Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Metode Penelitian 1. Metode penelitian

dan seorang yang menganut aliran pemikiran Sosialisme Demokrasi sebagai landasan pemikirannya. 17 1. Dalam penelitian ini penulis akan memfokuskan untuk membahas pemikiran Sutan Sjahrir mengenai Sosialisme dalam konteks ke Indonesiaan. Berdasarkan latarbelakang diatas saya kemudian tertarik untuk meneliti tentang bagaimana Pemikiran dan Peran Sutan Sjahrir Dalam Dinamika Politik Indonesia.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan oleh penulis maka peneliti merumuskan masalah penelitian ini adalah: ” Bagaimana Pemikiran serta Peran Sutan Sjahrir dalam Dinamika Politik di Indonesia”?

1.3. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan masalah dalam batasan penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini berguna untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang akan masuk kedalam masalah penelitian dan faktor mana saja yang tidak masuk ke dalam penelitian. Maka untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian dengan tujuan menghasilkan uraian yang sistematis diperlukan adanya batasan masalah, adapun batasan masalah dalam penelitian ini yang akan diteliti oleh penulis adalah : 2. Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana Peran Sutan Sjahrir dalam dinamika Politik Indonesia.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulis membuat penelitian ini adalah sebagai berikut: 17 Arief Budiman, Teori Negara, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1997. Hal.109. Universitas Sumatera Utara 1. Untuk mengetahui bagimana peranan Sutan Sjahrir dalam perpolitikan Indonesia. 2. Untuk mengetahui bagaimana pemikiran Sutan Sjahrir mengenai Sosialisme kerakyatan yang diterapkan di Indonesia.

1.5. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian dapat diharapkan memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang dimana manfaat penelitian ini bisa bersifat teoritis dan praktis. Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut: 1. Penelitian mampu mengasah kemampuan penulis dalam melakukan sebuah proses penelitian yang bersifat ilmiah dan memberikan pengetahuan yang baru bagi penulis sendiri. 2. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam Ilmu Politik, dan menjadi referensikepustakaan bagi Departemen Ilmu Politik Fisip USU. 1.6. Kerangka Teori 1.6.1. Marxisme Dalam pandangan Sidney Hook tidaklah mudah memahami pikiran- pikiran Karl Marx, karena Marx bukanlah seorang penulis sistematika melainkan seorang aktivis revolusioner sehingga tulisan-tulisannya kadang kala banyak mengandung banyak keraguan, kurang memahami persyaratan ilmiah modem seperti ketepatan, konsepsi statistik, dan probabilitas dewasa ini. 18 18 Sustarjo Adisusilo,JR, Sejarah Pemikiran Barat Dari Yang Klasik Sampai Yang Modern, Jakarta: Rajawali Perss 2013, Hal. 247 Pemikiran Karl Marx yang dipakainya adalah Materialisme yang lebih dikenal dengan sebutan Materialisme Dialektis dan Histori atau MDH, pemikiran-pemikiran Marx mengenai metode matrerialisme dialektis dan histori banyak di pengaruhi oleh Universitas Sumatera Utara Hegel, karena metode dialektika dikenal oleh masyarakat berkat Hegel. Meski Marx yang membuat metode materialism dialektis dan histori tetapi marx sendiri tidak pernah menggunakannya kedalam pemikirannya, nama materialisme historis sendiri diperkenalkan oleh Engels. Marx tertarik pada gagasan dialektikanya Hegel karena di dalamnya terdapat unsure kemajuan melalui konflik dan pertentangan. Meskipun Marx menolak proses dialektika, idenya Hegel dan membalikannya menjadi proses dialektikanya materi. Marx amat tertarik adanya usnur kemajuan dan konflik, serta menggunakannya untuk menerangkan proses perkembangan masyarakat melalui revolusi. Kendati Marx tidak member penjelasan tuntas namun telah meletakan dasar mengenai hokum sosial, yang dikemudian hari akan disempurnakan oleh Lenin yang menyimpulkan bahwa materialism dialektis merupakan hokum dalam revolusi sosial yang secara pasti berkembang kea rah masyarakat komunis. 19 Di dalam materialisme dialektika Marx berbicara tentang hukum perkembangan yang terjadi di masyarakat yaitu dalam sebuah perkembangan di masyarakat akan terjadi konflik berdarah antar kaum yang berkuasa dan yang tertindas melalui sebuah revolusi yang dibuat oleh kaum yang tertindas. Maka di dalam materialism historis, Marx lebih berbicara tentang siapa penentu arah perkembangan sejarah itu. Dalam pemikiran Marx, arah perkembangan sejarah sepenuhnya bukan ditentukan oleh manusia tetapi oleh perkembangan sarana- sarana produksi yang material. Meskipun sarana-sarana produksi yang material itu merupakan buah hasil manusia namum arah perkembangan sejarah tidak Maka bisa ditarik kesimpulan bahwa untuk mencapai suatu masyarakat komunis harus melalui dialektika, karena menurut pandangan Marx perkembangan masyarakat itu harus melalui konflik pertentangan antar kelas dan melahirkan revolusi yang besar agar tidak ada lagi pertentangan antar kelas. 19 Ibid., Hal. 253 Universitas Sumatera Utara tergantung pada kehendak manusia. 20 Dalam pandangan Marx, seluruh arah perkembangan sejarah menuju pada hubungan-hubungan produksi yang tidak lagi cocok dengan keadaan-keadaan sarana produksi yang bersifat material itu. Dengan kata lain dalam basis ekonomis akan timbul suatu pertentangan kontradiksi, karena ketidakcocokan hubungan- hubungan produksi dengan sarana-sarana produksi. Manusia tidak bisa berkembang dengan adanya sarana-sarana produksi tersebut, dengan adanya sarana-sarana produksi yang dibuat oleh manusia maka manusia bisa berkembang lebih maju kedepan nya. Dengan adanya hubungan produksi ini akan menentukan arah bagi hubungan sosial manusia. 21 Menurut Marx, seluruh sejarah terarah kepada saat di mana hubungan- hubungan produksi tidak cocok lagi dengan keadaan sarana-sarana produksi. Dengan perkataan lain, dalam basis ekonomi akan timbul suatu pertentangan karena ketidakcocokan hubungan-hubungan produksi yang satu dengan yang lainnya. Pada Abad Kesembilanbelas bahwa negara borjuis tidaklah “netral” dalam perjuangan kelas, negara borjuis bukan “wasit” antara kapital dan kerja. Negara borjuis juga bukan ditunjukan untuk membela apa yang disebut “kepentingan umum”, tetapi bahwa negara borjuis secara jelas mewakili sebuah alat untuk mempertahankan kepentingan kapital melawan kelas pekerja. Bagi Marx hal tersebut bisa dilihat dalam masyarakat industrialis kapitalistis di Eropa pada abad ke-19. Dimana pada masa itu terdapat dua kelas yang bertentangan, yaitu kaum kapitalis dan kaum buruh. Dalam masa itu kaum kapitalis adalah yang mempunyai modal atau sarana produksi dan kaum buruh adalah orang-orang bekerja dalam sarana produksi itu atau yang menjual tenaga kerjanya dalam sarana produksi tersebut.

