Peruntukan Ruang Konsep Perancangan Tapak

Gambar 21. Lagoon dari Wetland Park 3D Sumber: WATG Design Pte. Ltd. 2010 Gambar 22. Drop-off Non-Domestic Area 3D Sumber: AGC Design Pte. Ltd. 2010

5.5 Peruntukan Ruang

Tapak yang akan dirancang dibagi menjadi tiga daerah utama. Pembagian ruang ini diperoleh dari masterplan yang dirancang arsitek. Tiga kawasan ini adalah area domestik, area non-domestik dan kawasan tak terbangun buffer. 1. Area domestik merupakan kawasan tempat tinggal privat bagi para lansia. Tempat tinggal ini terdiri dari gedung hunian 10 lantai dan villa 3 lantai. 2. Area Non-Domestik merupakan area komersial yang dapat diakses oleh publik. Terdiri dari hotel, retail, pusat kebugaran, medical house, laundry service, spa, residential care house for the erlderly dan mix use komponen. 3. Kawasan tidak terbangun ditujukan sebagai penyangga. Kawasan ini berada pada lokasi yang langsung berbatasan dengan wetland park selebar 30m dari kawasan terbangun. Gambar 23 merupakan gambar pembagian peruntukan ruang utama. Gambar 23. Peruntukan Ruang Utama Sumber: Digambar oleh mahasiswa magang

5.6 Analisis Lanskap

Analisis lanskap dilakukan oleh BCI sebagai dasar dari pengembangan perancangan lanskap. Analisis ini berupa catatan komentar terhadap studi ruang eksterior terdiri dari: ruang lanskap; sirkulasi dan aksesibilitas yang terbentuk dari desain bangunan yang telah dihasilkan arsitek WATG. 1. Studi ruang terbukalanskap Analisis ini mencakup studi ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang lanskap atau pertamanan. Ruang lanskap atau pertamanan ini dapat berupa ruang yang berpotensial digunakan sebagai aktivitas pengguna fungsional ataupun ruang yang hanya dijadikan sebagai peningkat kualitas visual dan lingkungan artistik, misalnya ruang display penanaman, ruang penanaman boundary, display kolam. Analisis ini didasarkan oleh keterkaitan bangunan yang dirancang oleh arsitek dengan kondisi lanskap disekitarnya. 2. Studi sirkulasi dan aksesibilitas Analisis ini mencakup potensi aksesibilitas dan sirkulasi yang dapat dikembangkan di tapak, baik sirkulasi kendaraan maupun pejalan kaki. Pada analisis sirkulasi, studi mencakup pengaturan dan penyesuaian sirkulasi tapak yang telah ataupun yang belum terdesain oleh arsitek, serta penggunaan material sirkulasi yang akan digunakan. Pada analisis aksesibilitas, studi yang dilakukan adalah penentuan lokasi yang yang berpotensial sebagai akses keluar masuk tapak. Penentuan akses didasari oleh fungsi bangunan dan ruang lanskapnya. Analisis lanskap dilakukan diatas gambar perancangan skematik arsitektural yang terdiri dari ground level, level 1, dan level podium level 3 dan level 4.

5.6.1 Ground Level

Analisis lanskap terhadap Ground Level ditunjukkan pada Gambar 24. Analisis terdiri dari studi terhadap ruang lanskap dan studi terhadap sirkulasi dan aksesibilitas. 1. Studi ruang terbukalanskap Pada Gambar 24 catatan 1, 2, dan 3, ruang lanskap ditujukkan sebagai peningkat kualitas visual. Pada catatan 1, desain bangunan mengakibatkan ruang terbuka ke arah batas tapak, ruang ini akan disiasati dengan pembentukan taman atau halaman dengan elemen tertentu untuk mengontrol pandangan visual pengguna tapak. Catatan 2 menerangkan potensi ruang penanaman sebagai aksen visual pada level diatasnya. Pada catatan 3, ruang disela-sela area elevator kawasan villa berpotensi untuk dirancang sebagai taman kering dengan elemen taman batu, air dan tanaman indoor. Catatan 4, 5 dan 6 menerangkan bahwa ruang lanskap ditujukan untuk memberikan privasi bagi unit bangunan villa. Catatan 4 merupakan zona penanaman yang memberikan batas antara ruang parkir dengan unit villa sebagai fungsi privasi, serta pereduksi bising dan polusi. Pada catatan 5 48 Gambar 24. Analisis Lanskap Ground Level Sumber: Belt Collins International Singapore Pte. Ltd., 2010 1.

