Menurut Kholil 2005, mengatakan bahwa : Penanganan sampah yang berorientasi pada TPA dengan sistem sanitary landfill atau controlled landfill , sudah
tidak tepat lagi diterapkan untuk menangani sampah di kota-kota besar. Karena di samping keterbatasan lahan sistem tersebut memerlukan biaya operasional yang sangat
mahal. Seiring dengan meningkatnya timbulan sampah dan semankin sulitnya mencari lahan sebagai tempat pembuangan akhir sampah TPA, maka minimisasi sampah di
sumbernya untuk mengurangi ketergantungan pada lahan menjadi prioritas utama kebijakan penanganan sampah kota. Sistem daur ulang sampah terpadu berbasis zero
waste yang mengintegrasikan sistem 3R reduce, reuse, recycle dengan sistem insinerasi
dapat menjadi pilihan yang tepat bagi penanganan sampah di kota-kota besar. Menurut Tchobanoglous et al. 1993 pada integrated solid waste management
ISWM terdapat empat tingkat hirarki yang harus dilaksanakan dalam pengelolaan sampah perkotaan, yaitu:
a. Pengurangan Sampah
Source Reduction
Pengurangan sampah pada sumbernya, merupakan hirarki tertinggi dalam tata urutan penanganan sampah perkotaan, karena hal ini merupakan cara yang paling efektif
untuk mengurangi jumlah timbulan sampah, dan mengurangi biaya yang diperlukan dalam pengangkutan dan penanganan dampak lingkungan. Pengurangan sampah dapat
terjadi melalui perencanaan, pembuatan dan pengemasan dari produk dengan kandungan bahan beracun yang minimal, minimalisasi jumlah atau penggunaan material yang
memiliki waktu penggunaan yang panjang.
b. Pendaurulangan
Recycling
Hirarki kedua dalam ISWM adalah pendaurulangan recycling yang melibatkan: 1 pemisahan dan pengumpulan bahan buangan; 2 penyiapan bahan material buangan
untuk digunakan ulang, pengolahan ulang dan 3 penggunaan ulang, proses ulang dan pembuatan ulang dari material buangan ini. Pendaurulangan ini merupakan faktor
penting dalam membantu mengurangi kebutuhan sumberdaya dan jumlah buangan sampah yang dibuang ke dalam landfill.
c. Pengubahan Sampah
Waste Transformation
Hirarki ketiga dalam ISWM adalah pengubahan sampah waste transformation. Pengubahan sampah melibatkan proses fisik, kimia dan biologi, Adapun bentuk
pengubahan sampah yang dapat dilakukan adalah: 1 memperbaiki efisiensi pengolahan
sampah; 2 pemulihan material yang dapat dipakai kembali; 3 pemulihan produk konversi seperti kompos dan energi dalam bentuk panas serta biogas untuk pembakaran
combustible biogas.
d. Landfilling
Landfilling menempati urutan terakhir dalam hirarki ISWM, karena landfilling
umumnya merupakan cara yang tidak diinginkan oleh masyarakat. Landfilling pada umumnya dilakukan untuk: 1 sampah yang tidak dapat didaur ulang dan tidak dapat
dipakai lagi; 2 sisa sampah, setelah dilakukan pemilahan di unit pemilahan; 3 sisa sampah setelah pemilahan.
2.2. Teknologi Pengolahan Sampah