Pokok Permasalahan Lokasi Penelitian

grupnya di Malaysia, OPEC Second Summit bersama Sinar Budaya Grup SBG di Caracas, Venezuella pada bulan September Tahun 2001. Selain itu, ia juga berperan sebagai pemain accordion bersama Rinto Harahap dan penyanyi legendaris Melayu Nur ‘Ainun dalam rekaman album Enam Jam di Malaka karya Rizaldi Siagian di Jakarta. Zulfan juga membentuk dan membimbing grup sendiri yang ia beri nama Group As-Syabab Senandung Deli. Sebagian besar anggota group ini adalah keluarga Zulfan, seperti anak dan keponakannya. Keistimewaan gaya permainan yang dimiliki Zulfan ini membuat penulis tertarik untuk menganalisisnya melalui sudut pandang etnomusikologis. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Analisis Gaya Permainan Akordion untuk Lagu-lagu Melayu oleh Zulfan Effendi.

1.2 Pokok Permasalahan

Dalam penelitian ini, satu pokok permasalahan yang akan penulis kaji dalam adalah bagaimana gaya permainan akordion untuk lagu-lagu Melayu oleh Zulfan Effendi? Pokok permasalahan ini dibuat sebagai bahan pertanyaan penelitian untuk menguji validitas lapangan, yaitu bagaimana ciri atau gaya permainan Zulfan Effendi yang dianggap memiliki kelebihan-kelebihan teknis dan estetis oleh sesama seniman Melayu sendiri atau para penikmatnya. Untuk menjawab pokok permasalahan ini, maka kajian penelitian ini dibantu oleh deskripsi biografi Zulfan Effendi dan hal-hal sejenis, dalam konteks multidisiplin dan interdisplin ilmu. Universitas Sumatera Utara 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ciri gaya permainan akordion salah satu pemusik Melayu, yaitu Zulfan Effendi dan mendokumenta- sikannya sebagai bahan pembelajaran bagi masyarakat secara khusus di bidang seni.

