Pelaporan Akuntabilitas dan Transparansi

mungkin. Berikut ini ditampilkan matriks fungsi manajemen pengimplementasian Bantuan Operasional Sekolah BOS.

e. Pelaporan Akuntabilitas dan Transparansi

Kurangnya informasi tentang akuntabilitas dan transparansi dana BOS oleh pihak sekolah terjadi karena pihak sekolah tidak melakukan kewajibannya untuk mengumumkan daftar komponen yang boleh dan tidak boleh dibiayai dana BOS serta penggunaan dana tersebut di papan pengumuman sekolah. Termasuk besar dana BOS yang diterima dan dikelola sekolah serta rencana penggunaannya di papan pengumuman sekolah, yang ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Bendahara dan Ketua Komite Sekolah. Serta mengumumkan laporan bulanan pengeluaran dana BOS dan barang-barang yang dibeli sekolah di atas di papan pengumuman, setiap 3 bulan, hal ini pasalnya sudah tertulis secara jelas dalam juknis pengelolaan dana BOS. Akan tetapi ini yang terkadang diselewengakan oleh sekolah-sekolah “nakal” yang tidak menaati perintah juknis. Dengan demikian para wali murid tidak mengetahui perencanaan dan pengelolaan dana BOS oleh pihak sekolah, sehingga para wali murid sama sekali tidak mengetahui penggunaan dana BOS ini. Fungsi Komite Sekolah seharusnya menjadi lembaga yang mampu menjadi pengawas dan pengawal pengelolaan dana BOS oleh pihak sekolah. Komite Sekolah yang menjadi penyambung lidah antara wali murid dengan pihak sekolah seharusnya ikut pula membantu memberikan informasi mengenai penggunaan dana BOS ini secara terang dan dimengerti oleh para wali murid. Universitas Sumatera Utara Sebab, beberapa kasus terjadi pihak komite sekolah malah kemudian hanya menjadi cap stempel bagi kepala sekolah untuk menyelewengkan dana BOS yang dikelolanya sendiri. Akuntabilitas dan transparansi oleh pihak sekolah sudah seharusnya dilakukan secara serius dan terus menerus agar tujuan mulia pemerintah untuk merealisasikan sekolah gratis bagi rakyat akan segera terealisasi dengan maksimal. Rakyat tidak lagi harus putus sekolah karena mahalnya biaya sekolah. Akuntabilitas dan transparansi pengelolaan dana BOS yang menjadi proses pertanggung jawaban pihak sekolah terhadap rakyat Indonesia seharusnya benar- benar diinternalisasi oleh pihak sekolah. 4.2.3. Kendala Dalam Pengimplementasian Manajemen Bantuan Biaya Operasional Sekolah BOS Di SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penggunaan dana BOS di SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota membebaskan seluruh biaya pendidikan. Padahal agar tujuan program dana BOS tercapai, unsur-unsur yang dibiayai oleh dana BOS tersebut seharusnya terakomodasi secara proporsional. Perencanaan penggunaan dana yang diajukan oleh pihak sekolah sebenarnya sudah secara proporsional mengikuti komponen kegiatan yang dapat dibiayai dana BOS, tetapi pihak komite sekolah lebih memfokuskan untuk membantu siswa. Sehubungan dengan kondisi tersebut dan adanya hambatan-hambatan dalam pengelolaan dana BOS, Kepala Sekolah mengemukakan konsepnya tentang Universitas Sumatera Utara upaya mengatasi hal tersebut dengan cara pendelegasian wewenang. Pendelegasian wewenang tersebut merupakan implementasi Manajemen Berbasis Sekolah MBS oleh karena itu, sebagai langkah awal penerapan MBS perlu dilakukan pembaharuan struktur organisasi, pengembangan program sekolah, pembinaan peserta didik, peningkatan sumber pembiayaan, dan peningkatan peran serta masyarakat. Hal tersebut seperti yang jelaskan oleh Kepala Sekolah dalam hasil wawancara berikut. MBS merupakan pendelegasian wewenang Kepala Sekolah untuk secara otonomi memanfaatkan potensi sekolah dan dukungan masyarakat. Pembentukan komite sekolah sepertinya bagian dari MBS karena salah satu dari implementasi MBS itu adalah meningkatkan peran serta masyarakat untuk turut bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan. Pada masa saya memulai tugas penerapan MBS yang saya lakukan seperti: 1memperbaharui struktur organisasi sekolah, 2mengembangkan program sekolah sesuai dengan visi dan misi, 3pembinaan peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler, 