Pengolahan Data Metodologi Penelitian

3. Dokumentasi Data Perusahaan, yaitu melihat buku-buku atau dokumentasi dari perusahaan yang berhubungan dengan data yang diperlukan, seperti waktu kerusakan mesin dan jenis kerusakan mesin. 4. Studi Literatur, yakni membaca buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penerapan metode Reliability Centered Maintenance dalam perancangan preventive maintenance.

4.3.7. Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data adalah: 1. Identifikasi Sistem Perawatan Sekarang Identifikasi sistem perawatan yang ada sekarang akan dilakukan dengan cause and effect diagram. 2. Reliability Centered Maintenance RCM Blok diagram dari pengolahan data dengan metode Reliability Centered Maintenance RCM dapat dilihat pada gambar 4.3. Berikut merupakan langkah-langkah dari metode Reliability Centered Maintenance RCM: a. Pemilihan Sistem dan Pengumpulan Informasi Dalam tahap ini akan dilakukan pemilihan terhadap sistem yang ada agar sistem yang dikaji tidak terlalu luas. Setelah sistem dipilih kemudian dilakukan pengumpulan informasi untuk sistem yang terpilih. Universitas Sumatera Utara Mulai Pemilihan Sistem dan Pengumpulan Informasi Selesai Pendefinisian Batasan Sistem Penjelasan Sistem dan Blok Diagram Fungsi Penjelasan Fungsi Sistem dan Kegagalan Fungsi Analisis Mode dan Efek Kegagalan FMEA Analisis Cabang Logika LTA Pemilihan Tindakan Gambar 4.3. Blok Diagram Pengolahan Data dengan Metode Reliability Centered Maintenance RCM b. Pendefinisian Batasan Sistem Pendefinisian batasan sistem bertujuan untuk menghindari tumpang tindih antara satu sistem dengan sistem lainnya. Universitas Sumatera Utara c. Penjelasan Sistem dan Blok Diagram Fungsi Sistem yang dikaji diuraikan secara mendetail kemudian digambarkan dalam blok diagram fungsi. Dalam tahap ini juga akan dikembangkan System Work Breakdown Structure SWBS dari sistem yang dikaji. d. Analisis Mode Kegagalan dan Efek Kegagalan FMEA Tahap awal dari penyusunan analisis mode kegagalan dan efek kegagalan FMEA adalah untuk melengkapi matriks peralatan dan kegagalan fungsi. Matriks ini dibuat dengan mengkombinasikan daftar SWBS dengan informasi kegagalan fungsi. Pada FMEA akan dilakukan perhitungan nilai Risk Priority Number RPN berdasarkan nilai severity, occurrence, dan detection. RPN = Severity x Occurence x Detection RPN = S x O x D e. Analisis Cabang Logika LTA Penyusunan analisis cabang logika LTA memiliki tujuan untuk memberikan prioritas pada tiap mode kerusakan dan melakukan tinjauan dan fungsi sehingga status mode kerusakan tidak sama. Prioritas suatu kerusakan dapat diketahui dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan dalam LTA ini. Empat hal penting dalam analisis kekritisan tersebut adalah sebagai berikut: a Evident, yaitu apakah operator mengetahui dalam kondisi normal, telah terjadi gangguan dalam sistem? Universitas Sumatera Utara b Safety, yaitu apakah mode kerusakan ini menyebabkan masalah keselamatan? c Outage, yaitu apakah mode kerusakan ini mengakibatkan seluruh atau sebagian mesin terhenti? d Category, yaitu pengkategorian yang diperoleh setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Pada bagian ini komponen terbagi dalam 4 kategori, yakni: 1. Kategori A Masalah Keselamatan 2. Kategori B Masalah Gangguan Sistem 3. Kategori C Masalah Ekonomi 4. Kategori D Masalah Tersembunyi Pada gambar 4.4. berikut dapat dilihat struktur analisis cabang logika yang digunakan dalam penlitian ini. Gambar 4.3. Struktur Analisis Cabang Logika LTA Universitas Sumatera Utara f. Pemilihan Tindakan Pemilihan tindakan merupakan tahap terakhir dalam proses RCM. Proses ini akan menetukan tindakan yang tepat untuk mode kerusakan tertentu. Dalam melakukan pemilihan tindakan dapat dipandu oleh pertanyaan penuntun selection guide seperti pada gambar 4.5. Gambar 4.5. Road Map Pemilihan Tindakan Universitas Sumatera Utara Berikut ini adalah keterangan tindakan yang dapat dihasilkan road map pemilahan tindakan dari gambar 4.5. 