1.6.1.1. Pemikiran Marx tentang Perjuangan Kelas

22 20 Ibid., Hal. 254 21 Ibid., Hal. 256 22 Ernest Mandel, Tesis Tesis Pokok Marxisme, Yogyakarta: Resist Book, Agustus 2006, Hal. 72 Maka hanya kaum borjuis yang berhak menolak mempekerjakan pekerja, jika para Universitas Sumatera Utara pekerja melalakuka aksi mogok kerja, kaum borjuis akan mengirimkan polisi atau tentara untuk menembaki para pekerja yang melakukan mogok kerja tersebut. Marx melihat eksistensi negara adalah sebagai alat penindasan bagi kelas borjuis terhadap kelas proletar. Bagi kelas borjuis, negara hanya sebagai alat untuk mempertahankan status qou dan hegemoni ekonomi dan politik kaum mereka, sehingga mereka dapat dengan leluasa menghegemonikan kau proletar yang tidak mempunyai akses kekuasaan dan akses terhadap sumber ekonomi yang merupakan sumber untuk memperoleh kekuasaan sehingga kaum proletar terpinggirkan dari negara. Pembagian hasil produksi yang tidak adil tersebut menimbulkan ketegangan antara dua kelas yang ada dalam masyarakat industri. Ketegangan it uterus meninggkat sehingga menjadi permusuhan dan inilah yang disebut perjuangan kelas. 23 Kaum Marxis berjuang untuk mendirikan sebuah negara pekerja- kediktatoran proletariat dan demokrasi proletar sebagai ganti dari negara borjuis, yang selalu tetap berwujud sebagai, bahkan dalam bentuk yang paling demokratisnya, kediktatoran borjuasi. Dan negara pekerja tersebut dicirikan dengan perluasan dan bukan pembatasan kebebasan demokratik yang efektif bagi massa rakyat pekerja. Perjuangan kelas yang terjadi antara kaum proletar dan kaum borjuis ini pun tidak bisa di hindari lagi. Marx meramalkan bahwa perjuangan kelas akan menghasilkan suatu masyarakat tanpa kelas dan dimana semua sarana- sarana alat produksi akan menjadi milik bersama, fase dimana suatu masyarakat tanpa kelas ini disebut dengan masyarakat komunis dimana akhirnya tidak ada lagi penjualan tenaga kerja dengan ketidakadilan pembagian hasil produksi ditiadakan. 24 23 Sustarjo Adisusilo, Jr, Op.cit, Hal. 256 24 Ernest Mandel, Op.cit., Hal. 82 Negara kelas pekerja akan lebih demokratis dibandingkan Universitas Sumatera Utara negara yang berdasarkan demokrasi parlementer, karena dia akan menciptakan basis material bagi pelaksanaan kebebasaan demokrasi oleh semua. 25 Teori ekonomi Marx terutama ingin menunjukan bahwa perkembangan sistem kapitalistis member prasyarat menuju ke sosialisme – komunisme.

