melakukan go private. Salah satu contoh perusahaan yang melakukan go private
yakni PT. Komatsu Indonesia pada Tahun 2005.
6
1. Bagaimanakah pengaturan pelaksanaan go private dalam hukum pasar
modal? Berdasarkan hal tersebut di atas, maka Penulis berminat menulis skripsi
dengan judul “ Analisis Hukum Pelaksanaan Go Private Pada PT. Komatsu Indonesia”
.
B. Perumusan Masalah
Dengan latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
2. Bagaimanakah pelaksanaan go private yang dilakukan oleh PT. Komatsu
Indonesia ? 3.
Bagaimanakah akibat hukum go private terhadap para pemegang saham PT. Komatsu Indonesia ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penulisan Adapun yang menjadi tujuan skripsi ini adalah :
a. Untuk mengetahui pengaturan pelaksanaan go private dalam hukum pasar
modal b.
Untuk mengetahui pelaksanaan go private yang dilakukan oleh PT. Komatsu Indonesia
6
Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Go Public dan Go Private Indonesia, Jakarta : Kencana, 2009 hal. 2
Universitas Sumatera Utara
c. Untuk mengtahui akibat hukum go private terhadap para pemegang saham
PT. Komatsu Indonesia. 2. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : a.
Secara Teoritis Skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka
perkembangan ilmu hukum pada umumnya, perkembangan hukum ekonomi khususnya mengenai go private, yang dapat dikatakan sebagai suatu aksi
korporasi yang merupakan kebalikan dari tindakan go public. b.
Secara Praktis Secara praktis penulisan skripsi ini dapat memberikan masukan bagi para
pembaca, khususnya bagi para pihak yang berkecimpung dalam kegiatan go private.
D. Keaslian Penulisan
“ Analisis Hukum Pelaksanaan Go Private Pada PT. Komatsu Indonesia” yang diangkat menjadi judul skripsi ini belum pernah ditulis di Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara. Penulisan skripsi ini merupakan hasil pemikiran penulis dibantu dengan referensi buku-buku, media cetak dan elektronik dan
bantuan dari pihak-pihak tertentu. Dengan demikian, keaslian skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Universitas Sumatera Utara
E. Tinjauan Kepustakaan
Perseroan adalah persekutuan modal asosiasi modal yang oleh Undang- undang diberi status badan hukum. Dalam Undang-undang No.40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas selanjutnya disebut “UUPT” dinyatakan Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut Perseroan adalah badan hukum yang
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksananya.
Selain defenisi yang disebutkan dalam UUPT terdapat defenisi lain tentang Perseroan Terbatas yakni menurut HMN Purwosutjipto, berpendapat
bahwa, Perseroan Terbatas adalah persekutuan yang berbentuk badan hukum.
7
Menurut Abdulkadir Muhammad, Perseroan Terbatas adalah Perusahaan akumulasi modal yang dibagi atas saham-saham dan tanggung jawab sekutu
pemegang saham terbatas pada jumlah saham yang dimilikinya. Perseroan Terbatas adalah perusahaan persekutuan badan hukum.
8
Pasar modal pada hakikatnya adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran jangka panjang, penambahan financial assets pada saat yang sama,
Perseroan terbatas adalah badan hukum dan memperoleh status badan hukum pada tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri dalam hal ini Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia mengenai pengesahan badan hukum perseroan.
7
H. M. N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia. Jakarta : Djambatan, 1999, hal 95
8
Abdulkadir Muhammad, Pengantar Hukum Perusahaan Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999, hal 68
Universitas Sumatera Utara
memungkinkan investor untuk mengubah dan menyesuaikan portofolio investasi. Dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal dinyatakan Pasar
Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan Efek, yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Menurut Marzuki Usman, Pasar Modal adalah pelengkap di sektor
keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan. Pasar modal memberikan jasanya yakni menjembatani hubungan antara pemilik
modal dalam hal ini disebut pemodal investor dengan peminjam dana dalam hal ini disebut dengan emiten. Para pemodal meminta instrumen pasar modal untuk
keperluan investasi portofolio sehingga pada akhirnya dapat memaksimumkan penghasilan.
9
Menurut Siswanto Sudomo, yang dimaksud dengan pasar modal adalah pasar tempat diterbitkannya serta diperdagangkannya surat-surat berharga jangka
panjang.
10
Pada dasarnya pasar modal mirip dengan pasar-pasar lainnya, yang membedakan ialah pada pasar modal komoditi yang diperdagangkan adalah dana-
dana jangka panjang, yang terikat dalam investasi lebih dari satu tahun atau jangka panjang.