4meningkatkan sumber pembiayaan pendidikan untuk mendanai program sekolah, 5 meningkatkan kerjasama dengan komite sekolah untuk memajukan pendidikan. Lebih lanjut, Kepala Sekolah menjelaskan bahwa perlu mengajak staf guru dan pegawai untuk melaksanakan tugas-tugasnya secara bertanggung jawab dengan meningkatkan kesadaran diri baik melalui forum resmi rapat dinas maupun secara pribadi face to face communication. Hal ini seperti yang terangkum dalam hasil wawancara berikut. Saya mengajak guru-guru, dan staf TU untuk melaksankan tugasnya secara bertanggung jawab. Hal itu saya kemukan dalam rapat dinas sekolah dan biasanya kami lakukan secara rutin setiap bulannya. Jika ada hal yang ingin disampaikan silahkan hubungi wakil Kepala Sekolah atau langsung kepada saya. Saya akan memanggil dan bicara empat mata , dan memberikan nasihat dan semangat untuk bekerja lebih rajin lagi. Sejak saya bertugas di sini Universitas Sumatera Utara mudah-mudahan disiplin mereka lebih baik dari sebelumnya. Sebelumnya saya tidak pernah mempersulit segala urusan mereka, apalagi menyangkut karier guru. Tentang hambatan komunikasi dengan pengurusan komite berkaitan dengan proses pendistribusian dana BOS, Kepala Sekolah memanfaatkan stafnya yang menjadi anggota komite sekolah sebagai penyambung menerima dan memberi laporan komunikasi dengan pengurus kmite sekolah. Hal ini seperti yang terungkap dalam hasil wawancara berikut. Dalam Komite Sekolah itu ada tiga orang staf saya menjadi anggotanya. Jadi mereka yang memberikan laporan tentang kegiatan komite kepada saya. Mudah-mudahan dalam detik ini belum ada penyimpangan dari rencana yang sudah disepakati. Saya yakin komite dapat di percaya, demikian juga saya akan menjaga kepercayaan yang diberikan komite. Saya tidak begitu sering ketemu dengan pengurus komite sekolah yang dari unsur masyarakat. Namun, saya selalu menyampaikan kepada staf saya yang menjadi anggota komite agar bekerja sama dengan pihak luar. Artinya staf saya jangan melakukan hal-hal yang di luar ketentuan atau yang sudah direncanakan. Disamping itu, staf saya itu hendaknya aktif berperan memberikan pertimbangan kepada pengurus lainnya karena yang lebih mengetahui kondisi sebenarnya adalah orang dalam bukan dari luar unsur masyarakat. Sesibuk apapun pengurus komite tentu pada lain hari pasti ada waktu. Selanjutnya, Wakil Kepala Sekolah mengemukakan pendapatnya tentang upaya mengatasi hambatan dalam pengimplementasian dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendapat Wakil Kepala Sekolah itu WK seperti yang terangkum dalam hasil wawancara berikut. Pelaksanaan implementasi manajemen bantuan biaya operasional sekolah terdapat hambatan dalam pelaksanaannya, biasanya hambatan yang muncul disebabkan kurangnya komunikasi yang dibangun dengan komite sekolah. Untuk ke depan diharapkan agar hambatan tersebut tidak muncul atau terjadi lagi maka haruslah dibangun komunikasi semua pihak demi terselenggaranya implementasi manajemen bantuan biaya operasional sekolah tersebut. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya wakil Kepala Sekolah WK mengemukakan bahwa Kepala Sekolah hendaknya menjaga hubungan baik yang berlangsung dengan sering berkomunikasi. Hal ini seperti yang terungkap dalam hasil wawancara berikut. Kedua belah pihak yaitu Kepala Sekolah dan komite hendaknya tetap menjaga hubungan baik dengan sering melakukan komunikasi mungkin perlu juga dilakukan rapat penyelenggara untuk mengevaluasi program- program yang sedang dan sudah berjalan berkaitan dengan pemanfaatan dan BOS, pertemuannya bisa diatur pada sore hari atau pulang sekolah. Ketika guru diwawancarai tentang manajemen BOS, tampaknya guru tidak banyak memahaminya karena sosialisasi tentang BOS belum pernah disampaikan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh guru GR-4 dalam hasil wawancara berikut. Terus terang, dalam pengimplementasian BOS kami para guru kurang dilibatkan jangankan dilibatkan disosialisasikan pun tidak ada, sepertinya urusan BOS itu hanya orang-orang tertentu saja yanng dilibatkan. Dalam