1.6.1.2. Teori tentang ekonomi Marxisme

26 Untuk menuju jalan ke masyarakat komunisme Marx mangatakan harus ada perubahan sistem ekonomi kapitalisme ke sistem ekonomi sosialisme. Marx memberikan batasan tentang sistem kapitalis sebagai sistem masyarakat di mana alat produksi dimiliki dan dipergunakan demi keuntungan pribadi dan dia yang memilikinya, sementara itu dipekerjakan kaum buruh yang tidak berstatus budak melainkan berstatus orang merdeka. Sasaran utamanya adalah laba. 27 25 Ibid., Hal., 83 26 Ibid., hal. 256 27 Ibid., Hal. 257 Sistem ekonomi sosialisme merupakan sistem ekonomi yang menekankan lebih kepada kebersamaan masyarakat dalam menjalankan perekonomian, setiap orang memberi sesuai dengan kemampuannya, dan menerima sesuai dengan kebutuhanya. Dalam sistem ekonomi sosialisme campur tangan pemerintah sangat tinggi, karena pada sistem ini negaralah yang memegang atas dasar produksi tersebut, segala hal-hal milik pribadi telah dihapuskan dalam sistem ini. Dengan kata lain berlaku perinsip sama rata, sama rasa. Sistem ekonomi sosialis dimulai terhadap kritik Marx terhadap sistem ekonomi kapitalis yang tidak sesuai dengan aspek kemasyarakatan, karena kaum borjuis dengan bebas mengeksploitasi kaum buruh, kaum buruh bukanlah budak pekerja melainkan masyarakat yang hidup bebas dan merdeka.

1.6.2. Sosialisme.

Universitas Sumatera Utara Sosialisme modern berkembang pada awal abad ke-19 sebagai respon tehadap pengaruh sosialis industrialisasi. Pabrik-pabrik menghancurkan mata pencharian banyak orang, memaksa mereka bekerja dalam waktu yang sangat lama demi memperoleh gaji kecil dan hidup dalam kondisi yang buruk sekali di kota-kota industri baru. Pada saat yang sama, usaha kaum buruh untuk mengorganisasikan diri guna memperbaiki kondisi dianggap illegal dan ditekan secara brutal. 28 Ketika eropa mengalami masa-masa tenang setelah perang-perang Revolusi dan Napoleon, tekanan untuk perubahan politik secara prinsip mucul dari kaum liberal dan nasionalis. Sosialisme mulai berkembang di mana industrialisasi sedang menciptakan sebuah kelas pekerja yang baru. Ini lebih terjadi di Inggris dibandingkan di tempat lain, tetapi juga terjadi di Perancis, yang memiliki tradisinya sediri menyangkut partisipasi revolusioner kelas pekerja di tengah-tengah kaum republican sans-cullote untuk mendukung kelompok Jacobin. Nada sosialis sejati dibuat oleh para kaum buruh yang menyatakan bahwa yang membuat menderita bukanlah para majikan dan konspirasi kelas penguasa melainkan adalah sistem kapitalis itu sendiri. Karena di dalam sistem kapitalis mangandung usur-unsur untuk mengeksploitasikan sebuah masyarakat pekerja untuk bekerja keras tetapi tidak mendapatkan upah selayaknya mereka bekerja. Para buruh menuntut sebuah sistem yang baru untuk menggantikan sistem kapitalis, dimana sistem yang baru ini adalah sistem kerjasama, harmoni dan keadilan. 29 Sekelompok penulis mulai disebut dengan kelompok sosialis Ricardian, yang mengambil nama mereka dari saduran mereka atas `teori nilai kerja` labour theory of value dalam pandangan ekonomi klasik, David Ricardo. Teori ini mengatakan bahwa nilai riil dari sebuah benda terletak dalam jumlah tenaga yang 28 Ian Adams, Ideologi Politik Mutakhir Konsep, Ragam, Kritik, dan Masa Depanny, Yogyakarta: Qalam, 2004. Hal, 160 29 Ibid., Hal. 166 Universitas Sumatera Utara terpakai untuk menghasilkannya. 30 Keadaan buruk yang menimpa kaum buruh di Eropa pada awal abad ke-19 ini telah menggugah hati orang banyak. Cendekiawan-cendekiawan seperti Robert Owen, Saint Simon dan Fourier mencoba memperbaiki masalah-masalah yang terjadi pada sistem kapitalis tersebut. Orang-orang ini terdorong oleh perasaan peri-kemanusiaan, tanpa disertai tindakan-tindakan manapun konsepsi yang nyata mengenai tujuan dan strategi dari perbaikan itu, sehingga oleh orang lain teori- teori mereka dianggap angan-angan belaka. Karena itu mereka lalu disebut kaum Sosialis Utopi. Para kelompok penulis Ricardian ini menyimpulkan bahwa karena para kaum pekerja member nilai yaitu kekayaan terhadap pemilik modal maka sangat tidak adil jika kaum pekerja mendaptkan bagian yang kecil sedangkan pemilik modal mendapatkan bagian yang besar.