1.3.2 Manfaat

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini, antara lain : 1. Menjadi media yang berusaha dapat mengkomunikasikan kebudayaan musik Melayu kepada masyarakat Melayu bahkan diluar Melayu. 2. Mengangkat seniman musik tradisi agar dapat dikenal dikalangan masyarakat umum. 3. Sebagai media pengembangan ilmu pengetahuan khususnya etnomusikologi agar dapat mempertahankan mahalnya kesenian daerah yang semakin menghilang. 1.4 Konsep dan Teori 1.4.1 Konsep Universitas Sumatera Utara Konsep merupakan suatu definisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala Mely Tan dalam Kuentjaraningrat, 1991: 21. Konsep dimaksudkan untuk memberi definisi dan pembatasan pemahaman. Gaya adalah ciri-ciri tertentu atau karakter yang dimiliki oleh suatu musik, seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain: 1 Bruno Nettl 1964:169 dalam bukunya Theory and Method in Etnomusicology, mengatakan bahwa gaya dapat diartikan sebagai kumpulan karakter yang dimiliki oleh satu komposisi musik lagu, yang sama dengan karakter-karakter pada komposisi lainnya lagu-lagu di dalam kesatuan lingkungan budayanya. 2 Apel dalam bukunya Harvard Dictionary of Music, mengatakan gaya dalam satu komposisi musik berhubungan dengan suatu cara pengolahan semua unsur musik: bentuk, melodi dan ritme dalam Jagar Lumbantoruan 1991, 3 Slobin 1984:5 dalam bukunya World of Music, mengatakan gaya diartikan sebagai ciri khas dari sebuah musik yang di dalamnya terdapat unsur-unsur musik yang saling berhubungan antara elemen nada, elemen waktu, dan elemen warna suara. Dengan demikian yang dimaksudkan gaya dalam komposisi ini adalah ciri atau karakter yang ditimbulkan dengan cara pengolahan unsur musikal bentuk, melodi dan ritem yang saling berhubungan dalam permainan akordion oleh Zulfan Effendi Lubis. Akordion adalah instrumen musik Barat yang merupakan klasifikasi alat musik aerofon free-reed yang memiliki bass dan keyboard piano. Alat musik ini memiliki beberapa ukuran berdasarkan banyaknya jumlah bass dan keyboard. Ukuran yang paling kecil, yaitu 12 bass dengan 25 keyboard. Sedangkan ukuran yang paling besar, yaitu 160 bass dengan 41 keyboard Midgley 1976:81. Tetapi kemungkinan Universitas Sumatera Utara ada ukuran yang lebih kecil atau lebih besar lagi. Alat musik ini dimainkan dengan kedua tangan dengan bagian yang berbeda, secara umum tangan kanan memainkan keyboard, dan tangan kiri memainkan bass. Akordion dimainkan dengan cara menarik dan mendorong bagian belows agar mendapatkan sokongan udara sambil memainkan bass, dan tangan kanan juga bergerak memainkan tuts piano secara bersamaan dengan tangan kiri yang menarik dan mendorong akordion tersebut. Jika bagian bellows tidak ditarik, maka akordion tidak akan berbunyi karena tidak ada sokongan udara yang merupakan sumber bunyi pada akordion. Beberapa lagu Melayu yang penulis maksudkan dalam tulisan ini, yaitu lagu- lagu pada tiga rentak Melayu dan satu sampel lagu padang pasir. Adapun lagu tersebut, antara lain, senandung dengan lagu Sri Mersing, mak inang dengan lagu Mak Inang Pulau Kampai, lagu dua dengan lagu Tanjung Katung, dan genre padang pasir dengan lagu Habibi. Konsep kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar Koentjaraningrat 1987:180. Maka kebudayaan Melayu merupakan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat Melayu yang menjadi milik bangsa Melayu dengan belajar. Kebudayaan Melayu