, Partai Buruh Indonesia, Pesindo, Barisan Tani Indonesia serta SOBSI. Stelah pembubaran kabinet Sjahrir yang
ketiga ini negara mengalami krisis politik di dalam negeri. Krisis politik yang terjadi pada masa itu dimanfaatkan oleh Belanda yang masih ingin mencoba
menjajah Indonesia salah satunya adalah memutuskan hubungan luar negeri dan penghapusan gunernur-gubernur yang berada di, Kalimantan, Sulawesi, dan
Maluku. Steleh kabinet Sjahrir ketiga berakhir kemudian digantikan oleh Kabinet
Amir, dan pada masa kabinet Amir ini telah menghasilkan sebuah perjanjian dengan Belanda yang di sebut sebagai Perjanjian Renville yang berlangsung pada
tanggal 17 Januari 1948. Perjanjian Renville ini lebih merugikan pihak Indonesia dan masih lebih baik perjanjian Linggarjati yang pernah dibuat oleh Sutan Sjahrir
dengan Belanda ketika menjabat sebagai Perndana Mentri. Perjanjian Renville
dianggap merugikan karena dalam perjanjian ini kekuasaan Belanda dikembalikan di seluruh Hindia Belanda kecuali Jawa tengah dan sebagian Sumatera secara de
jure. Adanya Perjanijan Renville ini juga memicu terjadinya perpecahan dalam
Partai Sosilais karena di Sumetra ada dua pihak Partai Sosialis yang setuju dengan perjanian Renville ini dan ada yang tidak setuju. Di bagian Partai Sosialis yang
menyetuji adanya Perjanjian Renville ini, ingin menjalin sbuah hubungan dengan Partai Komunis Rusia karena merka menganggap dengan menjalin hubungan
dengan Partai komunis Rusia ini bisa mempertahankan dan mengembangkan kemerdekan Indonesia. Tapi sebagain anggota Partai Sosialis yang menolak
Perjanjian Renville sangat tidak setuju untuk menjadi bagian dari Komunisme Rusia. Hal ini menyebabkan pecahnya Partai Sosialis
120
Akibat dari perpecahan Partai Sosialis yang dikarenakan sebagian anggotanya lebih ingin menjadi bagian dari Komunisme Rusia, maka Sutan
Sjahrir mendirikan Sebuah Partai Sosialis baru yang bernamakan Partai Sosialis Indonesia yang berdiri pada tahun 1948. Sebelumnya partai ini adalah Pendidikan
Nasional Indonesia yang dibangun Sjahrir pada 1932 yang menjadi tujuannya adalah mencari para kader-kader intelektual. Selama dua tahun, sebagai partai
kader Partai Sosialisme Indonesia sangat ketat menyeleksi calon anggotanya, pada tahun 1952 anggotanya menjadi 14.000 orang yang di kelola kedalam 147
cabang.
121
Partai Sosialisme Indonesia sebagai organisasi yang berkeyakinan dengan sosialisme dan berjiwa kemanusiaan, bahwa partai ini yakin akan mencapai
tujuannya di dalam suatu negeri yang baru merdeka atau negeri yang tergolong Partai yang di ketuai oleh Sutan Sjahrir ini menganut paham
Sosialisme, Sosialisme yang dianut oleh Partai Sosialise Indonesia termasuk kedalam golongan Sosialisme modern.
120
Ibid, Hal. 133
121
Ibid, hal. 125
underdeveloper negeri yang masih tebelakang baru bebas dari penjajahan. Maka dari itu partai sosialisme Indonesia ingin memperjuangkan setiap derajat
kemanusiaan dan menghormati hak-hak kemanusiaan agar bisa menjadi negeri yang developed atau sudah maju, melalui sosialisme kerakyatan sebagai faham
ideologi partai sosialisme Indonesia ini. “…Sosialisme yang kita cita-citakan, sosialisme yang sungguh, yang tiada
lagi memungkinkan tindasan dan hisapan oleh manusia terhadap sesame manusia, Sosialisme yang menjamin kesentausaan, kemakmuran serta
kemajuan manusia, tiada dapat diwujudkan dengan manusia yang masih bersifat budak dan diperlakukan sebagai budak”
122
Peranan Partai Sosialis Indonesia di Indonesia adalah untuk memajukan bangsa Indonesia dari segala bentuk yang berbau penindasan atau perbudakan
yang sudah ada di Indonesia sejak zaman colonial. Partai Sosialis Indonesia juga memperjuangkan hak dan kewajiban masyarakat Indonesia dan setiap warga
Indonesia agar dapat mendapatkan hak-hak yang sama dan memunculkan adanya pemerataan di dalam masyarakat, agar tidak terjadi kesenjangan antara
masyarakat Indonesia, dilakukan nya pemerataan agar setiap masyarakat bisa Maka bisa dikatakan bahwa tugas Partai Sosialis Indonesia adalah untuk
mengajak seluruh rakyat Indonesia pada masa itu agar mempersiapkan diri guna melakukan pembelaan dan perbaikan kondisi dan menuju kemajuan di dalam
segala aspek kehidpuan. Usaha yang pertama kali haru di lakukan untuk mencapai tujuan ini adalah membangun masyarakat untuk sadar terhadap hak-haknya
sebagai masyarakat. Dan membagun masyarakat yang berderajat serta bertanggung jawab atas kewajiban dan kebebasan yang dimiliknya sebagai
masyarakat.
3.3. Peran Sutan Sjahrir dalam Dinamika Politik Indonesia