1.6.2.1. Sosialisme Utopia.

31 Teori sosialis modern benar-benar dimulai dengan sekelompok individu dan pemikir yang sangat individualistic, yang secara umum menjadi terkenal karena imajinasi mereka dibandingkan kepraktisan mereka. Karl Marx terus-menerus menolak mereka sebagai `sosialis Utopian’ dan label ini telah melekat pada mereka. 32 Saint-Simon adalah pemikir sosialis utopia yang pertama 1760-1825, Saint-Simon lahir di Perancis dari sebuah keluarga aristokrat, Simon mendukung revolusi Perancis tetapi ia tidak cenderung ke sayap kanan atau kiri, tetapi Simon menyusin ide-ide konsepsinya yang unik tentang masa depan yang ideal. Imajinasi Saint-Simon ditopang oleh potensi industri-aliasasi, dan kemungkinanya berasal dari sebuah peradaban baru yang berdasarkan harmoni gemah-ripah. Ia memahami sejarah manusia dari segi periode intergarasi dan perubahan-

1.6.2.2. Saint-Simon

30 Ibid., Hal. 167 31 Miriam Budiardjo, Op.cit, Hal. 78 32 Ian Adams, Op.cit., Hal. 168 Universitas Sumatera Utara perubahan yang berganti. 33 Jadi Sosialisme Saint-Simon adalah terbatas. Ia menganggap orang harus mendapatkan kekayaan dan hak istimewa jika ini merupakan imbalan yang pantas bagi mereka yang bekerja keras dan melayanin masyarakat. Ia tidak keberatan dengan individu-individu yang mencari kekayaan melimpah bagi diri mereka selama kekayaan ini dikelola dengan baik dan kesempatan diberikan kepada semua pihak. Hal pertama yang dikatakan Saint-Simon menganai pandangannya sebagai kaum sosialis utopian adalah dimana sebuah masyarakat dipertemukan dengan teknologi maka lahirlah perdamaian sosial, diantara masayarakat dan teknologi ada periode-periode perubahan teknis yang revolusioner ketika perubahan ditentang oleh tatanan lama dan masayrakat menjadi tidak seimbang dan rentan terjadi konflik. Saint-Simon beranggapan bagaimana bahwa kaum-kaum intelektual harus bekerja sama didalam bidang, Akademi Sains, Ilmu Sosial dan seni untuk menasihati pemerintah untuk bagaimana merestrukturisasi sebuah masyarakat baru atas dasar-dasar garis ilmiah yang rasional, maka dari itu pendidikan harus diwajibkan bagi para kelas yang paling miskin dan banyak pada masa itu. 34 Ia menegaskan bahwa hidup dan kerja harus dijalani dengan bahagia dan menyenangkan. Untuk mencapai ini, orang harus membangun komunitas yang

1.6.2.3. Charles Fourier

Charles Fourier 1772-1837 adalah pemikir sosialis utopis yang ke-dua setelah Saint-Simon, pandangan Charles Fourier tentang sebuah masyarakat sangat berbanding terbalik dengan Saint-Simon. Charles Fourier memiliki pandangan terhadap sebuah organisasi masyarakat itu lebih kepada kehidupan yang lebih harmonis, gemah-ripah, dan harmonis, terkadang rancangan Charles Fourier terhadap suatu komunitas masyarakat ini tergolong aneh. 33 Ibid., Hal. 169 34 Ibid., Hal. 170 Universitas Sumatera Utara berdasarkan kerja sama. Kompetisi hanya mengakibatkan pemborosan dan parasitisme. Di dalam komunitas yang bekerjasama, yang ia sebut dengan konsep ruas jari phalanxes, setiap orang harus memiliki alat untuk bekerja secara produktif, menguntungkan dan memenuhi kebutuhan. Ini tidak berarti bahwa komunitas-komunitas semacam itu adalah sama; begitupula dengan individu penyusunannya. 35 Owen terkenal karena ia berhasil mendirikan sebuah komunitas di New Lanark, yang ia bangun stelah mengambil-ahli pabrik kapas di tahun 1800; komunitas ini member para pekerja kualitas perumahan, pendidikan, dan fasilitas lain yang baik. Para pengunjung datang dari berbagai tempat untuk melihat bukti dari komunitas ini, sebuah fakta yang berhadapan dengan kebijaksanaan bahwa upah minimal adalah penting untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum. Dalam pandangan Charles Fourier ini lebih kepada sisi kebebasan dari konvensi yang represif sebagai sebuah aspek dari kebebasan manusia secara umum. Fourier menolak pandangan yang telah dikemukakan oleh Saint-Simon tentang industrialism baru, dengan pabrik-pabriknya dan pembagian kerjanya, karena menurut Fourier Industrialisme baru merusak kenikmatan dalam bekerja.