3. 2.

Keterangan: Studi Terhadap Ruang Lanskap Studi Terhadap Sirkulasi dan Aksesibilitas

4. 5.

6. 8.

7.

9. 10

12 13 11 Diterangkan bahwa didepan unit villa akan dibuat halaman teras, dan pada catatan 6, level taman semi-privat direncanakan agar lebih rendah dari taman teras. Keduanya ditujukan sebagai pendukung privasi bagi penghuni. 2. Studi sirkulasi dan aksesibilitas Catatan 7 menyatakan bahwa pada ujung barat tapak bukan sebagai akses baik bagi kendaraan karena area ini merupakan bagian belakang bangunan. Pada catatan 8 diterangkan bahwa bangunan perawatan yang menghadap ke area terbuka berpotensial dibuat akses sehingga pengguna dapat terhubung dengan dengan ruang terbuka. Pada catatan 9, akses kawasan komersial akan terbuka bagi publik disepanjang jalur publik sepeda dan pedestrian. Pada catatan 10, akses keluar bagi kendaraan yang berasal dari area parkir. Catatan 11 menjelaskan sirkulasi yang dibuat oleh arsitek akan dirancang ulang oleh BCI. Pada catatan 12 menyatakan sirkulasi pada kawasan villa terdiri dari pathway pada ground level dan dan jembatan pada level 1 dan 2, sehingga material yang sebaiknya dipakai pada jembatan adalah timber bridge. Catatan 13 menerangkan lebar minimum pada sirkulasi EVA sebaiknya 6 meter.

5.6.2 Level 1

Analisis lanskap pada level 1 diperlihatkan pada Gambar 25. Analisis terdiri dari studi terhadap potensi ruang lanskap, studi terhadap sirkulasi dan aksesibilitas, serta studi peletakkan furnitur eksterior. 1. Studi ruang lanskappertamanan Pada Gambar 25 catatan 1 dan 2 menyatakan potensi pemanfaatan ruang atap sebagai area penanaman roof garden yang meningkatkan kualitas visual dan lingkungan. Catatan 3 menerangkan penanaman pohon dari ground level, akan membentuk aksen visual yang terbentuk oleh tajuk yang muncul di level 1. Catatan 4 menyatakan bahwa central amenity selain akan dibentuk taman dengan elemen air, juga diberikan open lawn, tempat duduk, sirkulasi pedestrian, serta amphiteathere. Ruang ini akan berfungsi lebih maksimal dengan perawatan yang lebih rendah dibanding taman yang berupa eleman air saja. Pada catatan 5, taman pada ground level dapat terlihat dari level 1. 2. Studi sirkulasi dan aksesibilitas Pada level 1, yang termasuk pada studi sirkulasi dan aksesibilitas terdiri dari penentuan letak-letak aksesibilitas masuk dan keluar tapak. Pada catatan 6 dinyatakan bahwa diperlukan akses langsung berupa tangga dan ramp yang berguna untuk menghubungkan ruang luar dengan kawasan komersial pada keaadaan darurat. Pada catatan 7 diterangkan bahwa perlu ada akses langsung dari bangunan retail naik ke level 1. Pada catatan 8 dijelaskan bahwa diperlukan pendefinisian ruang pada jalur masuk utama, hal ini disiasati pengajuan roundabout yang dapat mengorganisir rute sirkulasi. Pada catatan 9, bentuk desain jembatan yang diusulkan arsitek perlu di atur ulang menjadi bentukan dengan sudut yang lebih sederhana dan mengarahkan ke bangunan. 3. Peletakan furniture eksterior Pada level ini terdapat catatan peletakan furniture eksterior, terdiri dari peletekkan EVA hammerhead yang dekat dengan akses masuk kawasan retail yang dijelaskan pada catatan 10. Pada catatan 11, furniture guardhouse perlu diletakkan pada sirkulasi masuk domestik area sebagai pos keamanan dan bantuan bagi penghuni ataupun tamu yang berkunjung.