penulis maksudkan kepada kebiasaan-kebiasaan atau hasil dari tingkah laku masyarakat Melayu yang ada di Medan. Dalam hal ini yang dibahas adalah mengenai tradisi musikalnya. Universitas Sumatera Utara Zulfan Effendi adalah seorang pemusik akordion yang handal memainkan alat musik tersebut. Zulfan merupakan seorang yang bersuku Batak Mandailing, yaitu bermarga Lubis yang mengakui diri sebagai orang Melayu karena secara dominan mengikuti adat istiadat Melayu, berbahasa Melayu dan beragama Islam. Zulfan Effendi memandang dirinya sendiri dalam dwietnisitas yaitu sebagai orang melayu dan mandailing sekali gus. Begitu juga dengan isteri dan anak-anaknya, yang juga semuanya berkecimpung di bidang seni pertunjukan Melayu, khsususnya Melayu Deli.

1.4.2 Teori

Dalam tulisan ini, penulis menggunakan beberapa teori yang berfungsi untuk menuntun peneliti dalam melakukan suatu pekerjaan lapangan seperti penelitian. Teori-teori tersebut menjadi acuan yang membantu penulis untuk menemukan tujuan penelitian. Dalam menganalisi aspek gaya permainan akordion Melayu ini penulis menggunakan teori weighted scale yang dinyatakan oleh Malm 1977:8 bahwa dalam menganalisis karakter atau struktur suatu musik maka harus dikaji: tangga nada, nada dasar, wilayah nada, jumlah masing-masing nada, interval, pola kadensa, formula melodi, dan kontur. Karena dalam menganalisis suatu gaya permainan, maka diperlukan analisis musikalnya juga dan begitu pula sebaliknya. Untuk melihat kehidupan Zulfan Effendi Lubis, penulis menggunakan teori biografi. Dalam buku Antologi Biografi Pengarang Sastrawan Indonesia 1999:3-4 dijelaskan bahwa biografi adalah suatu teori yang dipergunakan untuk Universitas Sumatera Utara mendeskripsikan kehidupan pengarang atau sastrawan. Tulisan mengenai biografi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu biografi singkat dan panjang. Biografi singkat bisa hanya berjumlah beberapa baris kalimat saja, sedangkan biografi panjang bisa berjumlah satu buku atau lebih dalam Siti Zulaikha Sitanggang 1998. Dalam tulisan ini, penulis memilih biografi singkat tentang Zulfan karena kajian terpenting dalam tulisan ini bukanlah mengenai biografi Zulfan Effendi Lubis, tetapi gaya permainan akordion yang disajikannya baik dalam pertunjukan maupun industri rekaman. Teori ini penulis maksudkan untuk melihat bagaimana kehidupan Zulfan sebelum dan sesudah ia menjadi orang Melayu sampai saat ini, serta eksistensinya dalam musik Melayu. Dalam mengkaji sejarah alat musik akordion pada kebudayaan Melayu, penulis menggunakan teori yang selalu dipakai dalam kontak budaya,yaitu penyebaran unsur- unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain. Dengan proses tersebut manusia mampu menghimpun penemuan baru yang telah diterima oleh masyarakat, dapat diteruskan pada masyarakat luas sampai umat manusia di dunia dapat menikmati gunanya. Hal ini juga berkaitan dengan teori yang diungkapkan oleh Herkovits bahwa perubahan-perubahan dapat dilihat dari 2 titik pandang, yaitu bagaimana yang terjadi pada masa lampau dan masa sekarang dalam Johannes 2000. Bardasarkan titik pandang pertama sudah mempergunakannya dalam istilah difusi yang didefenisikan sebagai transmisi budaya dalam proses. Selain itu, perkembangan juga dapat dipandang dari bagaimana asal usul sesuatu dalam budaya karena faktor perubahan internal, ekternal lazim disebut akulturasi 1948: 525. Universitas Sumatera Utara