1.6.2.4. Robert Owen

Robert Owen 1771-1858 adalah sosialis utopian ketiga setelah Simon- Saint dan Charles Fourier, Robert Owen berasal dari Inggris dan tumbuh dari keluarga yang sederhana, Owen adalah bagian dari revolusi industri yang lebih maju yang berkembang lebih pesat di Inggris. Owen adalah orang sukses dengan industri kapasnya. 36 35 Ibid., Hal. 172 36 Ibid., Hal. 174 New Lanark yang didirikan oleh Owen kurang memiliki hubungan terhadap sosialisme jika dibandingkan dengan paternalism yang diasosiasikan oleh komunitas-komunitas industrialisasi Victorian yang dibangun oleh Sir Titus Salt. Universitas Sumatera Utara Keberhasilannya di New Lanark memungkinkan Owen dihormati dilembaga-lembaga yang tak dapat dijangkau oleh kaum sosialis lain, seperti lembaga parlemen. Ia mendukung usulan ‘Desa Koperasi’ yang dikemukan oleh pemerintahan sebagai solusi untuk menghilangkan kemiskinan. 37 Tahun 1848 adalah salah satu tahun revolusi di seluruh Eropa. Pada tahun inilah terbit sebuah karyadokumen sosialisme abad ke-18, Communist Manifesto, oleh Karl Marx dan Friedrich Engels. Ini bukanlah karya mereka yang pertama, tetapi merupakan yang pertama di mana Marxisme benar-benar mengkristal sebagai sebuah doktrin yang lengkap. Ini juga merupakan karya di mana Marx dengan begitu enteng menolak Saint-Simon, Fourier dan Owen sebagai ‘kaum sosialis utopian’. Apa yang dimaksudkan oleh Marx dengan ini adalah bahwa Dalam konsep ‘Desa Koperasi’ yang diusulkan oleh pemerinatah ini rakyat harus tetap memiliki hak untuk bekerja dan koperasi bertugas mendidik dan memperbaiki masyrakat secara moral. Owen mangalami kegagalan di Amerika tujuan Owen di Amerika adalah untuk membangun sebuah komunitas yang berbasis koperasi, tetapi di Amerika ide Owen ini di tolak dan Owen pun kembali ke Inggris. Owen berpikir di dalam suatu kerangka komunitas yang memilih sistem industri baru, dimana desa-desa dan pertanian dibangun atas dasar koperasi. Owen mencita-citakan para pekerja bersatu untuk mengorganisasikan diri mereka. Setelah Owen gagal di Amerika untuk membangun sebuah ‘Desa Koperasi’ Owen berusah membangun ‘ Grand Nasional Moral Union of the Productive Clases’, untuk mengalihkan rakyat yang berbasis sistem kapitalis dengan cara tidak bekerja sama dengan kapitalis tersenut dan menuju kesubuah masyarakat baru yang berdasarkan koperasi, usaha Owen ini pun menemui jalan buntu dan gagal dan banyak pengikut Owen bergabung dengan gerakan Chartist setelah kegagalan Owen membangun masyarakat berbasis koperasi. Tetapi gerakan Chartist ini pun runtuh pada tahun 1848. 37 Ibid., Hal. 175 Universitas Sumatera Utara teori-teori mereka tidaklah ‘ilmiah’ seperti miliknya. 38 Kaum sosialis yang menamakan dirinya parlementer tidak menerima ajaran, bahwa masa peralihan antara sistem kapitalis dengan sosialisme itu adalah suatu krisis umum yang merupakan pertarungan penghabisan antara kaum proletar dan kaum kapitalis, yang harus berakhir pula dengan perebutan kekuasaan oleh kaum buruh serta pembentukan diktatur proletariat. Karena para kaum sosialis utopian tidak memiliki pemahaman mengenai sejarah kehidupan manusia dan dinamika masyarakat, dan tidak bisa membuktikan kepada masyarakt pekerja bahwa sosialisme itu sangat diperlukan bahkan tidak bisa terhindarkan pasti terjadi, maka dari itu Karl Marx menganggap ide-ide mereka hanya lebih sedikit lebih baik dari fantasi. Marxisme yang dibuat oleh Karl Marx adalah sebuah bentuk Sosialisme yang nantinya akan diterapkan oleh Leninin dan Stalin untuk membangun sebuah negara komunis. 39 Sosialisme demokrasi adalah istilah yang secara otomatis menerangkan maknyanya sendiri, sebuah istilah yang menyodorkan janji untuk selalu berada dalam lingkup demokrasi serta membawa manfaat berupa kesetaraan secara sosial bagi semua warga dalam sebuah sistem 1848 hingga sampai akhir abad ke 19: munculnya sebuah aliran politik 1848 tidak hanya berlangsung revolusi borjuis di Jerman, tetapi juga merupakan tahun lahirnya Manifesto Partai Komunis, Kaum sosialis parlementer menolak bahwa ajaran yang mengatakan bahwa diktatur proletariat itu adalah suatu keharusan untuk di capai agar tercapainya sosialisme. Kaum sosialis parlementer justru sebaliknya bahwa sosialisme itu dapat dicapai dengan menyelenggarakan demokrasi politik, sehingga dapat diluaskan menjadi demokrasi ekonomu dan sosial, maka dari itu kaum sosialisme parlemeter yang menolah diktatur proletariat menamakan dirinya sebgai kaum sosialis demokrat.

