c. Mengikuti pelatihan yang mengarah kepada peningkatan profesi
dan karier keguruan. d.
Mengikuti MGMP yang di adakan oleh SMP. e.
Mengikuti seminar- seminar guru mata pelajaran ataupun nasional yang diadakan oleh berbagai kalangan perihal kependidikan.
f. Mendalami kurikulum berbasis kompetensi yang sedang digalakan
pemerintah. g.
Mengikuti studi banding atau kunjungan di SMP lain, untuk berbagi wawasan dalam menjalankan tugasnya baik di wilayah
Tangerang , Banten maupun luar Banten. h.
Mengikuti loka karya yang diadakan pihak SMP taupun pemerintah setempat.
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa, upaya guru-guru dalam mengingkatkan kompetensinya terlihat tidak hanya dari aspek eksternal kegiatan
yang dilakukan di luar SMP saja, tetapi dari aspek internalnya dari dalam diri guru sangat membantu atau bahkan merupakan modal utama bagi guru dalam
meningkatkan kompetensi profesioanalnya. Sikap terbuka akan menjadi guru atau akan kekurangan mereka, dan
selalu berupaya memperbaiki dan meningkatkan kompetensinya serta sadar akn pentingnya peningkatan tersebut, khusunya yang berkaitkan dengan proses belajar
mengajar tentu akan menghasilkan guru yang berkompetensi profesional.
4. Kendala yang menghambat Pembinaan Kompetensi Profesional
Guru di SMP Assalam Cipondoh Tangerang.
Dari hasil wawancara dengan kepala SMP Assalam Cipondoh Tangerang, terdapat berbagai kendala yang menghambat dalam peningkatan
kompetensi profesional guru. a.
Motivasi guru yang lemah. Kurangnya motivasi dalam diri guru merupakkan salah satu kendala
yang sangat menghambat, karena jika seorang guru tidak memiliki motivasi yang
tinggi khususnya dalam peningkatan kompetensinya maka kompetensi masing- masing guru tidak akn berubah, walaupun hal tersebut dirangsang oleh apa saja
tetap tidak akan mengalami perubahan. b.
Terbatasnya sarana dan prasarana. Dalam sebuah organisasi apabila ingin meningkatkan suatu efektifitas,
maka dengan sendirinya akan diperlukan suatu sarana dan prasarana untuk menunjang adanya keberhasilan tujuan, keterbatasan sarana dan prasarana akan
menghambat menjadi kendala diadakannya berbagai kegiatan ataupun program pembinaan kompetrensi profesional guru, dengan tidak adanya sarana dan
prasarana yang mendukung, maka kegiatan pun tidak berjalan dengan lancar. c.
Satuan kurikulum pembinaan yang sulit dipahami. Kurikulummateri sebagai sarana dalam penyampaian pemahaman
tentang tujuan dan arah pelaksanaan yang mengandung esensi pelaksanaan dilapangan setelah dapat ikut program tersebut diharapkan dapat mengaplikasikan,
namun dalam pelaksanaan pembinaan kompetensi profesional yang dilakukan oleh pemerintah Departemen Pendidikan Nasional, ataupun Dinas Pendidikan
Kabupaten Tangerang masih belum bisa merealisasikan pemahaman tentang kurikulum materi kepad guru dalam upaya pelaksanaan dilapangan sesuai
dengan sarana dan prasarana yang terbatas.