1.5 Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini penulis mengacu kepada pendapat Nettl 1964: 62 yang mengatakan ada dua hal yang esensial untuk melakukan aktivitas penelitian dalam disiplin etnomusikologi. Dua hal itu adalah kerja lapangan field work dan kerja laboratorium desk work. Penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu sebuah metodologi penelitian yang mencakup pandangan-pandangan falsafah mengenai disiplin inquiry dan mengenai realitas objek studi dalam ilmu-ilmu sosial dan tingkah laku Sanapiah 1990:1. Penggunaan metode kualitatif dalam penelitian kasus dan lapangan sangat tepat untuk menganalisa berbagai permasalahan, seperti memahami makna yang mendasari tingkah laku partisipan, eksplorasi untuk mengidentifikasi tipe-tipe informasi baru yang hendak dikumpulkan untuk memahami keadaan yang terbatas jumlahnya dengan folus yang mendalam dan terinci, dan mempersoalkan variable-variabel menurut pandangan dan defenisi partisipan.

1.5.1 Studi Kepustakaan

Sebelum melakukan suatu penelitian diperlukan panduan yang merupakan suatu referensi bagi peneliti. Oleh karenanya, penulis melakukan pencarian bahan- bahan sebelum melakukan penelitian ke lapangan. Terlebih dahulu penulis melakukan studi kepustakaan, seperti bahan-bahan bacaan mengenai teori, konsep, bahkan Universitas Sumatera Utara tulisan-tulisan lain yang berhubungan atau sedikitnya mempunyai kesamaan dengan judul penelitian ini. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut. 1 Buku Budaya Musik Tari dan Sumatera Utara 2008 oleh Muhammad Takari dan Heristina Dewi. Dalam buku ini dimuat tentang sejarah budaya music dan tari Melayu dari era animism, Hindu, Budha, Islam, penjajahan Eropa, dan era globalisasi. Yang menarik dalam buku ini juga dibahas tentang akulturasi music Portugis dan Melayu yang terdapat dalam tarian joget atau branle Portugis. Dalam buku ini juga diuraikan secara singkat tentang kedudukan alat musik akordion, dan gaya music Melayu yang disebut dengan gerenek, cengkok, dan patah lagu. 2 Buku Jatidiri Melayu 1995 oleh Luckman Sinar. Dalam buku ini dibahas tentang siapa itu orang Mlayu, baik dari perspektif orang-orang Eropa, penulis asing, maupun di kalangan orang Melayu sendiri. Buku ini sangat relevan dengan topic kajian ini, yaitu Zulfan Effendi Lubis merasa dirinya sebagai orang Melayu yang bernenek moyang orang Mandailing. 3 Jurnal Etnomusikologi Vol 1 Nomor 2 oleh Muhammad Takari yang berjudul Komunikasi dalam Seni Pertunjukan Melayu. Dalam artike ini, Takari banyak menyoroti bagaimana seni pertunjukan musik dan tari Melayu dikomunikasikan dari para seniman kepada khalayak penontonnya. Kemudian ia mengkaji aspek bahasa verbal yang terdapat dalam genre-genre seni Melayu, seperti: ronggeng, nazam, gurindam, ahoi, dan lain-lain. Tulisan ini memberikan wawasan aspek komunikasi seni Melayu kepada saya. Universitas Sumatera Utara 4 Penelusuran online Wikipedia yang berisi tentang sejarah dan jenis-jenis akordion. Termasuk akordion yang terdapat dalam kebudayaan Melayu. 5 Selain itu, penulis juga mencari referensi dari beberapa skripsi mahasiswa etnomusikologi, seperti Siti Sitanggang yang membahas tentang biografi dan gaya melodis permainan akordion seorang pemusik Melayu yang bernama Ahmad Setia, dan Jagar Lumbantoruan yang membahas tentang Analisis Gaya Melodi Talempong. 1.5.2 Pengumpulan Data di Lapangan 1.5.2.1 Observasi Dalam pengumpulan data di lapangan, penulis melakukan observasi atau melakukan pengamatan langsung ke lokasi penelitian dan tempat diselenggarakannya pertunjukan musik yang diikuti narasumber penulis. Penulis juga mengunjungi beberapa pertunjukan musik Melayu untuk menambah wawasan penulis pada musik Melayu. Dalam rangka observasi ini penulis mendatangi dan berkunjung secara berulang-ulang rumah kediaman Zulfan Effendi, untuk menciptakan suasana keakraban dengan beliau dan keluarganya. Selanjutnya observasi yang penulis lakukan adalah mengamati pola kegiatan hidup Zulfan Effendi dan keluarganya sebagai keluarga seniman. Beitu juga penulis mengobservasi bagaimana Zulfan Effendi Universitas Sumatera Utara melakukan latihan akordion dan memainkan musik Melayu bersama keluarga dan seniman-seniman Melayu lainnya. Penulis juga melakukan pengamatan terhadap Zulfan effendi dalam rangka memproduksi music-musik Melayu di studio yang disewa. Di dalam konteks ini, Zulfan Effendi biasanya bertindak sebagai seniman akordion Melayu. Kadangkala ia juga menyanyikan lagu-lagu Melayu. Biliau juga kadang mengisi musik rekaman yang dibuat kelompoknya dengan gesekan alat musik biola. Demikian sekilas kerja observasi yang penulis lakukan.

1.5.2.2 Wawancara

Dalam penelitian ini penulis juga melakukan teknik wawancara untuk mendaptkan informasi yang sedetail-detailnya dari informan-informan yang penulis pilih dalam penelitian ini. Adapun teknik wawancara yang penulis lakukan, yaitu wawancara terbuka dan tidak berstruktur Moleong 2002: 137-139. Penulis tidak hanya selalu terfokus pada satu pokok masalah dalam wawancara. Hal ini dapat menyebabkan kejenuhan pada informan sehingga data yang diharapkan tidak dapat diperoleh dengan akurat. Maka dalam hail ini penulis memilih menggunakan wawancara terfokus dan wawancara bebas. Dalam wawancara terbuka dan tidak berstruktur ini, penulis memfokuskan perhatian kepada dua aspek tujuan penelitian ini yaitu, untuk mengetahui sejauh apa gaya permainan akordion beliau. Yang kedua adalah memeperhatikan biografi ringkas hidupnya, bagaimana ia dapat diterima sebagai warga Melayu Deli dan bagaimana Universitas Sumatera Utara proses dirinya menjadi seniman Melayu. Penulis juga mewawancarai orang-orang dekat beliau yaitu isteri dan anak-nakanya. Untuk mendapatkan bagaimana kedudukan sosiokultural Zulfan Effendi di dalam kebudayaan Melayu, maka penulis mewawancarai beberapa seniman Melayu yang mengutarakan bagaimana Zulfan Effendi ini, terutama kekhasan beliau dalam memainkan akordion gaya musik Melayu.

