Hasil Penelitian yang Relevan

pengalaman hidupnya, namun pengalaman mereka yang beraneka ragam di kemudian hari sangat mewarnai miskonsepsi yang terjadi di kelas. 67 Konsep-konsep awal yang dimiliki oleh siswa dapat sesuai dengan konsep ilmiah ataupun tidak sesuai dengan konsep ilmiah. Perbedaan konsep awal dengan konsep ilmiah sangat berpengaruh pada perolehan pengetahuan tentang konsep berikutnya yang akan ia serap, hal inilah yang dapat meyebabkan terjadinya miskonsepsi. 68 Ada kalanya perbedaan konsep awal siswa dengan konsep ilmiah dapat diubah dengan mudah, namun ada kalanya pula sulit untuk diubah. 69 Namun terkadang, guru enggan memperhatikan konsep awal yang dimiliki oleh siswa. Apabila konsep yang tidak tepat telah masuk ke dalam struktur kognitif siswa maka miskonsepsi dapat berlanjut terus-menerus dan dapat menyebabkan siswa terlambat menerima konsep yang baru dengan tepat. Sebelum guru membantu menangani miskonsepsi yang terjadi pada siswa, guru harus terlebih dahulu mengetahui letak miskonsepsi tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi miskonsepsi adalah dengan menggunakan instrumen two-tier multiple choice. 67 Suparno, loc.cit., h.6. 68 Ibid., h.7. 69 Ibid., h. 31. Gambar 2.1 Kerangka Pikir Instrumen Two-tier Multiple Choice Pengetahuan Awal Siswa Konsep awal yang sesuai dengan konsep ilmiah Konsep awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah Proses Belajar Mengajar Terjadi miskonsepsi Siswa terhambat dalam menerima pelajaran yang baru dan menemui masalah-masalah dalam belajar Identifikasi Miskonsepsi 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu pelaksanaan kegiatan penelitian dari tahap persiapan sampai tahap pengambilan data adalah sebagai berikut: 1. Tahap persiapan 1-3 dan uji instrumen dilaksanakan pada tanggal 23 September - 21 Oktober 2013 di MAN 13 Jakarta. 2. Tahap pelaksanaan penelitian pada tanggal 6 November 2013 di SMAN 26 Jakarta.

B. Metode dan Alur Penelitian

1. Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada saat dilaksanakannya penelitian. Adapun tujuan penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan kondisi yang ada dalam suatu situasi tertentu. 1 Pada penelitian ini dikumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang terjadi akibat suatu proses pembelajaran. Fakta-fakta yang ditemukan dari hasil penelitian kemudian dideskripsikan sesuai dengan keadaan sebenarnya. Fakta- fakta tersebut didapatkan melalui pemberian tes diagnostik two-tier multiple choice TTMC kepada sampel yang telah ditentukan. Pemberian tes ini bertujuan untuk mengetahui berapa banyak siswa yang mengalami miskonsepsi serta mengungkap konsep yang dimiliki siswa tentang Archaebacteria dan Eubacteria. Selain melalui pemberian tes diagnostik, data-data yang ada juga dikumpulkan melalui pengamatan langsung observasi. 1 Luchy Cheser Jacobs dan Asghar Razavieh, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011, Cet. IV, h. 447.