1.6.3. Sosialisme Demokrat

38 Ibid., Hal. 177 39 LEPPENAS, Op.cit, Hal. 43 Universitas Sumatera Utara sebuah misi yang disusun oleh Karl Marx dan Friedrich Engel. Menurut Marx kapitalisme pasar telah mengakibatkan terjadinya ketimpangan dan ketidak bebasan banyak manusia terhadap beberapa orang yang bebas. Di satu sisi terdapat pemilik modal dan di sisi lain mereka yang tidak memiliki modal dan oleh karenanya harus menjual tenaganya dalam kerja upahan. 40 Sejak awal kemunculannya, orientasi utama Sosialisme adalah pada aspek ekonomi dari kehidupan sosial manusia. Dalam perkembangan lebih lanjut, muncul pemikiran bahwa untuk mengatasi eksploitasi manusia atas manusia harus juga member perhatian lebih besar kepada aspek politik. Sosialisme sebagai kekuatan politik yang berkembang dalam masyarakat-masyarakat yang sudah mengalami industrialisasi yang luas disebut Sosialisme Demokratis. 41 Konsep sosialisme demokarasi yang didasarkan pada penyelesaian industrialisasi menimbulkan paham Eropa-sentris yang menonjol di dalam gerakan sosialis yang mendominasi pikiran sosialis hingga sekarang. Asas-asas sosialis demokrasi tentang pemilihan umum dan produksi untuk dan oleh masyarakat tidak dirumuskan sebagai sebuah rencana yang dapat dipraktikan oleh masyarakat. Di dalam gerakan sosialis asas-asas ini cenderung lebih banyak dipandang sebagai lambing yang menunjukan arah reorganisasi ekonomi dan sebagai landasan bagi suatu perekonomian sosialis. Satusatunya kesempatan bagi para anggota masyarakat ekonomi lemah untuk mencapai kebebasan yang sama adalah mengembangkan semangat solidaritas dan menghimpun diri ke dalam perserikatan. 42 Asumsi Fundamental yang menggarisbawahi sosialisme demokratis adalah bahwa peran serta dalam pengambilan keputusan politik harusla diperluas untuk meliputi pula pengambilan keputusan ekonomi. Para sosialis demokratis 40 Zulkifri Suleman, Demokrasi Untuk Indonesia, Kompas: Jakarta 2010, Hal., 112 41 P.Y Nur Indro, Op.cit, Hal. 110 42 Thomas Meyer, Dari Partai Kepemimpinan Otoriter ke Partaim Massa, Friedrich-Ebert-Stiftung: Jakarta 2008, Hal., 111 Universitas Sumatera Utara mengatakan, bahwa karena ekonomi dan politik berjalan sedemikian eratnya maka para pemberi suara haruslah berbeda dalam posisi untuk mengendalikan hari depan ekonomi mereka melalui pemerintah yang mereka pilih. 43 Miriam Budiardjo menyatakan bahwa di antara banyak terhadap tafsiran terhadap Sosialisme, terdapat dua kelompok besar yang sangat berbeda, bahkan sering bertolak belakang yaitu: 44 1. AliranKonsensus sosial-demokrat, demokrasi sosial social democracy atau Sosialisme sayap kanan. 2. Sosialisme sebagai tahap awal dari Komunisme, suatu tahap transisi yang dalam berikutnya diramalkan akan menjadi Komunisme penuh. Soialisme Demokratis secara garis besarnya dapat dicirikan sebagai berikut: 45 1. Sebagaian besar kekayaan dimiliki oleh public melalui pemerintah yang dipilih secara demokratis, termasuk semua industri, jasa umum dan sistem transportasi penting. 2. Pembatasan terhadap pemilikan harta kekayaan pribadi. 3. Peraturan pemerintah terhadap ekonomi. 4. Program pension dan bantuan yang dibiayai oleh pemerintah. Sosialisme yang mengandung dalam dirinya nilai-nilai demokrasi ini tidak akan memperjuangkan terbentuknya kondisi demokrasi dalam masyarakat dengan melakukan hal-hal yang bersifat anti demokrasi. Bagi sosialisme demokrasi, tindakan-tindakan yang anti demokrasi mempunyai arti bahwa tindakan tersebut merupakan bukti adanya nilai-nilai lain yang dihargai lebih dari demokrasi atau mungkin hanya untuk tujuan pribadi atau kelompok-kelompok tertentu. 46 43 Lyman Tower Sargent, Ideologi-Ideologi Politik Kontemporer: Sebuah Analisis Komparatif, Jakarta: Erlangga 1984, Hal., 55 44 P.Y Nur Indro, Op.cit., Hal 110-111 45 Lyman Tower Sargent, Op.cit, Hal. 56 46 P.Y Nur Indro, Op.cit., Hal 112 Bagi sosialisme demokratis, usaha untuk pencapaian kebebasan yang terkandung dalam Universitas Sumatera Utara demokratisasi harus mewujudkan pemerataan kesempatan. Sasaran utama pemerataan kesempatan adalah bidang pendidikan. Dengan demikian kadangkala usaha Sosialisme Demokratis kelihatan berjalan lambat dan sepotong demi sepotong, selain hal ini memang untuk menjaga konstitusi demokratik, Sosialisme Demokratis selalu lebih dulu memperhatikan hak dari rakyat untuk melaksanakan power. 47 Kaum sosialis parlementer sangat mementingkan semua syarat untuk pembentukan demokrasi parlementer. Prinsip utamanya adalah bahwa sosialisme akan dicapai dengan menyelengarakan demkrasi politik, yang kemudian akan diperluas menjadi demokrasi ekonomi sosial. Oleh karena itu pemikirannya disebut sebagai Sosialisme Demokrat. Kondisi kehidupan di Eropa Barat, tempat kelahiran dan perkembangan Sosialisme Demokrat, sangat berbeda dengan Asia. Tingkat pendidikan, tingkat kesadaran terhadap hak dan kewajiban di Asia masih rendah. Sedangkan di Eropa Barat karena tingkat pendidikan dan tingkat kesadaran terhadap hak dan kewajiban tinggi, maka rakyat sudah siap untuk mengemban kekuasaan dalam parlemen. 48 47 Jhon E. Roemer, A Future for Socialism, London: Verso, 1994, hal. 110-111. Dalam P.Y Nur Indro, Ibid., Hal. 112 48 Ibid., Hal 89-90 Maka bisa dilihat perbandingan sosialisme yang berada di Eropa Barat dan di Asia, Sosialisme yang terjadi di Eropa Barat menekankan kedalam bidang politik untuk mewujudkan demokrasi parlementer maka disebut dengan sosialisme demokrat jika di Asia Sosialisme masih memerangi kemiskinan dan keterbelakangan rakyatnya, maka dari itu sosialisme di Asia pada umumnya disebut dengan Sosialisme Kerakyatan, sosialisme yang memperjuangkan hak-hak masyarakat dan menjunjung tinggi derajat manusia. Universitas Sumatera Utara