hal ini yang sangat diperlukan adalah adanya hubungan yang baik antara pihak sekolah dengan komite sekolah dimana ini dapat dilihat hubungan komite dengan Kepala Sekolah tidak ada masalah. Belakangan memang pengurus komite agak sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Tapi kalau ada hal-hal yang perlu sekolah dapat menghubungi pengurus melalui telepon atau di sekolah sudah ada perwakilan komite. Untuk melengkapi data di atas, wawancara juga dilakukan kepada komite sekolah. Dalam wawancara itu Komite Sekolah KS-2 mengatakan komite sekolah sifatnya membantu sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan, akan tetapi ditinjau dari segi pembiayaan pendidikan bahwa dana masyarakat yang disumbangkan melalui komite jauh lebih besar daripada dana yang diberikan oleh pemerintah. Hal ini seperti yang terungkap dalam hasil wawancara berikut. Komite sekolah itu sifatnya akan membantu. Jika diminta pendapat komite sekolah tentunya akan memberikannya. Untuk sementara ini Universitas Sumatera Utara komite sekolah sudah berbuat untuk membantu penyelenggaraan pendidikan. Jika dihitung-hitung lebih besar bantuan dari masyarakat untuk penyelenggaraan pendidikan daripada bantuan yang diterima dari pemerintah. Hal ini saya ketahui dari penjelasan Kepala Sekolah ketika kami meminta agar terbuka dalam pengelolaan dana pendidikan. Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dan orang tua untuk membantu penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Komite ini tidak memiliki hubungan hierarkis dengan struktur organisasi tetapi memiliki hubungan yang bersifat koordinasi dengan Kepala Sekolah. Berdasarkan data tersebut, upaya mengatasi hambatan dalam memberdayakan komite adalah meningkatkan frekuensi komunikasi tatap muka face to face communication,membangun kepercayaan dengan kesediaan Kepala Sekolah untuk terbuka transparansi dan bertanggung jawab terhadap penggunaan dana akuntabilitas. Selanjutnya dalam hal manajemen pengelolaan dana BOS, yakni planning, organizing, actuating, dan controlling digunakan untuk dapat melibatkan berbagai pihak termasuk masyarakat dalam pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dalam hal pengadaan dan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan serta pencapaian program sekolah. Efektivitas dari keberhasilan implementasi manajemen bantuan BOS tidak hanya dalam pemberian sejumlah dana melainkan pemikiran atau pertimbangan dan kesediaan masyarakat untuk memberikan perhatian dalam memantau perkembangan sekolah sehingga mutu pelayanan pendidikan menjadi lebih baik. Dengan demikian, akan memunculkan kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya pendidikan. Dengan semakin efektifnya implementasi manajemen Bantuan Operasional Sekolah maka akan memberikan sumbangan positif terhadap Universitas Sumatera Utara peningkatan prestasi akademik dan non akademik sekolah. Untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan pada tahun berikutnya feedback perlu dilakukan untuk menajamkan dan memperbaharui implementasi manajemen Bantuan Operasional Sekolah BOS. Sehubungan dengan kondisi SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota, maka program penggunaan dana BOS dengan mengacu kepada komponen- komponen kegiatan serta manajemen pengelolaannya, disarankan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Table 4.5 Matriks Usulan Manajemen Pengelolaan Dana BOS No. Penggunaan Dana BOS Perencanaan Pengorganisasian Pengarahan Pengawasan 1. Pembelian buku teks • Jenis-jenis dan jumlah buku teks pembelajaran dan buku refrensi perpustakaan yang harus dibeli • Alokasi dana BOS yang direncanakan sebesar 2,5 persen dari total dana yang diterima • Menentukan staf yang akan melaksanakan pembelian buku • Mengkonsultasikan penggunaan dana BOS yang disusun sekolah kepada komite sekolah • Menjelaskan program kerja kepada seluruh staf rapat dinas • Menghimbau warga sekolah dan komite untuk bekerjasama • Memonitor kegiatan yang sedang berlangsung • Memberikan saran dan masukan kepada staf 2. Pembelian bahan-bahan habis pakai • Jenis-jenis dan jumlah bahan-bahan yang harus dibeli • Alokasi dana BOS yang direncanakan sebesar 1 persen dari total dana yang diterima • Menentukan staf yang akan melaksanakan pembelian bahan. • Mengkonsultasikan penggunaan dana BOS yang disusun sekolah kepada komite sekolah • Menjelaskan program kerja kepada seluruh staf rapat dinas • Menghimbau warga sekolah dan komite untuk bekerjasama • Memonitor kegiatan yang sedang berlangsung • Memberikan saran dan masukan kepada staf 3. Pembiayaan siswa dan kegiatan kesiswaan • Pembiayaan SPP, dan biaya-biaya kegiatan siswa yaitu biaya olah raga, kesenian dan palang merah remaja • Alokasi dana BOS yang direncanakan sebesar 70 persen dari total dana yang diterima • Menentukan staf yang akan melaksanakan pembayaran SPP • Mengkonsultasikan penggunaan dana BOS yang disusun sekolah kepada komite sekolah • Menjelaskan program kerja kepada seluruh staf rapat dinas • Menghimbau warga sekolah dan komite untuk bekerjasama • Memonitor kegiatan yang sedang berlangsung • Memberikan saran dan masukan kepada staf 4. Pembiayaan ulangan • Merencanakan biaya ulangan. • Alokasi dana BOS yang direncanakan sebesar 1 persen dari total dana yang diterima • Menentukan staf pengelola dana • Mengonsultasikan penggunaan dana BOS yang disusun sekolah kepada komite sekolah • Menjelaskan program kerja kepada seluruh staf rapat dinas • Menghimbau warga sekolah dan komite untuk bekerjasama • Memonitor kegiatan yang sedang berlangsung • Memberikan saran dan masukan kepada staf 5. Pengembangan profesi guru • Merencanakan jumlah guru yang mengikuti pelatihan • Merencanakan pelatihan yang akan diikuti • Alokasi dana BOS yang direncanakan sebesar 6,5 persen • Menentukan staf yang ikut program peningkatan kemampuan • Mengkonsultasikan penggunaan dana BOS yang disusun sekolah kepada komite sekoalah • Menjelaskan program kerja kepada seluruh staf rapat dinas • Menghimbau warga sekolah dan komite untuk bekerjasama • Memonitor kegiatan yang sedang berlangsung • Memberikan saran dan masukan kepada staf Universitas Sumatera Utara dari total dana yang diterima. 6. Pembiayaan perawatan sekolah • Merencanakan fasilits-fasilitas yang akan direhab, diperbaiki. • Alokasi dana BOS yang direncanakan sebesar 2,5 persen dari total dana yang diterima. • Menentukan staf pengawas • Mengkonsultasikan penggunaan dana BOS yang disusun sekolah kepada komite sekoalah • Menjelaskan program kerja kepada seluruh staf rapat dinas • Menghimbau warga sekolah dan komite untuk bekerjasama • Memonitor kegiatan yang sedang berlangsung • Memberikan saran dan masukan kepada staf 7. Honor guru dan pegawai • Rencana jumlah dana per guru dan pegawai honor • Alokasi dana BOS yang direncanakan sebesar 7,5 persen dari total dana yang diterima. • Menentukan guru dan pegawai honor yang mendapat bantuan • Mengkonsultasikan penggunaan dana BOS yang disusun sekolah kepada komite sekoalah • Menjelaskan program kerja kepada seluruh staf rapat dinas • Menghimbau warga sekolah dan komite untuk bekerjasama • Memonitor kegiatan yang sedang berlangsung • Memberikan saran dan masukan kepada staf 8. Pembiayaan pengelolaan BOS • Perencanaan jenis-jenis pembiayaan pengelolaan BOS • Alokasi dana BOS yang direncanakan sebesar 1,5 persen dari total dana yang diterima. • Menentukan Staf pengelola dana. • Mengkonsultasikan penggunaan dana BOS yang disusun sekolah kepada komite sekoalah • Menjelaskan program kerja kepada seluruh staf rapat dinas • Menghimbau warga sekolah dan komite untuk bekerjasama • Memonitor kegiatan yang sedang berlangsung • Memberikan saran dan masukan kepada staf 9. Alat praktek, media pembelajaran, mobile sekolah • Perencanaan jumlah dan jenis alat • Perencanaan supplier • Alokasi dana BOS yang direncanakan sebesar 7,5 persen dari total dana yang diterima. • Menentukan staf yang akan melaksanakan pembelian alat. • Mengkonsultasikan penggunaan dana BOS yang disusun sekolah kepada komite sekoalah • Menjelaskan program kerja kepada seluruh staf rapat dinas • Menghimbau warga sekolah dan komite untuk bekerjasama • Memonitor kegiatan