50 4.
Sebelah selatan berbatasan dengan tanah penduduk berupa lahan pertanian dan pemukiman Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung
dan Kelurahan Dago Kecamatan Coblong, Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap Kota Bandung.
Luas areal kawasan Tahura Djuanda seluas 526,98 ha dibagi menjadi
unit pengelolaan terkecil berupa blok-blok pengelolaan dengan rincian seperti tercantum pada tabel berikut ini :
Tabel 5. Luas Areal Kawasan Tahura Djuanda Nama
Luas ha Cakupan Wilayah
KabKota Kecamatan
Blok Koleksi tanaman Blok Pemanfaatan
Blok Perlindungan 171,22
72,72 2,96
280,08 Kab. Bandung
Kab. Bandung Kota Bandung
Kab. Bandung Cimenyan
Lembang Cimenyan
Lembang Coblong
Cimenyan Lembang
Total 526,98
Sumber : Balai Pengelolaan Tahura Djuanda 2009
5.2. Potensi Kawasan Tahura Djuanda
Daya tarik wisata alam yang ada di kawasan Tahura Djuanda merupakan hasil dari gejala alam dan fenomena alam pegunungan. Beberapa potensi wisata
yang bersifat khas dari kawasan ini adalah : 1.
Pemandangan Alam. Berupa kondisi lingkungan berhutan di kiri-kanan sungai dengan ketinggian
700 –1300 mdpl yang berhawa segar dengan panorama yang indah. 2.
Monumen Ir. H. Djuanda. Sesuai dengan salah satu tujuan dari pembangunan Taman Hutan Raya ialah
untuk menghormati perjuangan Ir. H. Djuanda, maka di Tahura Djuanda ini
51 dibangun monumen Ir. H. Djuanda yang berupa patung yang terletak pada
suatu pelataranplaza yang relatif lebih tinggi dari tempat di sekitarnya. 3.
Keragaman Flora. Hutan di kawasan ini merupakan vegetasi campuran yang terdiri dari 2.500
pohon termasuk pada 40 famili dari 112 spesies. Pada areal 30 ha ditanami dengan pohon-pohon berasal dari luar negeri seperti Sosis Kegelia
aethiopica yang berasal dari Afrika, Jacaranda filicifolia yang berasal dari Amerika Selatan, Mahoni Uganda Khaya anthotheca berasal dari Afrika,
Pinus Meksiko Pinus montecumae, Cengal Pasir Hopea odorata dari Burma, Cedar Honduras Cedrela mexicum M. Roem dari Amerika Tengah.
Selain berasal dari luar negeri juga terdapat banyak koleksi flora yang berasal dari dalam negeri seperti Cemara Sumatra Casuarina sumatrana, Bayur
Sulawesi Pterospermum celebicum, Ampupu atau Kayu Putih Eucalyptus alba, Mangga Mangifera indica dari Jawa, Ki Bima Podocarpus blumei
dan sebagainya. 4.
Keragaman Fauna. Fauna yang dapat dilihat dan dinikmati di dalam kawasan Tahura Djuanda ini
adalah suara beberapa jenis burung seperti Kacamata, Kutilang Pycnonotus caferaurigaster, Ayam hutan Galus-galus bankiva dan jenis burung
lainnya. Sementara itu Musang Paradoxurus hermaproditus, Tupai Callosciurus notatus dan kera Macaca fascularis.
52 5.
Kolam Pakar. Merupakan kolam buatan dengan luas 1,15 ha untuk PLTA, berfungsi
sebagai tempat penampungan air yang berasal dari Sungai Cikapundung untuk digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik PLTA Bengkok.
6. Goa Belanda dan Goa Jepang.
Merupakan goa peninggalan jaman Belanda dan Jepang yang memiliki nilai historis.
7. Jalan Setapak jogging track Pakar Dago – Maribaya.
Adanya jalan setapak antara Pakar Dago sampai ke Maribaya, menyusuri ekosistem pinggir sungai berhutan sejauh 3 km dengan kondisi yang baik.
8. Patahan Lembang.
Di wilayah dekat Obyek Wisata Maribaya dapat diamati adanya fenomena alam yang dikenal dengan Patahan Lembang Lembang Fault. Patahan
Lembang ini membujur arah Barat Laut-Tenggara yang sekaligus menjadi punggung bukit yang membatasi Sub DAS Cikapundung Hulu bagian Barat.
9. Curug Omas.
Fenomena alam yang terletak disebelah utara Tahura Djuanda dan bersebelahan dengan obyek wisata air panas Maribaya.
10. Curug Dago. Fenomena alam yang terletak di tepian sungai Cikapundung. Di bagian
bawah curug ini terdapat ceruk yang merupakan hasil erosi atau pengikisan aliran sungai.
53 11. Prasasti Thailand.
Merupakan batu bertulis berbahasa Thailland yang terdapat di Situs Curug Dago. Prasasti tersebut memberikan keterangan mengenai kedatangan Raja
Chulalongkorn II Rama V beserta rombongan pada tahun 1896 M ke Bandung.
5.3. Tanah dan Topografi