1.6.4. Sosialisme Kerakyatan.

Sosialisme adalah suatu cara untuk memperjuangkan kemerdekaan dan kebebasaan manusia yaitu bebas dari rasa penindasaan dan penghisapan serta penghinaan dari satu manusia dengan manusia lainnya, perjuangan melawan penghisapan dan penindasaan tidak berhenti meskipun yang menghisap atau yang menindas menamakan dirinya negara kapitalis, komunis ataupun sosialis. 49 Mereka sadar akan kenyataan bahwa untuk mengadakan modernisasi dan industrialisasi alat-alat yang diperlukan harus diketemukan. Oleh karena itu kapital harus dicari dan dikumpulkan, kerja harus organisir, dan tenaga kerja yang bermutu harus dilatih. Tetapi diatas segala-galanya kaum sosialis kerakyatan harus menyadari bahwa untuk berbuat begitu maka harus diciptakan dan dipelihara suatu suasana kerakyatan yang sunguh-sunguh di bidang kejiwaan dan politik. Kaum sosialis kerayatan tidak pernah lupa untuk menunjukkan kesalahan yang sangat merugikan yang dilakukan oleh kaum komunis dengan berpikir Perjuangan sosialis yang diperjuangkan oleh Sutan Sjahrir adalah sosialis untuk kerakyatan sesuai yang di idamkan oleh Marx dan Engels dalam Manifesto Komunisme mereka. Maka sosialisme yang dianut oleh sutan Sjahrir adalah Sosialisme kerakyatan, karena sosialisme ini sesuai dengan apa yang sedang terjadi di Indonesia. Sosialisme kerakyatan ini juga banyak dianut oleh banyak negara di Asia karena pada dasarnya negara-negara di Asia mempunyai latar belakang kehidupan yang sama. Kaum sosialis kerakyatan di Asia juga menginginkan agar masyarakat yang bersifat feodal dan agraris itu menjadi suatu masyarakat yang modern. Mereka juga ingin melaksanakan industrialisasi. Mereka menyadari bahwa untuk memperoleh kemajuan yang pesat hal itu tidak bisa dielakkan. 49 LEPPENAS, Op.cit, Hal.,84-85 Universitas Sumatera Utara bahwa mereka untuk sementara dapat menekan dan menghilangkan penghargaan terhadap teman sesama manusia dalam menempuh jalan ke sosialisme. 50 Sosialisme kerakyatan menekankan perjuangan untuk mewujudkan kondisi kehidupan yang menjunjung tinggi derajat kemanusiaan, menghormati hak-hak kemanusiaan dan membentuk kesadaraan sosial. Dengan kehidupan demokrasi yang bersemangat kerakyatan, maka penindasan dan penguasaan terhadap kemanusiaan akan hilang atau tidak akan terwujud. 51 kerakyatan dalam hal ini memberikan arti bahwa hak-hak rakyat yang diperjuangkan serta merupakan usaha untuk memperjuangkan hakrakyat serta usaha untuk memberntas kemiskinan. Sosialisme kerakyatan didasarkan kepada kerakyatan. Dalam arti kepercayaan bahwa rakyat dan bangsa kita umumnya memang akan menerima dengan keyakinannya sendiri segala kebijakan yang jelas tampak jika dibandingkan dengan sistem kapitalisme, apalagi sebagai buruh mereka pernah mengalamai perlakuan dari majikan asing itu. 52 Sosialisme Kerakyayatan lebih tersebar di Asia. Di seluruh Asia sekarang ini cita-cita serta pengertain sosialisme itu menyebar luas, antara lain di negeri- negeri di mana golongan yang berkuasa menyatakan bahwa akan menganut aliran dan ajaran sosialisme dan memperaktekkannya di dalam menjalankan pemerintahanya, seperti India dan Srilangka. Memang dengan lebih tegas golongan itu menamakan dirinya sosialis dan bukan komunis, dan yang mendasarkan diri pada ajaran diktatur Stanlins yang arti dan waktunya yang sebenarnya makin dipahami. Sedangkan di Uni Soviet dan di negara-negara modern dinamakan kaum penganut Stalinisme dan telah mendapat kesempatan untuk memperaktekan apa yang mereka