BAB VI KETERKAITAN MODAL SOSIAL , KAPASITAS INDIVIDU
DAN KEWIRAUSAHAAN
6.1 Konstruksi Modal Sosial dan Nilai Kewirausahaan
Pengembangan kewirausahaan dianggap penting selain karena mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja,
kewirausahaan juga banyak melahirkan kreativitas dan inovasi baru dalam melakukan usaha. Selain itu kewirausahaan dapat meningkatkan kualitas
kompetensi yang dapat meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat. Membangun sumberdaya manusia yang berjiwa dan memiliki nilai kewirausahaan tidaklah
mudah. Keberhasilan pengusaha yang sukses terlihat dari karakteristik dan nilai dari seorang wirausahanya. Nilai lebih ini adalah sifat pantang menyerah, berani
mengambil resiko, kreativitas serta daya inovasi yang besar. Mayoritas wirausaha di Indonesia masih didominasi oleh sektor usaha
kecil UKM dan usaha rumah tangga, terlebih lagi ketika dihadapkan pada kawasan perdesaan, dimana keberhasilan kegiatan perekonomian masyarakat baik
di perkotaan maupun perdesaan sebagian besar banyak disokong oleh kegiatan usaha entrepreneurship yang
masih didominasi oleh usaha-usaha skala mikro dan kecil dengan pelaku utama para petani, buruh tani, pedagang sarana produksi
dan hasil pertanian, pengolah hasil pertanian, serta industri rumah tangga.
3
Keberhasilan pengembangan kewirausahaan tidak pernah terlepas dari peran masyarakat itu sendiri. Sakur 2006 menyebutkan bahwa pengembangan
nilai-nilai atau jiwa kewirausahaan merupakan kunci berhasilnya seorang wirausaha. Artinya tanpa melupakan modal dan sumberdaya lainnya, nilai yang
dimiliki oleh seseorang adalah penting ketika melakukan kegiatan usaha. Namun kenyataannya, pengembangan kewirausahaan masih banyak menghadapi berbagai
hambatan karena masih rendahnya kualitas atau mutu sumberdaya manusia. Minimnya kapasitas yang dimiliki oleh masyarakat terutama mereka yang berada
3
Buchari Alma, ’fenomena-lembaga-keuangan-mikro-dalam-perspekti-pembangunan-ekonomi- pedesaan ’, http: www.scribd.comdoc331brs_filelkm.pdf, diakses pada 12 Juni 2010.
di perdesaan namun menggantungkan hidupnya pada kegiatan usaha tertentu, akan menjadi kesulitan besar bagi perkembangan usahanya. Dalam konteks
masyarakat desa yang erat kaitannya dengan pendidikan yang rendah juga menjadi sebuah kendala dalam kegiatan usaha. Umumnya masyarakat di desa
tidak mempedulikan apakah usaha yang mereka geluti sudah sesuai dengan kebutuhan pasar atau bahkan bagaimana kelanjutan usaha mereka di masa yang
akan datang. Kebutuhan mereka untuk menjadi seorang wirausaha tidak lain karena dorongan keterdesakan ekonomi.
Minimnya kapasitas serta rendahnya motivasi para pelaku kegiatan usaha di perdesaan seperti petani dan pedagang kecil berpengaruh pula terhadap nilai-
nilai kewirausahaan dalam diri mereka. Seperti halnya para pedagang kecil yang memiliki pengetahuan rendah cenderung akan merasa puas ketika mereka mampu
mendapatkan keuntungan sesuai dengan nilai yang mereka harapkan. Padahal keuntungan berupa uang hanyalah sebuah implikasi dari kegiatan usaha, artinya
walaupun pada akhirnya yang dijadikan motivasi adalah dari segi uang, namun dalam konsep “kewirausahaan” mengandung makna yang lebih luas lagi yaitu
nilai-nilai serta jiwa yang mampu melahirkan sumberdaya manusia yang handal yang mampu menciptakan kreativitas dan inovasi serta semangat kerja yang
tinggi. Melihat kondisi di atas, mungkin timbul pemikiran pesimis dan keraguan
bahwa usaha-usaha kecil dan usaha rumah tangga terutama yang terdapat di perdesaan tidak akan maju dan berkembang dengan pesat. Namun yang terjadi
adalah bahwa usaha kecil tersebut sampai sekarang masih bisa bertahan di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil. Hal ini kemudian menjadi tidak mengherankan
karena sebagian dari mereka masih memiliki modal sosial. Menurut Brata 2004, modal sosial memberikan manfaat ekonomis bagi
pelaku ekonomi sektor informal baik perkotaan maupun perdesaan. Modal sosial dalam pengertian jaringan-jaringan atau hubungan sosial, merupakan salah satu
sumber daya atau modal yang digunakan orang dalam strategi pemecahan persoalan kehidupan sehari-hari. Di saat pekerjaan yang ada tidak memberikan
pendapatan yang memadai, maka dicari pekerjaan dimana pada umumnya sangat
ditentukan oleh modal sosial yang dimiliki, yaitu keanggotaan dari jaringan sosial individu.