yang sedang berlangsung • Memberikan saran dan masukan kepada staf Sumber : Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Kepala dan Wakil Kepala Sekolah Universitas Sumatera Utara Berdasarkan temuan penelitian, bahwa hambatan yang dialami Kepala Sekolah dalam pengimplementasian manajemen Bantuan Biaya Operasional Sekolah BOS adalah kurang lancarnya komunikasi. Kepala Sekolah dan para sumber lainnya beranggapan bahwa komunikasi akan berlangsung jika kedua pihak saling berhadapan secara langsung face to face communication. Kesibukan pengurus komite dalam kesehariannya tidak memungkinkan terjadinya komunikasi tatap muka dalam frekuensi yang dianggap cukup. Namun, komite sekolah membuka komunikasi melalui media seperti telepon atau berbicara langsung dengan anggota komite yang ada di sekolah sistem berantai. Di samping itu, ada persepsi yang berbeda dalam memandang penggunaan dana yang berasal dari Program BOS tersebut. Penggunaan dana BOS seperti yang telah ditentukan oleh pemerintah yang meliputi 13 tiga belas hal yaitu: 1 pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru yang meliputi biaya pendaftaran, penggandaan formulir, administrasi pendaftaran, dan pendaftaran ulang, 2 pembelian buku teks pembelajaran dan buku referensi untuk dikoleksi diperpustakaan, 3 pembelian bahan-bahan habis pakai: buku tulis, kapur tulis, pensil, bahan praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, 1anganan koran, gula, kopi, dan teh untuk kebutuhan sehari-hari disekolah, 4 pembiayaan kegiatan kesiswaan: program remedial, perogram pengayaan, olah raga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka palang merah dan sejenisnya, 5 pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan hasil belajar siswa, 6 pengembangan profesi guru: pelatihan, KKG dan MGMP dan Universitas Sumatera Utara KKS dan MKKS, 7 pembiayaan perawatan sekolah yang meliputi pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu dan jendela, perbaikan mobile dan perawatan lainnya, 8 pembiayaan langganan daya dun jasa seperti listrik, telepon, termasuk untuk pemasangan baru jika sudah ada jaringan disekitar sekolah, 9 pembayaran honorarium guru dan tenaga kependidikan honorer sekolah yang tidak dibiayai oleh pemerintah dan atau pemerintah daerah. Tambahan insentif bagi kesejahteraan guru PNS ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah daerah, 10 pembelian bantuan biaya transfortasi bagi siswa miskin, 11 khusus untuk pesantren Salafiyah dan sekolah agama non islam, dana BOS dapat digunakan untuk biaya asrarna atau pondokan dan membeli peralatan ibadah, 12 pembiayaan pengelolaan BOS seperti ATK, penggandaan, surat-menyurat dan penyusunan laporan, dan 13 bila seluruh komponen diatas telah terpenuhi pendanaannya dari BOS dan masih terdapat sisa dana maka sisa dana BOS tersebut dapat digunakan untuk membeli alat praktek, media pembelajaran dan mobiler sekolah. Walaupun demikian dalam proses pendistribusian tersebut juga terdapat hal-hal yang menimbulkan masalah dimana hal itu muncul akibat ketidak pahaman dari para orang tua mengenai pemanfaatan dana BOS. Hal itu juga dilatar belakangi minimnya informasi yang diterima oleh orang tua siswa dalam hal pemanfaatan dana BOS yang berasal dari Program Konpensasi BBM tersebut. Hal itu diperkuat dengan kurang berperan sertanya Komite Sekolah dalam hal mensosialisasikan program BOS. Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian ini juga ditampilkan implementasi manajemen Bantuan Operasional Sekolah BOS dari satuan pendidikan yang berbeda. Hasil wawancara menunjukan adanya perbedaan pengimplementasian manajemen Bantuan Operasional Sekolah BOS pada satuan pendidikan lainnya seperti yang dirangkum berikut. Namun saya juga heran kenapa implementasi manajemen bantuan biaya operasional sekolah disini sangat berbeda dengan sekolah lain. Dana BOS secara langsung dimanfaatkan untuk keperluan kegiatan bejar mengajar, bahkan untuk mencairkan dana pun orang tua tidak dilibatkan Pernyataan Kepala Sekolah tersebut menunjukan bahwa implementasi manajemen bantuan biaya