11
Go public merupakan penawaran saham atau obligasi kepada masyarakat umum untuk pertama kalinya. Pertama kali di sini berarti bahwa pihak penerbit
9
Marzuki Usman, Pengetahuan Dasar Pasar Modal, Jakarta: Penerbit IBI, 1987 , hal 5
10
Siswanto Sudomo, Perkembangan Pasar Modal di Indonesia Dampaknya Bagi Para Investor , Semarang: P3E, 1999, hal 17
11
Sawidji Widoatmodjo, Pasar Modal Indonesia Pengantar dan Studi Kasus, Bogor : Ghalia Indonesia, 2009, hal 11
Universitas Sumatera Utara
pertama kali melakukan penjualan saham. Kegiatan ini disebut sebagai pasar perdana primary market, dan selanjutnya pemegang saham ini dapat
mentransaksikannya di pasar sekunder secondary market.
12
Menurut Sudarsono dan Edilias, go public adalah penjualan saham atas suatu perusahaan kepada masyarakat dalam rangka menambahkan modal untuk
ekspansi perluasan dan pertumbuhan perseroan.
13
Go Public adalah suatu perusahaan yang pada waktu pertama kali menawarkan saham-sahamnya kepada masyarakat pemodal. Secara harfiah, istilah
go public berarti pergi ke masyarakat. Secara konotatif, istilah go public memang khusus digunakan di dunia pasar modal. Artinya, juga memang pergi ke
masyarakat, yaitu untuk menghimpun dana dari masyarakat. Jadi, jika suatu perusahaan ingin menambah modalnya, maka bisa pergi ke masyarakat untuk
mendapat modal tersebut, yaitu dengan menjual saham atau obligasi atau surat berharga lainnya.
14
Go Private merupakan proses dimana suatu perusahaan terbuka melakukan perubahan statusnya kembali menjadi perusahaan tertutup. Tindakan
go private ini merupakan aksi korporasi yang merupakan kebalikan dari tindakan go public.
15
Menurut Black’s Law Dictionary, Go Private adalah “ the process of changing a public corporation by terminating the corporation’s status with
12
Ibid, hal 46
13
Sudarsono dan Edilias, Kamus Ekonomi, Uang dan Bank, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, hal 67
14
Kunarjo. Glosarium, Ekonomi , Keuangan dan Pembangunan, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2003, hal 156
15
Boby W Hermawan, Op.cit, hal 26
Universitas Sumatera Utara
Security Exchange Commision as a publicly held corporatioan and by having its outstanding publicly held shares acquiered by a single shareholder or a small
group”. Go Private artinya perusahaan yang sahamnya semula dimiliki oleh publik
atau perusahaan terbuka, berubah kembali menjadi perusahaan tertutup yang dimiliki oleh segelintir pemegang saham saja.
16
Go private merupakan perusahaan yang telah go public, lalu sahamnya dibeli oleh pemodal tertentu sehingga jumlah pemegang sahamnya kurang dari
ketentuan pasar modal.
17
Jumlah perusahaan publik yang beralih menjadi perusahaan tertutup memang tidak terlalu banyak, namun itu dapat menjadi pertanda yang kurang baik
di tengah upaya untuk meningkatkan minat sektor korporasi untuk mencatatkan sahamnya di lantai bursa. Para pelaku dunia usaha yang tadinya mempunyai minat
untuk masuk ke pasar modal, tentunya akan kembali melakukan pertimbangan lebih dalam dengan berubahnya status sejumlah perusahaan publik menjadi
tertutup. Fenomena go private ini juga mengkhawatirkan karena adanya perbedaan proses antara perusahaan yang melakukan go private dengan sukarela
Fenomena ini menarik terjadi di pasar modal saat ini. Di satu sisi banyak perusahaan dari kelas kakap sampai kelas menengah, ramai-ramai masuk bursa
tetapi sebaliknnya beberapa perusahaan tersebut berniat hengkang dari bursa, dengan alasan saham mereka tidak aktif diperdagangkan. Emiten kemudian
melihat lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya.
16
Black’s Law Dictionary, 7
th
Edition, West Group, 1999, USA, Hal. 69
17
Kunarjo. Glosarium, Ekonomi , Keuangan dan Pembangunan, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2003, hal 157
Universitas Sumatera Utara
dan yang dipaksa atau force delisting. Dalam beberapa hal perusahaan publik yang akan melakukan go private dapat mengalami kesulitan dalam penentuan
harga saham yang harus dia beli kembali dari para investor publik.
18
18
Boby W Hermawan, Op.cit, Hal 29.
F. Metode Penulisan