5.6.3 Level Podium Level 3

Level podium merupakan kawasan lanskap lantai 3 yang berada di area domestik area. Analisis level podium ditunjukkan oleh Gambar 26. Analisis lanskap pada kawasan ini terdiri dari studi ruang terbukalanskap dan studi sirkulasi dan aksesibilitas. 1. Studi ruang terbukalanskap Pada Gambar 26 catatan 1, ruang terdapat ruang kosong yang tersisa pada penerimaan hotel sehingga desain bangunan perlu diatur ulang, selain itu pada drop-off perlu diberikan teras eksterior. Catatan 2 menjelaskan ruang dengan kemiringan alami sebaiknya ditanami dengan tanaman masal. Catatan 3 menjelaskan perlu adanya penanaman dibawah jalur kendaraan level 1 overhang yang berbatasan dengan ruang publik. Catatan 4 menjelaskan diperlukan taman teras didepan unit bangunan tower 51 Gambar 25. Analisis Lanskap Level 1 Sumber: Belt Collins International Singapore Pte. Ltd., 2010 Keterangan: Studi Terhadap Ruang Lanskap Studi Terhadap Sirkulasi dan Aksesibilitas Studi Terhadap Peletakkan Elemen Eksterior 1. 2.

3. 4.

5. 6.

7.

8. 10

11 9. sebagai pemisah antara taman semi privat dengan ruang pribadi privat. Catatan 5 menerangkan bahwa diperlukan akses pada roof garden untuk kepentingan pemeliharaan. Pada catatan 6 menandakan bahwa ruang antara bangunan villa dengan taman di kawasan podium merupakan lahan kosong di level 3, sehingga langsung tertuju pada ground floor dibawahnya. 2. Studi sirkulasi dan aksesibilitas Pada catatan 7 diterangkan bahwa posisi jalur sepeda dan ramp telah dipindahkan, pada pengembangan perancangan, level ketinggian ramp harus tehubung dengan kawasan masuk tapak. Pada catatan 8 menyatakan jalan masuk ke kawasan bangunan memerlukan ramp dan tangga untuk mempermudah sirkulasi dengan level yang berbeda. Catatan 9 menyatakan akses EVA terletak di bawah bangunan tower. Catatan 10 menekankan bahwa jalan hanya akan digunakan bagi jalur keluar kendaraan dengan lebar jalan minimum 6 m.

5.6.4 Lanskap Level 4

Pada level 4, analisis lanskap ditunjukkan pada Gambar 27. Catatan ruang lanskap terdiri dari pembukaan ruang bangunan pada ruang penerimaan hotel dan potensi perancangan roof garden yang berlokasi di sekitar atap gedung tower. 53 Gambar 26. Analisis Lanskap Level Podium Level 3 Sumber: Belt Collins International Singapore Pte. Ltd., 2010 1.

2. 3.

4. 5.

6. 7.

9. 8.

10 Keterangan: Studi Terhadap Ruang Lanskap Studi Terhadap Sirkulasi dan Aksesibilitas 54 Gambar 27. Analisis Tapak Level 4 Sumber: Belt Collins International Singapore Pte. Ltd., 2010 Keterangan: Studi Terhadap Ruang Lanskap

5.7 Konsep Perancangan Tapak

Tema perancangan tapak Elderly Community Housing yang diajukan oleh konsultan adalah “Modern Tropical Resort”. Tema ini merupakan integrasi perancangan antara arsitek bangunan dengan arsitek lanskap. Tropical Resort diterjemahkan bahwa lingkungan tempat tinggal layaknya lanskap resort dengan kondisi alam tropis yang berlimpah ruang terbuka hijau disekitarnya. Hal ini akan menyediakan penghuni kesenangan hidup di lingkungan rumah sepanjang waktu. Sedangkan Modern dicirikan dengan desain arsitektural kontemporer. Modern kontemporer diidentikan dengan masa depan, kesenangan, dan antusiasme, yang akan menciptakan ikon dan identitas yang kuat di daerah Tin Shui Wai, Hong Kong. Secara fungsi spesifik, terdapat tiga tujuan utama yang diajukan oleh BCI untuk mencapai fungsi lanskap yang baik, yaitu: 1. Memanfaatkan pohon eksisting untuk di-transplanting ke area penyangga sebagai pendukung keberlanjutan tapak. 2. Menyajikan ruang terbuka yang terdiri dari area aktif dan pasif yang dapat digunakan oleh semua pengguna tapak. 3. Menyediakan penghijauan massal, serta mengaplikasikan teknologi roof garden dan green wall untuk memaksimalkan kualitas view dan sebagai aspek kesehatan.

5.8 Preliminary Concept Design