namakan sosialisme menurut ajaran Lenin dan Stalin itu. 53 50 Ibid., hal. 28 51 P.Y Nur Indro, Op.cit., Hal 90 52 LEPPENAS, Op.cit., hal. 78 53 Ibid., Hal. 92 Universitas Sumatera Utara Kaum sosialisme kerakyatan di Asia menyetujui pendapat kaum sosialis Barat bahwa rencana sosialis tidak harus menuju ke totaliterisme atau ke pembatasan hak-hak kemerdekaan manusia yang pokok. Di samping itu mereka juga menyadari bahwa di negeri-negeri yang terbelakang sering mereka dapat berlaku kurang sadar terutama jika bujukan totaliterisme dalam berbagai bentuk dan pernyataannya bertambah besar. Kekurangan atau kelemahan di dalam menimbang secara kritis hasil-hasil usaham kaum komunis menjadi sebab timbulnya bahaya bahwa banyak orang tertarik kepada cara komunis di Asia yang terbelakang. Dan hal ini bukan merupakan suatu khayalan. Kaum sosialis kerakyatan di Asia sangat sadar akan hal ini. 54 Dalam upaya menjelaskan sosialisme kerakyatan, menurut Soetan Sjahrir sangat perlu berlandaskan kepada pengertain bahwa sosialisme adalah suatu cara memperjuangkan kemerdekaa dan kedewasaan manusia, yaitu bebas dari penindasaan dan penghisapan serta penghinaan oleh manusia terhadap manusia. Perjuangan sosialis haruslah pejuangan untuk kerakyatan di segala bidang. Sosialisme harus berpegang kepada azas kerakyatan, jika tidak sama saja dengan tidak berjiwa manusia. 55 Kaum sosialis kerakyatan di Asia percaya atas martabat manusia dan ia tidak percaya bahwa keakinan sosialis dapat berjalan bersama-sama dengan kekerasaan, paksaan dan tanpa perasaan terhadap teman-teman sesama manusia. Ia percaya bahwa kemurnianan pikiran dan jiwa merupakan syarat-syarat yang perlu untuk untuk usaha sosialis, dan ia berpendapat bahwa tidak terdapatnya kemurnian jiwa di pihak kaum komunis adalah sebab utama kegagalan percobaan- percobaan sosialis yang menyedihkan di nergara-negara yang dikuasai oleh kaum komunis. 56 54 Ibid., Hal., 29 55 P.Y. Nur Indro, Op.cit, Hal., 91 56 LEPPENAS, Op.,cit. hal., 21 Universitas Sumatera Utara Di Eropa faham sosialisme Indonesia dari Soetan Sjahrir lebih dikenal dengan sebutan sebagai Sosialisme Demokratis. Dalam pengertian Soetan Sjahrir, sosiaisme demokratis Eropa Barat mempunyai penekanan orientasi yang sedikit berbeda dengan yang ada di Indonesia. Hal ini terutama karena adanya perbedaan sejarah dan kondisi sosial ekonomi. Walau demikian Sosialisme Demokrasi Eropa Barat, terutama pada penekannan usaha-usaha melindungi dan mengutamakan rakyat yang merupakan manifestasi labih lanjut dari penghargaan terhadap kemanusiaan. 57 1.7. Metode Penelitian 1.7.1. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Yaitu penelitian yang bersifat memberikan gambaran mengenai kondisi yang terjadi dalam usaha-usaha untuk menyelesaikan permasalah yang terjadi.

1.7.2. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti ini adalah teknik pengumpulan data kepustakaan library research. Dengan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin yang berkaitan dengan judul penelitian dan juga permasalahan penelitian dari berbagai literatur, seperti buku, jurnal, situs internet dan bentuk literatur lainnya yang terkait.

1.7.3. Teknik Analisa Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif, dimana teknik ini melakukan analisa atas masalah yang ada sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang akan diteliti dan kemudian dilakukan penarikan kesimpulan. 57 P.Y Nur Indro, Op.cit., Hal. 92 Universitas Sumatera Utara

1.8. Sistematika Penulisan