59 Dari Gambar 7 dapat terlihat bahwa 79 dari responden merupakan
pengunjung yang berasal dari daerah Kota atau Kabupaten Bandung sendiri. Sedangkan 21 lainnya merupakan pengunjung yang berasal dari luar Bandung.
Promosi mengenai Tahura Djuanda perlu untuk ditingkatkan lagi untuk dapat menambah jumlah pengunjung yang berasal dari luar Bandung.
6.1.3. Jenis Kelamin
Jenis kelamin secara tidak langsung turut mempengaruhi permintaan pemanfaatan jasa lingkungan yang ditawarkan oleh obyek-obyek wisata. Jenis
kelamin seorang wisatawan akan turut menentukan jenis wisata apa yang akan dipilih, sehingga jenis kelamin ini secara tidak langsung mempengaruhi
pemintaan di Tahura Djuanda. Untuk melihat lebih jelas mengenai jenis kelamin responden, dapat dilihat dari diagram berikut ini Gambar 8.
Sumber : Data primer diolah
Gambar 8. Diagram Jenis Kelamin Responden Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa, jumlah responden laki-laki lebih
besar dari jumlah responden perempuan dengan perbandingan 60 dengan 40. Hal tersebut dapat terjadi karena laki-laki cenderung lebih senang melakukan
perjalanan wisata ke wisata alam dibandingkan dengan perempuan.
6.1.4. Status Pernikahan
Status pernikahan berhubungan dengan jumlah tanggungan seseorang. Jika seseorang sudah menikah maka kemungkinan besar mempunyai jumlah
60 tanggungan yang lebih banyak, misalnya anak dan istri, dibandingkan dengan
orang yang belum menikah. Jumlah tanggungan yang lebih banyak pada akhirnya akan mempengaruhi besarnya biaya perjalanan yang harus dikeluarkan, sehingga
secara tidak langsung akan mempengaruhi kunjungan yang akan dilakukan. Pada penelitian ini, status pernikahan tidak mempengaruhi perjalanan wisata ke tahura
Djuanda. Dikatakan demikian karena proporsi pengunjung yang sudah menikah dan yang belum menikah mempunyai perbedaan yang sangat sedikit Gambar 9.
Sumber : Data primer diolah
Gambar 9. Diagram Status Pernikahan Responden Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa 51 dari jumlah responden
mempunyai status belum menikah sedangkan sisanya sebesar 49 berstatus sudah menikah. Hal tersebut berarti bahwa status pernikahan tidak mempengaruhi
seseorang dalam melakukan perjalanan wisata ke Tahura Djuanda.
6.1.5. Tingkat Pendidikan
Pendidikan menunjukkan pendidikan formal yang pernah ditempuh seseorang. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi berpengaruh terhadap
pemahaman seseorang terhadap kebutuhan psikologis dan rasa ingin tahu tentang obyek wisata dibadingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikan yang lebih
rendah. Selain itu tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap jenis pekerjaan yang dimiliki, jenis pekerjaan mempengaruhi jumlah pendapatan, yang kemudian
61 jumlah pendapatan berpengaruh dalam penentuan konsumsi barang dan jasa
seperti jasa untuk berwisata. Tingkat pendidikan seseorang juga akan meningkatkan kesadaran
seseorang tentang suatu perjalanan wisata, serta kesadaran mereka dalam memberikan persepsi tentang nilai sumber daya alam suatu obyek wisata. Secara
tidak langsung persepsi ini akan mendorong mereka untuk melakukan perjalanan wisata atau kunjungan ke Tahura Djuanda. Pengelompokan pengunjung sebagai
responden dalam penelitian ini dibagi menjadi empat kelompok yaitu SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Data responden menurut pengelompokan tingkat
pendidikan dapat dilihat pada Gambar 10.
Sumber : Data primer diolah
Gambar 10. Diagram Kelompok Tingkat Pendidikan Responden Pada diagram di atas terlihat bahwa sebagian besar responden mempunyai
pendidikan Perguruan Tinggi dan SMA sebesar 52 dan 43, sedangkan sisanya sebesar 5 adalah responden dengan pendidikan SMP. Dari diagram tersebut juga
dapat dikatakan bahwa semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi kesadaran untuk melakukan kegiatan rekreasi atau pun kegiatan wisata.
6.1.6. Pekerjaan