operasional sekolah BOS, ada yang tidak mengelola secara langsung dana tersebut, Pengelolaan dana tersebut merupakan otonomi sekolah, akan tetapi pertanggungjawaban tetap disampaikan kepada komite sekolah. Hal tersebut juga diungkapkan Wakil Kepala Sekolah WK-1 seperti dalam wawancara berikut. Pemanfaatan dana BOS disekolah ini sedikit berbeda dengan di sekolah lain. Seluruh dana BOS dikelola oleh Kepala Sekolah. Komite tinggal menandatangani dan mempertanggungjawabkan seluruh penggunaan dana pada masyarakat. Kalau disini semua dana BOS dikelola bersama. tidak ada pembayaran tanpa pengesahan dari kedua belah pihak sekolah dan komite sekolah Selanjutnya wakil Kepala Sekolah WK mengatakan bahwa implementasi manajemen bantuan biaya operasional sekolah dalam menopang program sekolah tidak berbeda dengan pemanfaatan dana BP3. Hal ini seperti yang terungkap dalam hasil wawancara berikut. Saya melihat pemanfaatan dana BOS tidak ada bedanya dengan BP3. Mereka menetapkan kutipan kepada siswa bahkan orangtua ada yang Universitas Sumatera Utara unjuk rasa merasa keberatan atas pemanfaatan dana yang tidak transparan tersebut. Se1anjutnya, staf Tata Usaha TU mengatakan bahwa peran komite sekolah dapat menanggulangi biaya pendidikan yang dibutuhkan oleh sekolah dan tidak hanya bersumber dari orangtua siswa seperti yang diungkapkan dalam hasil wawancara berikut. Komite sekolah adalah suatu badan yang bersifat mandiri yang berperan untuk membantu sekolah dalam menanggulangi biaya pendidikan yang dibutuhkan oleh sekolah. Tetapi kebanyakan komite sekolah seperti di sini perannya seperti BP3 juga. Kalau hanya mengutip dan mengelola dana yang dikutip dari orangtua siapapun tahu. Pernyataan yang dikemukakan oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan staf tata usaha juga menggambarkan bahwa komite sekolah lebih dominan menonjolkan perannya sebagai pengontrol controlling. Menanggapi hal itu, komite sekolah KS-1 memiliki alasan tersendiri seperti sulitnya mencari dermawan yang peduli pendidikan karena tidak memberikan keuntungan financial. Di samping itu, faktor hilangnya kepercayaan masyarakat menjadi alasan yang utama untuk menjalankan fungsi pengawasan Controlling. Namun, bukan berarti bahwa fungsi lainnya dilupakan. Satu hal yang diakui bersama Kepala Sekolah bahwa sumbangan dana masyarakat lebih besar dari pada bantuan pemerintah. Hal ini merupakan kerjasama yang baik melalui pola manajemen pemberdayaan dan kepemimpinan yang menunjukkan sikap amanah dapat dipercaya seperti yang terungkap dalam hasil wawancara dengan komite sekolah KS-1 berikut. Universitas Sumatera Utara Hambatan yang dialami seperti sulitnya mencari dermawan yang mau menyumbangkan sebagian hartanya untuk pendidikan. Dunia usahapun sulit untuk diajak membantu peningkatan mutu sekolah. Mungkin orang berfikir apa untungnya membantu sekolah. Lebih lanjut komite sekolah KS-2 mengungkapkan bahwa peran komite sekolah itu sifatnya membantu penyediaan dana dan pemikiran seperti yang terungkap dalam hasil wawancara berikut. Komite sekolah itu sifatnya akan memantau. Jika diminta pendapat komite sekolah tentunya akan memberikannya. Untuk sementara ini komite sekolah sudah berbuah untuk membantu penyelenggaraan pendidikan. Jika dihitung-hitung lebih besar bantuan dana masyarakat untuk penyelenggaraan pendidikan daripada bantuan yang diterima deri pemerintah. Hal ini saya ketahui dari penjelasan Kepala Sekolah ketika kami meminta agar terbuka dalam pengelolaan dana pendidikan. Berdasarkan temuan penelitian tersebut, ditambah dengan basil observasi dan masukan dari teman sejawat disimpulkan bahwa fungsi dan peran komite sekolah pada setiap satuan pendidikan tidak sama. Hal ini disebabkan oleh situasi dan kondisi kasus sebelumnya, budaya sekolah, latar belakang pendidikan anggota komite, dan gaya kepemimpinan kepala sekolah. Berkaitan dengan bagaimanakah sekolah mengorganiasikan penggunaan dana BOS untuk pelaksanaan program sekolah dalam tataran teorinya haruslah mengacu pada ketentuan yang ada. Proses mengatur tata kerja, uraian kerja, batas