Metode dan Alur Penelitian

3 Tahap Persiapan 3 penentuan pilihan jawaban pada pertanyaan tingkat ke-2 Pada tahap ini, 40 soal pertanyaan tingkat pertama yang dihasilkan dari tahap persiapan 2 kemudian diujikan kepada siswa. Pada soal pilihan ganda ini, siswa diminta memilih jawaban dan menuliskan alasan alasan bebas untuk setiap jawaban mereka. Tes ini sama dengan tes pilihan ganda beralasan bebas. Sampel yang digunakan dalam tahap ini sebanyak 30 orang yang berasal dari kelas X-D di MAN 13 Jakarta. Alasan bebas pada jawaban siswa selanjutnya dianalisa dan dijadikan sebagai pilihan jawaban pada pertanyaan tingkat kedua tier 2. Hasil analisa didapatkan 4 pilihan alasan berasal dari pemahaman siswa sebagai bentuk diagnosa pemahaman siswa. Sebagai pelengkap pilihan yang tepat lalu ditambahkan satu pernyataan alasan benar yang berasal dari peneliti, sehingga pada tier 2 ditentukan 5 pilihan. Dari kelima pilihan alasan yang mendukung 40 soal pada tier 2 kemudian dipertimbangkan dan disetujui oleh dosen pembimbing judgement. Hasil akhir dari tahapan ini didapatkan 40 soal pilihan ganda bertingkat dua TTMC yang telah divalidasi konten oleh ahli dua dosen pembimbing b. Tahap Uji Instrumen Pada tahap ini 40 soal TTMC yang valid diujikan kepada 30 orang siswa dari kelas X-C di MAN 13 Jakarta. Hasil tes tersebut kemudian dikalkulasi untuk mendapatkan skor reliabilitas dan daya beda soal TTMC. Dari tahap ini didapatkan 14 soal dengan reliabilitas baik dan daya beda yang cukup. c. Tahap Pelaksanaan Penelitian Tahap ini adalah tahapan penentuan dalam menganalisa miskonsepsi yang berasal dari instrumen-instrumen yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya. Instrumen sebagai bentuk tes TTMC diberikan kepada 35 siswa dari kelas X- IPA-4 sekolah yang berbeda dari sampel ujicoba sebelumnya. Sampel yang diambil pada tahapan ini adalah siswa kelas sepuluh dari populas di SMAN 26 Jakarta yang telah memperoleh pelajaran tentang konsep Archaebacteria dan Eubacteria. Sebelum tes TTMC diberikan peneliti mengobservasi kegiatan pembelajaran pada konsep tersebut sebanyak 3 pertemuan. Setelah melaksanakan observasi, peneliti memberikan tes TTMC untuk didapatkan data mengenai siswa yang memahami konsep dan mengalami miskonsepsi. d. Tahap pengolahan dan analisis data Pada tahap ini, data yang diperoleh dari tes TTMC dikalkulasi dan dianalisis hingga diperoleh persentase miskonsepsi siswa pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria. Berdasarkan pengolahan dan analisis data, diambillah suatu kesimpulan mengenai penelitian yang telah dilakukan.

C. Populasi dan Sampel

Pada tahapan pembuatan soal TTMC yang terdiri dari tahap persiapan tahap persiapan 1-3 dan tahap pengujian instrumen tahap 2 digunakan sampel dari MAN 13 Jakarta yang telah mempelajari konsep Archaebacteria dan Eubacteria. Pada tahap persiapan 2, wawancara dilakukan kepada 12 siswa kelas X-D yang terdiri dari 4 siswa dari kelas atas, 4 siswa dari kelas tengah, dan 4 siswa dari kelas bawah. Tahap berikutnya, yaitu pelaksanaan tes pilihan ganda beralasan bebas tahap persiapan 3 dilakukan pada 30 siswa di kelas X-C. Untuk tahap pengujian instrumen dilaksanakan pada 30 siswa di kelas X-D. Pemilihan sampel sekolah dilakukan dengan teknik purposive sampling yang didasarkan pada ciri tertentu. Sementara itu, penentuan sampel kelas dilakukan dengan teknik simple random sampling. Simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. 2 Populasi pada tahap pelaksanaan penelitian tahap 3 yaitu seluruh siswa kelas X IPA di SMAN 26 Jakarta yang sudah mempelajari konsep Archaebacteria dan Eubacteria. Sampel dalam penelitian ini adalah satu kelas dari empat kelas X IPA di SMAN 26 Jakarta yang sudah mempelajari konsep Archaebacteria dan Eubacteria, yaitu kelas X-IPA-4 dengan siswanya sebanyak 35 orang 2 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, Cet. 7, h. 127.

