70 kisaran waktu 30 menit. Pada kondisi viskometer telah mencapai kondisi
yang diinginkan maka ketinggian sampel dengan kapiler disesuaikan dengan menggunakan pompa hisap hingga garis batas pengisian setelah suhu sampel
mencapai suhu yang seimbang. Sampel dibiarkan turun serta dihitung waktu sampai tanda batas. Waktu yang diukur adalah waktu meniskus untuk
melewati waktu sasaran pertama menuju waktu sasaran kedua. Pengukuran dilakukan dua kali. Nilai viskositas kemudian dihitung dengan rumus :
Keterangan : µ : viskositas kinematik mm
2
s C : konstanta kalibrasi viskometer mm
2
s
2
t : waktu mengair sampel dari batas atas ke batas bawah s
3. Bilangan Asam ASTM D 974-08
Sampel sebanyak ± 20 g dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml lalu ditambahkan 100 ml pelarut terdiri dari Toluene, air, dan mL anhydrous
isopropyl alkohol dengan perbandingan 100:1:99. Kemudian ditambahkan larutan indikator P-Naphtholbenzein sebanyak 0,5 mL. Larutan di dalam
erlenmeyer tersebut kemudian dititrasi dengan KOH 0,1 M hingga warna orange kekuningan berubah menjadi warna hijau minimal selama 15 detik.
Jumlah volume ml KOH yang terpakai untuk titrasi kemudian dihitung untuk mengetahui nilai bilangan asam. Prosedur yang sama juga dilakukan
untuk blanko.
Keterangan : B
a
: bilangan asam mg KOHg biodiesel BM : bobot molekul KOH 56,1 gmol
A : volume KOH yang dibutuhkan untuk titrasi sampel mL B : volume KOH yang dibutuhkan untuk titrasi blanko mL
M : molaritas KOH m : berat contoh biodiesel g
4.
Bilangan Penyabunan dan kadar ester FBI-A03-03
Sebanyak 5 ± 0,005 gram sampel dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml dan ditambahkan 50 ml larutan KOH alkoholik. Labu Erlenmeyer
71 disambungkan dengan kondensor berpendingin udara dan larutan di dalam
labu dididihkan hingga sampel tersabun sempurna. Larutan yang diperoleh pada akhir penyabunan harus jernih dan homogen. Jika tidak maka waktu
penyabunan diperpanjang. Larutan dibiarkan cukup dingin tidak terlalu dingin, kemudian dinding dalam kondensor dibilas dengan aquadest. Labu
dilepaskan dari kondensor lalu larutan di dalam labu ditambah 1 ml larutan indikator fenolftalein ke dalam labu dan dititrasi dengan HCl 0,5N sampai
warna merah jambu hilang minimal selama 15 detik. Prosedur yang sama juga dilakukan untuk blanko.
Keterangan : B
s
: bilangan sabun mg KOHg biodiesel V
b
: volume HCl yang dibutuhkan untuk titrasi blanko ml V
c
: volume HCl yang dibutuhkan untuk titrasi sampel ml N : normalitas larutan HCl 0,5N
m : berat sampel biodiesel g
Kadar ester dihitung dengan rumus :
Keterangan : B
s
: bilangan penyabunan mg KOHg biodiesel B
a
: bilangan asam mg KOHg biodiesel G
tot
: kadar gliserol total -b
5. Bilangan Iod AOCS Cd 1-25
Sampel sebanyak ± 0,13 gram dimasukkan ke dalam erelenmeyer asah dan ditambahkan 15 ml larutan karbon tetrakhlorida CCl
4
. Sampel dikocok hingga tercampur sempurna di dalam pelarut. Kemudian 25 ml larutan Wijs
ditambahkan ke dalam erlemnmeyer asah dan ditutup. Kocok Larutan dikocok hingga tercampur sempurna lalu simpan di tempat gelap pada suhu
25
o
C selama 1 jam. Selanjutnya ditambahkan 150 ml aquadest dan 20 mL larutan KI 10 wv. Larutan diaduk hingga tercampur. Larutan dititrasi
dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 N yang sudah distandarkan sampai warna warna coklat iodium hampir hilang. Kemudian ditambahkan 1-2 ml