kewenangan dan tanggung jawab Sudjana: 115. Pihak sekolah dibawah koordinasi Kepala Sekolah dan juga bekerja sama dengan komite sekolah telah mengorganisasikan proses pengelolaan dana BOS yang diterima. Namun masih ada saja kendala yang dihadapi berkaitan dengan hak yang diterima oleh para petugas. Universitas Sumatera Utara Langkah pengorganisasian telah dilakukan, namun dalam pelaksanaannya terdapat masalah yang muncul yaitu berkaitan dengan tanggung jawab dan juga balasan yang akan diterima oleh para petugas yang mendistribusikan dana bantuan BOS tersebut. Berkaitan dengan pengarahan yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam penggunaan dana BOS untuk pelaksanaan program sekolah harus ada upaya pimpinan untuk menggerakkan memotivasi seseorang atau kelompok orang yang dipimpin dan menumbuhkan dorongan atau motive dalam dirinya untuk melakukan tugas atau kegiatan yang diberikan kepadanya sesuai dengan rencana dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi Sudjana, 2000: 156. Dengan demikian apa yang telah ditentukan dapat tercapai. Dalam rangka untuk melaksanakan pendistribusian dana BOS, maka pihak sekolah dalam hal ini Kepala Sekolah bekerjasama dengan komite sekolah telah melakukan pengarahan yang sifatnya memberitahukan kepada para pelaksana program pendistribusian dana BOS berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Dalam proses pengarahan pihak sekolah bekerja sama dengan komite sekolah berusaha untuk memberikan pemahaman bahwasanya dana BOS tersebut adalah sepenuhnya untuk siswa walaupun dalam juknis yang dikeluarkan oleh pemerintah tidak demikian tetapi hal tersebut memang harus disadari oleh setiap pelaksana program bantuan BOS. Berkaitan dengan pengawasan implementasi manajemen BOS, sekolah hendaknya mengukur dan mengkoreksi segenap aktivitas organisasi agar sesuai Universitas Sumatera Utara dengan tujuan organisasi Sudjana, 2006: 232. Walaupun dalam pelaksanaannya pihak sekolah dan komite sekolah tidak ada menemukan persoalan yang berarti tetapi ada saja para orang tua yang merasa bahwasannya dana BOS tersebut sepenuhnya harus diberikan kepada orang tua siswa. Walaupun kenyataanya sekolah telah membuat program dan juga telah disetujui oleh komite sekolah namun sangat diperlukan pengawasan sebagai bahan evaluasi atas keberhasilan program.Dan pada umumnya program dapat berjalan dengan baik dan lancar. Walaupun telah diberikan tugas dan wewenang kepada setiap petugas maka untuk menjaga Akuntabilitasnya maka tetap saja dilakukan control sebagai satu cara mengevaluasi keberlangsungan program implementasi BOS. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Implementasi Manajemen Bantuan Biaya Operasional Sekolah BOS adalah bentuk unsur-unsur manajemen yaitu : Planning perencanaan, Organizing Pengorganisasian, Actuating Pengarahan dan controlling pengawasan. 2. Perencanaan penggunaan dana Bantuan Operasional sekolah BOS untuk pelaksanaan program sekolah terlebih dahulu dilakukan oleh pihak sekolah dan kemudian dibahas dalam rapat bersama komite sekolah. Dalam perencanaan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS pihak sekolah mengalokasikan untuk empat penggunaan, yaitu : pembelian buku teks, Pembiayaan siswa dan kgiatan kesiswaan, pengembangan profesi guru, serta honor guru dan pegawai. Dalam perencanaan tersebut juga dianggarkan besaran dana yang dibutuhkan untuk setiap iuran dan kegiatan siswa. 3. Pengorganisasian penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS yang dilakukan oleh sekolah adalah dengan membentuk struktur organisasi pengelola tersendiri, dengan menentukan staf-staf yang bertugas untuk pengaturan pengalokasian secara administratif. Dalam pengorganisasian juga termasuk konsultasi penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Implementasi Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun 2014 di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri (Studi Pada Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kebayakan Gunung Balohen Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah)

