Cengkok Grenek Patah Lagu Trill, Appoggiatura, dan Arpeggio

dilakukannya. Ia merasa berdosa jika tidak meneruskan ini kepada generasi berikutnya. Di antara sistem estetika musik Melayu di kawasan Sumatera Utara, menurut penjelasan para informan, yang cukup menonjol adalah tiga jeniskeindahan dalam memberukan im[rovisasi dan memberikan ruh kepada melodi musik Melayu. Ketiga unsur keindahan melodi itu adalah: cengkok, gerenek grenek, dan patah lagu. Berikut ini adalah contoh-contoh cengkok, gerenek, dan patah lagu yang dimainkan dalam akordion untuk lagu-lagu Melayu oleh Zulfan Effendi.

4.5.2 Cengkok

Cengkok merupakan bentuk melodi yang diayun dalam suatu komposisi musik. Jarak nada cengkok adalah melompat disjunct. Loncatan nada dengan teknik melodi yang diayun ini, umumnya menggunakan nada-nada di sekitar dua nada yang diayun itu. Bisa konturnya menain atau turun dahulu baru naik, atau naik dahulu baru turun. Ayunan nada boleh dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas. Ide cengkok inilah yang memberikan salah satu cirri khas pada musik Melayu. Gaya Cengkok pada Lagu Sri Mersing Gaya Cengkok pada Lagu Mak Inang Pulo Kampai Universitas Sumatera Utara Gaya Cengkok Lagu Habibi Gaya Cengkok Lagu Tanjung Katung

4.5.3 Grenek

Grenek merupakan variasi-variasi melodi dengan ukuran ritmis yang relative rapat. Pergerakan nada pada grenek adalah melangkah conjunct. Gaya Grenek pada Lagu Sri Mersing Gaya Grenek pada Lagu Mak Inang Pulo Kampai Gaya Grenek pada Lagu Habibi Universitas Sumatera Utara Gaya Grenek Lagu Tanjung Katung Pada umumnya, tidak semua frase pada komposisi gaya permainan akordion Zulfan memiliki gaya grenek saja, melainkan campuran cengkok di beberapa bagian. Keduanya terkadang dicampur dalam satu improvisasi musik.

4.5.4 Patah Lagu

Bagi seniman musik Melayu, apakah sebagai penyayi atau pemusik baik pembawa melodi atau rentak dan fungtuasi ritmik, maka hal yang juga penting untuk dipelajari dan dipraktikkan adalah ide patah lagu. Hiasan melodi ini adalah berupa ide menyentak-nyentakkan nada-nada tertentu, untuk tujuan menegaskan artikulasi nada, dan indah menurut persepsi orang-orang Melayu. Tidak semua hiasan melodi hanya berupa cengkok dan grenek, tetapi dalam tempat-tempat tertentu perlu dilakukan hiasan patah lagu. Contoh patah lagu yang disajikan Zulfan Effendi adalah seperti pada melodi di bawah ini. Universitas Sumatera Utara

4.5.5 Trill, Appoggiatura, dan Arpeggio

Selain gaya cengkok dan grenek, Zulfan juga selalu memainkan teknik trill dan appoggiatura pada permainan akordionnya. Trill adalah teknik memainkan satu melodi utama dengan satu melodi variasi kecil di depannya secara berulang-ulang dan Universitas Sumatera Utara dengan waktu yang sangat cepat. Sedangkan appoggiatura merupakan teknik memainkan melodi kecil di belakang melodi utamanya. Kedua melodi kecil tersebut tidak termasuk dalam hitungan ketukan. Arpeggio merupakan gabungan nada yang bertahap dan dibunyikan secara berurutan dan merupakan bentuk sebuah akord tertentu. Teknik ornamentasi ini sering ditemukan pada musik klasik Barat, khususnya alat musik melodis. Contoh teknik trill melodi akordion yang dimainkan oleh Zulfan Effendi adalah seperti berikut ini. Contoh teknik appoggiatura yang dimainkan oleh Zulfan Effendi dalam akordion untuk lagu-lagu Melayu adalah sebagai berikut. 1. Appoggiatura Satu Hiasan Melodi Universitas Sumatera Utara 2. Appoggiatura Dua dan Tiga Hiasan Melodi Contoh teknik arpeggio melodi akordion yang dimainkan oleh Zulfan Effendi adalah seperti berikut ini. Universitas Sumatera Utara 4.5.6 Memasukkan Melodi Musik Etnik Nusantara dan Arab 4.5.6.1 Gaya Melodi Musik Karo