1.5.2.3 Rekaman

Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan camera digital dan handphone untuk membantu merekam permainan akordion dan wawancara dengan informan penulis. Penulis menggunakan handphone merk Sony Ericson W 580i untuk merekan proses wawancara dengan informan penulis. Dan untuk merekam permainan akordion informan, penulis menggunakan camera digital merk Panasonic Lumix DMC-FX12. Proses wawancara direkamkan kedalam bentuk audio dengan perangkat perekam handphone. Sedangkan perekaman permainan akordion penulis rekam kedalam bentuk audio visual, sehingga gambar dan suara terlihat dan didengar dengan jelas. Kemudian hasil rekaman wawancara dan lagu dipindahkan ke komputer untuk ditranskripsikan ke dalam bentuk tulisan ataupun notasi. Selain rekaman langsung, penulis juga menggunakan kaset-kaset album rekaman Zulfan Effendi. Diantaranya, album Pucuk Pisang 1 dan album 3 Dimensi. Penulis memilih beberapa lagu dari album tersebut untuk mendapatkan gaya permainan kolaborasi unsur musik lain yang dimainkan beliau. Universitas Sumatera Utara

1.5.3 Kerja Laboratorium

Pada tahap yang terakhir, penulis melakukan kerja laboratorium untuk menganalsis data-data yang telah dikumpulkan di lapangan untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan. Semua data yang diperoleh baik dari kerja lapangan maupun studi kepustakaan dikumpulkan dalam kerja laboratorium untuk dianalisis Data-data yang penulis dapatkan disusun dan diatur kembali untuk mendapatkan hasil yang maksimal diperlukan. Proses pengumpulan data dilakukan secara bertahap dengan melakukan beberapa kali pengamatan dan wawancara. Hasil dari pengumpulan data dilapangan, seperti wawancara dan rekaman lagu kemudian ditranskripsikan kedalam bentuk tulisan. Sebelum mentranskripsikan lagu yang telah direkamkan, penulis terlebih dahulu mendengarkannya secara berulang-ulang. Kemudian penulis menghapal melodi akordion tersebut dan memainkannya di piano. Setelah itu melodi tersebut dituliskan kedalam bentuk notasi untuk dianalisis.

1.6 Lokasi Penelitian

Dalam pemilihan lokasi penelitian, penulis menetapkan lokasi di rumah narasumber, yaitu di Jl. Brigjen Katamso, Gang Merdeka yang berada di Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Penulis juga Universitas Sumatera Utara mengikuti beberapa kegiatan kesenian di tempat-tempat lain yang menyajikan musik Melayu untuk menambah informasi yang dapat membantu penyelesaian tulisan ini. Daerah lingkungan tempat tinggal narasumber merupakan daerah yang mayoritas didiami oleh masyarakat Melayu. Oleh karena itu, kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan Zulfan semakin dekat dengan budaya Melayu. Di lingkungan kediamannya, Zulfan merupakan sosok yang ramah dan sangat dikenal. Hal ini terbukti ketika penulis pertama kali mencari keberadaan beliau di tempat kediaman yang ia sewa dulu. Tetangganya berbaik hati mengantarkan penulis ke rumah Zulfan dan mengatakan bahwa ia sangat mengenal Zulfan. Keadaannya yang masih belum memiliki rumah sendiri membuatnya harus berpindah-pindah dan membuatnya semakin dikenal. Sehingga ia dan grupnya sering dipanggil dalam acara- acara yang diadakan oleh masyarakat daerah tempat tinggalnya. BAB II Universitas Sumatera Utara BIOGRAFI ZULFAN EFFENDI LUBIS DAN EKSISTENSINYA SEBAGAI PEMUSIK MELAYU Meskipun dalam penelitian ini penulis menekankan perhatian kepada gaya bermain lagu-lagu Melayu pada akordion oleh Zulfan Effendi, namun di Bab II ini penulis akan mendeskripsikan secara ringkas hidup beliau sebagai seniman musik Melayu. Alasannya adalah bahwa gaya permainan akordion yang dihasilkan oleh Zulfan Effendi adalah dilatarbelakangi oleh faktor-faktor: bakat, lingkungan, pengalaman hidup, pendidikan, tujuan hidup di dunia, religi, dan tentu saja identitas kemelayuan dan dirinya sebagai seorang keturunan Mandailing yang bermarga Lubis. Berikut ini adalah deskripsi tentang biografi Zulfan Effendi.

2.1 Latar Belakang Kehidupan Zulfan Effendi Lubis