II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pariwisata
Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan Bab I Pasal 1, dinyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian
dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Kemudian di dalam Undang-
undang tersebut dijelaskan pula bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata
serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Pariwisata menurut Yoeti 1985 merupakan suatu perjalanan yang
dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat
yang dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan hidup guna bertamasya dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
Institute of Tourism Britain menyatakan bahwa pariwisata adalah kepergian orang-orang sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat
tujuan di luar tempat tinggal dan bekerja sehari-hari dengan berbagai kegiatan selama seharian atau lebih. Kegiatan wisata erat kaitannya dengan pengunjung.
Pengunjung sendiri adalah orang-orang yang datang ke suatu kawasan rekreasi dengan maksud dan tujuan tertentu Muntasib, 2007.
2.2. Rekreasi
Lieber 1983 mendefinisikan rekreasi sebagai suatu bentuk penyegaran mental dan jasmani melalui aktivitas yang dikehendaki. Sedangkan menurut
9 Cooper 1993 dalam Vanhove 2005, rekreasi dapat dikatakan sebagai kegiatan
yang dilakukan pada waktu luang, dan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk bersenang-senang tetapi tidak harus dengan melakukan perjalanan. Rekreasi juga
diartikan segala kegiatan yang dilakukan dalam waktu luang untuk kembali ke kreatif dan merupakan suatu kebutuhan dasar manusia saat ini Muntasib, 2007.
Menurut Smith 1989 dalam Pangemanan 1993, ciri-ciri umum dari rekreasi adalah :
1. Aktifitas rekreasi tidak mempunyai bentuk dan macam tertentu. Semua
kegiatan manusia dapat dijadikan aktifitas rekreasi asalkan dilakukan dalam waktu senggang dengan tujuan dan maksud-maksud positif dari rekreasi.
2. Rekreasi bersifat luwes, ini berarti bahwa rekreasi tidak dapat dibatasi oleh
tempat, dapat dilakukan dimana saja sesuai dengan bentuk rekreasi yang dilakukan.
3. Rekreasi dapat dilakukan oleh perorangan maupun oleh sekelompok orang.
4. Rekreasi bersifat universal, tidak terbatas oleh umur, jenis kelamin, dan
kedudukan sosial. Secara umum Clawson dan Knetsch 1975 membedakan rekreasi ke
dalam dua golongan, yaitu rekreasi pada tempat tertutup indoor recreation dan rekreasi di alam terbuka outdoor recreation. Rekreasi alam merupakan rekreasi
yang dilakukan di alam terbuka dan memerlukan sumberdaya untuk memperoleh kepuasan rohani dengan modifikasi tapak seminimal mungkin.
Rekreasi alam adalah salah satu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang berdasarkan atas prinsip kelestarian alam. Melalui rekreasi alam dengan
berbagai bentuknya seperti jalan kaki, berkemah, berburu, memancing, menikmati
10 pemandangan yang indah dan lain-lain, setiap individu dapat mengembangkan
kemampuannya. Rekreasi alam atau wisata alam merupakan salah satu bagian dari kebutuhan hidup manusia yang khas.
2.3. Permintaan Rekreasi Alam