Penyampaian Rencana Delisting dan Rencana Go Private kepada BEJ dan Penyampaian Agenda RUPSLB

daripadanya. Perseroan adalah produsen alat-alat berat serta komponen-komponen fabrikasi terkait yang utamanya untuk digunakan pada sector-sektor konstruksi, kehutanan, perkebunan dan pertambangan. Perseroan menjual produk-produknya di pasar domestik dan ekspor. Selain itu, perseroan juga memproduksi dan memasarkan produk-produk baja cor steel castings. Perseroan memiliki tiga fasilitas produksi, yaitu a. Perakitan b. Pengecoran Baja c. Pabrikasi

2. Proses Go Private PT. Komatsu Indonesia

PT. Komatsu Indonesia melaksanakan go private pada Tahun 2005, adapun proses dari go private yang dilakukan oleh PT. Komatsu Indonesia, adalah 91 Pada tanggal 10 agustus 2005 perseroan menyampaikan rencana voluntary delisting, usulan go private dan meminta BEJ menghentikan perdagangan sementara suspensi saham perseroan. Usulan go private untuk perseroan adalah sejalan dengan kebijakan global yang diambil oleh induk perusahaan perseroan, Komatsu Ltd. Dalam melaksanakan kebijakan ini Komatsu Ltd. telah menghapuskan pencatatan sahamnya di berbagai bursa efek , seperti di Jepang yaitu Nagoya Stock Exchange, Sapporo Securities Exchange dan Fukouka Stock

a. Penyampaian Rencana Delisting dan Rencana Go Private kepada BEJ dan

Suspensi Perdagangan Saham di BEJ 91 Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Op.Cit, Hal 109 Universitas Sumatera Utara Exchange dan juga di Eropa, yaitu Frankfurt Stock Exchange dan Luxembourg Stock Exchange. Anak-anak perusahaan Komatsu Ltd. , yaitu Komatsu Zenoan Co. dan Komatsu Forklift Co., Ltd. Juga telah melakukan penghapusan pencatatan saham- saham mereka di Tokyo Stock Exchange pada tahun 2002. sehubungan dengan penghapusan pencatatan atas perusahaan-perusahaan tersebut di atas hanya perseroan yang merupakan satu-satunya anak perusahaan Komatsu Ltd. Di luar Jepang yang sahamnya masih tercatat di bursa. Selain alasan di atas, alasan lainnya adalah untuk menjamin fleksibilitas dan meningkatkan daya saing dengan perusahaan lainnya. Pada tanggal 11 Agustus 2005 bursa memutuskan untuk melaksanakan penghentian sementara perdagangan efek perseroaan yang merupakan sesi pertama perdagangan efek pada pukul 09.30 waktu Jakarta Automatic Trading System JATS. Suspensi dilakukan di pasar negoisasi dan pasar tunai kecuali pasar regular terhadap saham perseroan, alasan suspensi dilakukan karena usulan go private akan mempunyai dampak yang signifikan terhadap harga saham perusahaan di pasar regular, periode delisting cukup lama sehingga memungkinkan untuk memberi kesempatan investor bertransaksi di pasar negoisasi dan pasar tunai. Harga saham sebelum suspensi Rp. 5350 lima ribu tiga ratus lima puluh per saham. 92 92 Ibid. Hal 111. Universitas Sumatera Utara

b. Penyampaian Agenda RUPSLB

Pada tanggal 11 Agustus 2005 perseroan menyampaikan agenda RUPSLB termasuk draft surat edaran mengenai usulan go private dan ringkasan surat edaran usulan go private kepada Bapepam. Surat edaran disampaikan oleh Komisaris dan Direksi perseroan dengan maksud untuk memberikan kepada pemegang saham 93 1 Latar Belakang usulan go private termasuk rencana delisting dan rencana perubahan status perseroan. : 2 Suatu tinjauan umum mengenai persyaratan-persyaratan hukum yang harus dipenuhi untuk melaksanakan usulan go private. 3 Informasi untuk memungkinkan pemegang saham memutuskan mengenai bagaimana memberikan suara dalam RUPSLB. Usulan go private untuk perseroan melibatkan langkah-langkah sebagai berikut : a.Berkaitan dengan rencana delisting : 1. Penghapusan pencatatan delisting saham perseroan dari Bursa Efek Jakarta 2.Pengesahan oleh Rapat Umum Pemegang Saham atas penunjukan PT Ernst Young Advisory Service “EY” sebagai penilai independen dan persetujuan saham atas hasil penilaiannya. b. Berkaitan dengan rencana perubahan status : 1 Pengesahan oleh pemegang saham independent atas penunjukan EY sebagai penilaian independent dan persetujuan atas hasil penilaiannya 93 www.komatsuIndonesia.co.id Tanggal akses 11 Februari 2010. Universitas Sumatera Utara 2 Perubahan status perseroan dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup. 3 Melakukan perubahan-perubahan atas anggaran dasar perseroan 4 Pemberian wewenang kepada direksi untuk mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk melaksanakan poin 1, 2, dan 3.

c. Pengumuman Mengenai Rencana Mengadakan RUPSLB