dan fisik hanya menentukan secara parsial dari keseluruhan proses pertumbuhan ekonomi sedangkan faktor penentu lainnya adalah modal sosial.
2.1.3 Kapasitas Individu
Sumodiningrat 1999 dalam Aly 2005 mengemukakan bahwa kita memerlukan suatu strategi baru dari kebijaksanaan pembangunan yang
memadukan pertumbuhan dan pemerataan. Strategi pembangunan itu dipahami sebagai suatu proses transformasi dalam hubungan sosial, ekonomi, budaya, dan
politik masyarakat. Proses ini diarahkan agar setiap upaya pemberdayaan masyarakat dapat meningkatkan kapasitas masyarakat capacity building. Setiap
orang dalam suatu komunitas harus ditingkatkan kemampuannya dengan mengembangkan dan mendinamisasi potensinya Kartasasmita 1996 dalam
Riasih 2004. Peningkatan kemampuan dan potensi yang ada dalam diri anggota komunitas itulah yang dikenal dengan penguatan kapasitas capacity building.
Penguatan kapasitas menurut Shaughnessy 1999 dalam Riasih 2004 adalah suatu istilah yang makna dan metodenya bervariasi dan mencakup secara
luas di antara orang dan organisasi. Penguatan kapasitas dapat dilihat dalam tiga elemen yaitu:
1 Pembangunan manusia yang paling mendasar yang meliputi kesehatan, pendidikan, nutrisi dan keterampilan teknis.
2 Perbaikan institusi swasta dan umum untuk meningkatkan keterampilan bekerja secara lebih efektif.
3 Membentuk kepemimpinan politik yang dapat memahami institusi sebagai suatu kesatuan yang tidak mudah terpecah belah sehingga memerlukan
peningkatan yang berkesinambungan dan berkelanjutan. Penguatan kapasitas merupakan suatu proses peningkatan atau perubahan
perilaku individu, organisasi dan sistem masyarakat dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Dengan demikian, menurut Sumpeno
2002 dalam Riasih 2004 penguatan kapasitas berarti terjadi perubahan perilaku untuk:
1 Meningkatkan kemampuan individu dalam pengetahuan, keterampilan, dan
sikap.
2 Meningkatkan kemampuan kelembagaan dalam organisasi dan manajemen,
keuangan dan budaya. 3
Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam kemandirian, keswadayaan, dan mengantisipasi perubahan.
Pengembangan kapasitas sumberdaya manusia atau individu menurut Rubin dan Rubin 1992 dalam Riasih 2004 merupakan pengembangan personal
yang bertujuan untuk menemukan hal-hal apa saja yang kurang pada dirinya tetapi ada upaya untuk meningkatkan kekurangan tersebut. Dengan demikian
pengembangan kapasitas individu adalah bagaimana menciptakan kemampuan untuk mencapai keberhasilan melalui tindakan yang dilakukan individu.
Pengembangan kapasitas individu dapat dikembangkan melalui keanggotaan dalam organisasi masyarakat dan dapat memobilisasi sumber-sumber yang
individu tersebut tidak dapat melakukannya bila sendiri. Individu dalam masyarakat memberikan dukungan terhadap anggota lainnya sehingga masalah
dapat dihadapi secara kelompok Rubin dan Rubin 1992 dalam Riasih 2004. Lebih lanjut Sumpeno 2002 dalam Riasih 2004 mengemukakan bahwa dengan
pengembangan kapasitas akan dapat meningkatkan kemampuan individu dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap di samping dapat meningkatkan
kemampuan kelembagaan dan kemampuan masyarakat.
2.1.4 Motivasi dan Kebutuhan Berwirausaha