b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak satu milyar rupiah.
c. Milik WNI.
d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar.
e. Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau
badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi. Usaha kecil merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil baik
modal, penggunaan tenaga kerja maupun orientasi pasar yang dijalankan secara perorangan atau keluarga dengan teknologi yang sederhana. Berdasarkan
Tambunan 1998 usaha kecil di Indonesia memiliki ciri umum dimana waktu pasar masuk-keluar relatif singkat, manajemen bersifat manual, produktivitas
usaha dan tenaga kerja umumnya anggota keluarga sangat rendah, selain itu, penyebaran usaha kecil meliputi daerah pemukiman urban dan perdesaan rural
yang ditopang oleh tenaga kerja dari lingkungan setempat.
2.2 Kerangka Penelitian
Menurut Coleman 1988 dalam Suandi 2007, masyarakat memiliki modal sosial yang melingkupi kehidupan mereka yang berupa kewajiban,
pengharapan expectancy, dan struktur rasa kepercayaan, saluran informasi, serta norma dan sanksi yang efektif. Namun pada penelitian ini meilihatnya dari tiga
unsur yaitu kepercayaan trust, norma-norma norms, dan jaringan network. Modal sosial berperan dalam menopang pengembangan ekonomi masyarakat
melalui kegiatan kewirausahaan. Kewirausahaan akan berkembang apabila modal sosial yang dimiliki masyarakat dapat dimanfaatkan dengan baik.
Dalam penelitian ini, teori yang dikemukakan sebelumnya mengenai nilai- nilai kewirausahaan dijadikan dasar untuk menentukan dan mengukur enam
cirinilai kewirausahaan yang meliputi; inovatif dan kreatif, sifat kepemimpinan, orientasi ada kerja-ada hasil, pengambil resiko, percaya diri, dan bekerja keras.
Hal ini diputuskan atas pertimbangan bahwa ini telah mencakup sebagian besar ciri-ciri kewirausahaan yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli.
Mendayagunakan potensi modal sosial untuk mengembangkan nilai kewirausahaan akan sulit dicapai tanpa adanya penguatan dari aspek kapasitas
individu. Kapasitas individu ini akan dilihat dari pengetahuan, sikap, serta keterampilan dalam kehidupan bermasyarakat terutama ketika berwirausaha.
Lebih lanjut kapasitas individu dan modal sosial juga merupakan dua potensi yang saling melengkapi untuk membentuk jiwanilai kewirausahaan. Peranan modal
sosial dalam membentuk nilai kewirausahaan tidak dapat dilakukan secara otonom tanpa memperhatikan kapasitas individu.
Menumbuhkan nilai kewirausahaan merupakan aspek yang juga dipengaruhi oleh motivasi seseorang untuk berwirausaha. Kamal 1991
menyatakan bahwa pada dasarnya, motivasi seseorang melakukan usaha adalah sebagai pemenuhan kebutuhan hidup. Keikutsertaan dalam kegiatan usaha adalah
dalam rangka membantu kelangsungan kehidupan rumah tangga atau bersifat survival
. Terdapat berbagai dorongan yang mengakibatkan seseorang ingin meningkatkan nilai kewirausahaannya yang kemudian diwadahi oleh modal sosial
sebagai variabel utama mencapai nilai kewirausahaan, sehingga peranan modal sosial pada akhirnya mampu menjadi pengungkit yang efektif dan wadah untuk
meningkatkan kemampuan individu dalam menjalankan usaha produktif dengan bersandarkan pada nilai kewirausahaan.
Keterangan:
= saling berhubungan =
berperan
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Peranan Modal Sosial dalam Pengembangan Nilai Kewirausahaan Studi Kasus Pedagang Kecil
dan Anggota Kelompok Tani di Desa Cikarawang Kecamatan Dramaga Kebupaten Bogor
2.3 Hipotesis Penelitian