Pelanggaran Maksim Kesimpatian Maksim Kesopanan
diperlukan pemahaman tentang situasi tutur dan pengetahuan umum. Chaer 2010:33 menjelaskan implikatur percakapan adalah adanya keterkaitan antara
ujaran dari seorang penutur dan lawan tuturnya dan didukung dengan adanya konteks. Implikatur percakapan lebih banyak memiliki penafsiran mengenai
pemahaman terhadap suatu makna. Oleh karena itu, pemahaman suatu makna yang tersurat sangat bergantung dengan konteks terjadinya percakapan tersebut.
Implikatur merupakan konsep yang penting dalam kajian pragmatik untuk dapat memahami suatu makna dari tuturan yang diungkapkan oleh peserta
pertuturan. Terdapat berbagai macam kegunaan dalam penggunaan konsep implikatur tersebut. Levinson 1983: 97-100 menyampaikan bahwa terdapat
empat kegunaan konsep implikatur dalam percakapan, yaitu 1 memungkinkan diperolehnya penjelasan fungsional yang bermakna terhadap fakta-fakta
kebahasaan yang tidak terjangkau oleh teori-teori linguistik, 2 memberikan suatu penjelasan secara tegas dan eksplisit tentang bagaimana kemungkinannya, bahwa
pemakai bahasa dapat menangkap implikasipesan, walaupun yang diucapkan berbeda dengan maksud yang disampaikan oleh pemakai bahasa, 3 dapat
menyederhanakan pemerian semantik dan perbedaan hubungan antarklausa, walaupun klausa-klausa tersebut dihubungkan dengan struktur kata yang sama,
dan 4 dapat menjelaskan berbagai fenomena gejala kebahasaan yang nampak tidak begitu berkaitan atau bahkan berlawanan, tetapi ternyata mempunyai
hubungan yang komunikatif. Menurut Kunjana 2005:42-43 di dalam pertuturan, penutur dan lawan tutur
dapat berkomunikasi dengan lancar karena memiliki kesamaan latar belakang
pengetahuan tentang hal yang sedang dibicarakan dan memiliki semacam kontrak percakapan tidak tertulis bahwa apa yang sedang dipertuturkan dapat saling
dimengerti. Misal, tuturan: Bapak datang, jangan menangis tidak semata-mata dimaksudkan untuk memberitahukan bahwa sang ayah sudah datang dari suatu
tempat. Penutur bermaksud memperingatkan lawan tutur bahwa sang ayah yang bersikap keras dan galak akan melakukan sesuatu terhadapnya apabila ia terus
menangis. Dengan kata lain, tuturan itu mengimplikasikan bahwa sang ayah adalah orang yang keras dan galak dan sering marah terhadap anaknya yang
sedang menangis. Di dalam implikatur, inferensi maksud tuturan harus didasarkan pada konteks situasi tutur yang mewadahi munculnya tuturan tersebut. Seperti
contoh di bawah ini. 8 Lepleé
: Ma petite fille, tu vas te casser la voix. Gadisku, kau akan merusak suaramu.
Edith : Faut bien manger, Monsieur.
Untuk makan dengan baik, Tuan. Olivier Dahan, 2007
Dalam tuturan di atas, implikatur yang terkandung tidak dapat dilihat secara langsung oleh mitra tutur sehingga implikatur yang terdapat dalam tuturan
tersebut merupakan implikatur percakapan yang mengharuskan peserta tutur untuk melihat konteks situasi ketika tuturan berlangsung. Konteks tuturan di atas
adalah ketika Edith sedang bernyanyi di jalanan. Pekerjaan Edith pada saat itu adalah sebagai penyanyi jalanan. Dia bekerja keras agar mendapatkan uang
dengan bernyanyi setiap hari. Saat itu, Lepleé sedang melintasi jalanan di mana Edith sedang bernyanyi. Ia mendekati Edith karena mengagumi suaranya yang
indah dan memberitahu bahwa jika ia bernyanyi terus menerus bisa merusak
suaranya. Informasi yang diberikan Lepleé kepada Edith menyiratkan sebuah nasehat agar Edith jangan terlalu banyak menyanyi sampai merusak suaranya
yang indah. Jika dilihat dari konteks dan kalimat yang diucapkan Edith, menunjukkan bahwa tuturan yang diungkapkan oleh Lepleé memiliki implikatur
percakapan yang bermaksud untuk memberikan nasehat oleh Lepleé kepada Edith. Edith dapat mengerti implikasi maksud yang disampaikan Lepleé dengan
memberikan alasan mengapa ia bekerja dengan sangat keras, yaitu agar ia bisa makan.
9 Ibu : Yul, air yang direbus di dapur sudah mendidih.
Anak : Ya bu, Bapak kopi atau susu? Wijana, 2010:60
Dalam tuturan di atas, implikatur yang terkandung tidak dapat dilihat secara langsung oleh mitra tutur sehingga implikatur yang terdapat dalam tuturan
tersebut merupakan implikatur percakapan yang mengharuskan peserta tutur untuk melihat konteks situasi ketika tuturan berlangsung. Konteks tuturan di atas
adalah ketika sang Ayah pulang bekerja. Melihat Ayah sedang kecapekan, ibu menghampiri ayah dan memberitahu sang anak bahwa air di dapur sudah
mendidih. Informasi yang diberikan Ibu kepada sang anak menyiratkan sebuah perintah untuk membuatkan minum ayahnya, dan sang anak dapat mengerti
implikasi maksud yang diberikan oleh ibunya. Jika dilihat dari konteks dan reaksi yang ditimbulkan oleh anak tersebut, menunjukkan bahwa tuturan yang
diungkapkan oleh ibu memiliki implikatur percakapan yang bermaksud untuk memerintah secara halus kepada sang anak untuk membuatkan minum ayahnya.