karena seperti batang dan tersusun seperti rantai

7. Subkonsep Peranan Bakteri Dalam Kehidupan

Untuk mengidentifikasi miskonsepsi pada subkonsep peranan bakteri dalam kehidupan, maka siswa diminta menjawab soal nomor 12 sampai dengan 14. Soal yang akan dibahas pada subkonsep ini adalah soal yang menunjukkan respon kategori miskonsepsi siswa paling tinggi, yaitu nomor 12. Soal nomor 12 dapat dilihat pada gambar 4.7. Gambar 4.7 Soal nomor 12 Persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal ini sebesar 28.57. 14.29 di antaranya memilih Streptomyces venezuela sebagai bakteri yang menguntungkan karena bakteri ini bersimbiosis dengan akar tanaman polong. Dominansi jawaban siswa pada soal ini ada pada kategori menebak, yaitu sebesar 51.43. Jumlah ini tergolong tinggi dibandingkan dengan nomor-nomor lainnya. Sebanyak 14.29 di antaranya memilih Streptococcus basilus sebagai salah satu bakteri yang menguntungkan karena bakteri tersebut berperan dalam sistem pencernaan kita. Sebanyak 11.43 diantaranya memilih Streptococcus basilus sebagai bakteri yang menguntungkan karena bakteri ini bersimbiosis dengan akar tanaman polong. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa terjadi miskonsepsi pada seluruh subkonsep pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria dengan persentase rata-rata 31.12. Subkonsep dengan persentase miskonsepsi tertinggi adalah subkonsep reproduksi bakteri, yaitu sebesar 51.43. Subkonsep dengan Berikut ini adalah bakteri yang menguntungkan adalah… a. Streptococcus basilus

b. Streptomyces Venezuela

c. Bordetella pertussis d. Actynomyces bovis e. Treponema pallidum Alasan untuk jawaban saya adalah …. a. karena bakteri tersebut berperan dalam sistem pencernaan kita b. karena dapat menghasilkan bakteri baru c. karena dapat berperan dalam pembuatan antibiotic d. karena dapat bersimbiosis dengan akar tanaman polong. e. karena bakteri tersebut adalah satu-satunya bakteri yang menguntungkan makhluk hidup persentase miskonsepsi terendah adalah subkonsep ciri-ciri Archaebacteria, yaitu sebesar 79.28. Salah satu penyebab miskonsepsi yang terjadi adalah peran guru dalam kegiatan pembelajaran yaitu pada aspek pembukaan pembelajaran, penggunaan strategi pembelajaran, dan penutup pembelajaran. Tidak adanya apersepsi pada awal pembelajaran membuat gagasan-gagasan awal tertentu pada siswa yang mungkin salah masih terdapat dalam struktur kognitif siswa. Hal tersebut akan mengganggu asimilasi pengetahuan siswa. Cara mengajar guru yang membosankan membuat sebagian besar siswa tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas dengan baik. Hal ini terjadi karena anak-anak dibiarkan membangun pengetahuannya sendiri tanpa bimbingan yang baik. Tidak adanya tugas yang diberikan dan dikoreksi oleh guru membuat guru sulit untuk mengetahui kesulitan dan miskonsepsi pada siswa, sehingga tidak dapat dilakukan pembelajaran remidiasi. Selain miskonsepsi, pada tes TTMC ini ditemukan persentase menebak sebagai kategori yang mendominasi hampir di setiap subkonsep. Persentase menebak terbesar terdapat pada subkonsep ciri-ciri Archaebactreia, dimana pada subkonsep ini persentase miskonsepsi justru adalah persentase terendah dari seluruh subkonsep. Jika jawaban siswa dianalisis berdasarkan jumlah siswa yang menjawab benar pada pertanyaan tingkat pertama dan yang menjawab benar pada kedua tingkat pertanyaan, maka diperoleh hasil bahwa jumlah siswa yang menjawab benar pada pertanyaan tingkat pertama lebih besar dibandingkan jumlah siswa yang menjawab benar pada kedua tingkat pertanyaan. Inilah salah satu kelebihan two- tier. Siswa yang dapat menjawab benar pada pertanyaan tingkat pertama belum tentu dapat menjawab dengan benar pertanyaan di tingkat selanjutnya. Hal ini dikarenakan respon pada pertanyaan tingkat pertama relatif mudah, tetapi pertanyaan tingkat kedua membutuhkan penyelidikan secara mendalam pemahaman dibalik jawaban pada tingkat pertama. 33 Bagi mereka yang tidak 33 Treagust, loc. cit.