2 88 122

Implementasi Program Bantuan Operasional Sekolah Pada Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar Kabupaten Samosir

3 65 119

Pengaruh Anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SMP Di Kota Medan

4 120 145

Implementasi Pemberian Bantuan Hukum Cuma-Cuma (Pro Bono Publico) dalam Perkara Pidana di Kota Medan Ditinjau Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum (Studi di Lembaga Bantuan Hukum Medan)

16 268 163

Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Bagi Siswa Kurang Mampu

3 90 211

Evaluasi Perpustakaan Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Medan Marelan

3 66 58

Peran Komite Sekolah dalam Penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (Studi Deskriptif : SD. N 173105 Tarutung, Tapanuli Utara). Penelitian ini dilakukan di SD. N 173105 Tarutung, Tapanuli Utara

2 47 85

Penerapan Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bergesernya Tanggung Jawab orangtua dalam Menyekolahkan Anak sebagai Realisasi Nilai Anakhon Hi do Hamoraon di Ahupada Masyarakat Batak Toba

0 59 126

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PADA SD NEGERI DI KECAMATAN BANTARAN KABUPATEN PROBOLINGGO

0 3 20

AKUNTABILITAS PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SD NEGERI BELAH I Akuntabilitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Di SD Negeri Belah I Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan.

0 4 18