Norma sosial akan sangat berperan dalam mengontrol bentuk-bentuk perilaku yang tumbuh dalam masyarakat. Pengertian norma itu sendiri adalah
sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh anggota masyarakat pada suatu entitas sosial tertentu. Norma-norma ini biasanya terinstusionalisasi
dan mengandung sanksi sosial yang dapat mencegah individu berbuat sesuatu yang menyimpang dari kebiasaan. Aturan kolektif tersebut biasanya tidak tertulis
tapi dipahami oleh setiap anggota masyarakat dan menentukan pola tingkah laku yang diharapkan dalam konteks hubungan sosial. Inilah kemudian mengapa aspek
norma tidak berpengaruh terhadap nilai kewirausahaan kreatif, inovatif, keberanian mengambil resiko, dan kepercayaan diri sebab masyarakat desa
cenderung bertindak sesuai dengan pola aturan tertentu. Padahal kewirausahaan memerlukan tindakan diluar kebiasaan. Menurut Soesarsono 2002
kewirausahaan merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda, serta usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan
sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.
Francis Fukuyama 1995 dalam Mawardi 2007 menunjukkan hasi-hasil studi di berbagai negara bahwa modal sosial yang kuat akan merangsang
pertumbuhan berbagai sektor ekonomi karena adanya tingkat rasa percaya yang tinggi dan kerekatan hubungan jaringan yang lebih luas tumbuh antar sesama
pelaku ekonomi. Modal sosial sangat tinggi pengaruhnya terhadap perkembangan dan kemajuan berbagai sektor ekonomi. Lebih lanjut Saharuddin 2010,
menyatakan bahwa pandangan yang selama ini diyakini menjadi penopang utama kegiatan usaha serta kebutuhan pengembangan kewirausahaan masyarakat kecil
adalah modal produktif yang terdiri atas rasa percaya, kemampuan dalam membangun jaringan kerja serta kepatuhannya terhadap norma yang berlaku
dalam kelompok maupun masyarakat sekitarnya, yang mana modal tersebut memberi keuntungan untuk mengakses modal lainnya sumberdaya alam,
manusia, dan fisik serta memfasilitasi kerjasama intra dan antar kelompok masyarakat.
Modal sosial akan menghasilkan energi kolektif yang memungkinkan berkembangnya jiwa dan semangat kewirausahaan di tengah masyarakat, yang
selanjutnya akan mendorong berkembangnya dunia usaha. Baik usaha besar maupun usaha kecil akan tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat yang
memiliki tradisi dan nilai kejujuran, terbuka dan memiliki tingkat empati yang tinggi. Modal sosial juga berpengaruh kuat pada perkembangan sektor-sektor
ekonomi lainnya seperti sektor perdagangan, jasa, konstruksi, pariwisata dan beberapa yang lain. Apapun pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor
kepercayaan, kemampuan mengelola jejaring dan nilai-nilai etis merupakan penopang yang akan menentukan perkembangan dan keberlanjutan beragam
aktivitas usaha di setiap sektor perekonomian.
6.2 Peran Modal Sosial dalam Pengembangan Kewirausahaan