D. Teknik Pengumpulan Data Tes Diagnostik

Pengumpulan data pada penelitian ini dilaksanakan pada tahap ke 3, yaitu tahap pelaksanaan penelitian. Untuk mengumpulkan data tersebut digunakan teknik tes dan nontes. Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan tujuan untuk mendapatkan jawaban yang dijadikan dasar bagi penetapan skor. Tes tertulis adalah sejumlah pertanyaan yang disajikan secara tertulis mengenai aspek yang ingin diketahui dari respon siswa yang juga diberikan secara tertulis. 3 Tes tertulis yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes diagnostik TTMC yang berjumlah 14 butir soal pilihan ganda beralasan tertutup yang disusun melalui tahapan-tahapan yang terdapat pada Gambar 3.1. Tes TTMC ini diberikan kepada siswa kelas X-IPA-4 di SMAN 26 Jakarta yang berjumlah 35 siswa. Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan letak kesukaran yang dialami oleh siswa pada suatu mata pelajaran tertentu. 4 Letak diagnosis terdapat pada respon siswa pada pertanyaan tingkat ke-dua. Melalui hasil tes diagnostik ini akan diperoleh data mengenai miskonsepsi siswa. Teknik nontes adalah teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan melalui pengamatan sistematis. 5 Pada penelitian ini digunakan lembar observasi sebagai alat pengumpul data nontes. lembar observasi digunakan pada tahap pelaksanaan penelitian untuk mengamati kegiatan pembelajaran pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria di kelas X-IPA-4 SMAN 26 Jakarta.

E. Instrumen Pengumpulan Data

1. Tes Diagnostik TTMC Pada penelitian ini, soal TTMC dikembangkan berdasarkan prosedur yang diajukan oleh Tuysuz pada tahun 2009. 6 Soal TTMC terdiri dari dua tingkat 3 Ibid. 4 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009, Cet. XVI, h. 70. 5 Ibid., h. 76. 6 Cengiz Tuysuz, “Development of Two-Tier Diagnostic Instrumen and Assess Student’s Misunderstanding in Chemistry ”, Scientific Research and Essay, Vol. 4, 2009, h. 628. pertanyaan dimana tingkat pertama adalah pilihan ganda yang berupa teori mengenai konsep Archaebacteria dan Eubacteria yang didapatkan dari tahap persiapan 1 dan 2 pada alur penelitian Gambar 2.1. Pilihan jawaban pada pertanyaan tingkat pertama terdiri dari 4 pilihan jawaban pengecoh yang berasal dari respon siswa yang salah pada wawancara di tahap persiapan 2 dan 1 jawaban benar dari peneliti. Sementara itu, pertanyaan tingkat kedua terdiri dari alasan untuk jawaban dari pertanyaan di tingkat pertama sebagai bentuk diagnosis. Pilihan jawaban pada pertanyaan tingkat ke-dua terdiri dari 4 pilihan jawaban pengecoh yang berasal dari respon siswa yang salah pada tes pilihan ganda beralasan bebas dari tahap persiapan 3. Melalui tes TTMC akan didapatkan data mengenai siswa yang memahami konsep dan siswa yang mengalami miskonsepsi. Kisi-kisi instrumen TTMC dibuat berdasarkan SK, KD, indikator pembelajaran, dan materi terkait konsep Archaebacteria dan Eubacteria dari beberapa buku. Instrumen TTMC didapat setelah melalui beberapa tahapan pada Gambar 3.1 dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Soal TTMC yang Digunakan dalam Penelitian Sub Konsep Indikator Soal Jenjang Kognitif Jumlah Soal Ciri-ciri Archaebacteria Membedakan struktur Archaebacteria dan Eubacteria C3 1 Ciri-ciri Eubacteria Mengidentifikasi ciri-ciri bakteri berdasarkan membran intinya C1 4 Menganalisis fungsi struktur tubuh Eubacteria C2 Menentukan struktur tubuh Eubacteria C3 Menyimpulkan ciri-ciri Eubacteria C3 Pengelompokan Archaebacteria Menyebutkan contoh Archaebacteria C1 2 Menjelaskan dasar pengelompokan Archaebacteria C2 Pengelompokan Eubacteria Menyebutkan salah satu kelompok bakteri sesuai gambar yang disajikan C1 2 Mendeskripsikan bakteri berdasarkan bentuknya C2 Reproduksi Bakteri Menjelaskan reproduksi bakteri berdasarkan gambar yang diberikan C3 1 Cara bakteri mendapatkan nutrisi Menjelaskan nutrisi yang dibutuhkan bakteri C2 1 Peranan Bakteri Dalam Kehidupan Menentukan bakteri yang menguntungkan bagi manusia C3 3 Memilih pernyataan yang tidak tepat tentang peranan bakteri dalam kehidupan C3 Menyimpulkan peranan timbal balik bakteri bagi pencernaan manusia. C6 Total 14 Rata-rata 2. Lembar Observasi Observasi adalah mengumpulkan keterangan-keterangan melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis pada kejadian-kejadian yang dijadikan sasaran pengamatan. 7 Pada penelitian ini digunakan lembar observasi untuk mengamati proses belajar di dalam kelas. Dari hasil observasi dapat diketahui apakah kegiatan pembelajaran menjadi salah satu penyebab terjadinya miskonsepsi. 7 Anas Sudijono, loc. cit.