4. Berdasarkan Kondisi CD, tindakan yang diambil yang bertujuan untuk mendeteksi kerusakan dengan cara visual inspection, memeriksa alat, serta memonitoring sejumlah data yang ada. Apabila ada pendeteksian ditemukan gejala-gejala kerusakan peralatan maka dilanjutkan dengan perbaikan atau penggantian komponen. 5. Berdasarkan Waktu TD, tindakan yang bertujuan untuk melakukan pencegahan langsung terhadap sumber kerusakan yang didasarkan pada waktu atau umur komponen. 6. Berdasarkan Menemukan Kegagalan FF, tindakan yang diambil dengan tujuan untuk menemukan kerusakan peralatan yang tersembunyi dengan pemeriksaan berkala. 3. Pengujian Pola Distribusi dan Reliability Sebelum kajian keandalan reliability dilakukan, data kerusakan komponen perlu diuji distribusinya untuk memenuhi syarat pemakaian reliability. Data yang ada diuji dengan menggunakan 5 pola distribusi, yaitu distribusi weibull, normal, gamma, lognormal, dan eksponensial distribusi yang lazim digunakan dalam reliability. Software yang digunakan dalam pengujian ini adalah easy fit professional 5.2. Easy fit professional 5.2 merupakan sofware untuk membantu pengujian pola distribusi. Alasan menggunakan Easy fit professional 5.2 dibandingkan dengan sofware yang lain karena Easy fit professional 5.2 menyediakan pengujian untuk semua pola distribusi yang Universitas Sumatera Utara digunakan dalam realibility. Setelah diperoleh pola distribusi dari interval kerusakan komponen akan digambarkan konsep keandalan dari komponen dalam bentuk grafik dengan menggunakan sofware easy fit professional 5.2. Konsep keandalan terdiri atas empat bagian, yakni Probability Density Function PDF, Cumulative Distribution Function CDF, Reliability Function, dan Hazard Function. 4. Perhitungan Total Minimum Downtime Dalam tahap ini akan dilakukan perhitungan total minimum downtime dengan rumus: p p p f p p T t T T t H t D    dimana: Ht p = Banyaknya kerusakan kagagalan dalam interval waktu 0,t p , merupakan nilai harapan expected value T f = Waktu yang diperlukan untuk penggantian komponen karena kerusakan. T p = Waktu yang diperlukan untuk penggantian komponen karena tindakan preventif komponen belum rusak. t p + T p = Panjang satu siklus. 4.3.8. Analisis dan Pemecahan Masalah 4.3.8.1.Rekomendasi Tindakan Perawatan Berdasarkan Pendekatan RCM Universitas Sumatera Utara Pada bagian ini berisi tentang tindakan pemecahan masalah berdasarkan rekomendasi dari pendekatan RCM. Dari rekomendasi ini akan diperoleh tindakan yang sesuai dengan karakteristik operasi masing-masing mesin dan peralatan yang dibahas. 4.3.8.2.Interval Penggantian Komponen Berdasarkan Total Minimum Downtime Bagian ini akan membahas interval penggantian sesuai dengan pola distribusi data komponen dan perhitungan Total Minimum Downtime. Interval ini digunakan sebagai sumber informasi bagi perusahaan khususnya bagian Perlengkapan Teknik untuk melakukan penggantian komponen sebelum terjadinya kerusakan. 4.3.8.3.Rekomendasi Jadwal Perawatan Berdasarkan Interval Pergantian Komponen Pada bagian ini berisi tentang rekomendasi jadwal perawatan bagi perusahaan berdasarkan pada interval penggantian komponen sesuai dengan pola distribusi data komponen berdasarkan hasil pengujian. Jadwal ini dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi perusahaan dalam melakukan kegiatan perawatan berkala. Universitas Sumatera Utara

4.3.9. Kesimpulan dan Saran