Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan

unsur pengendali kesalahan. Dalam hal ini pengendali kesalahan decanomial bead bar box terletak pada jawaban dibalik kartu soal. Prasetya 2014: 18 menambahkan ciri media Montessori yaitu kontekstual. Lillard 2005: 32 mengatakan bahwa prinsip pembelajaran Montessori yaitu disesuaikan pada konteks dan material. Siswa dalam pembelajaran Montessori belajar dari melakukan sesuatu sesuai dengan konteks. Prasetya 2014: 20 menambahkan bahwa ciri kontekstual merujuk pada pemanfaatan benda-benda atau barang- barang yang merupakan potensi lokal sebagai bahan dasar dalam pembuatan media. Dalam hal ini yaitu penggunaan benda konkret dalam pembelajaran siswa usia Sekolah Dasar sesuai dengan tahap perkembangan belajar siswa dan bahan pembuatan media yang terdapat di lingkungan sekitar. Dari uraian yang telah disebutkan, media decanomial bead bar box memberikan pengetahuan baru dan pengalaman belajar pada siswa. Media tersebut juga merangsang indera penglihatan dan peraba siswa sehingga memudahkan siswa dalam membedakan jumlah bilangan dalam rangkaian manik-manik berdasarkan warna manik-maniknya. Oleh sebab itu, media ini dapat membantu siswa mempelajari materi penjumlahan dan pengurangan bilangan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media Decanomial Bead Bar Box merupakan salah satu media berbasis Montessori berupa kotak yang berisi manik-manik dan memiliki karakteristik menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction, dan kontekstual.

2.1.7 Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan

Penjumlahan dan pengurangan bilangan merupakan salah satu materi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI matematika yang diajarkan di sekolah. Runtukahu dan Selpius 2014: 111 mengatakan bahwa urutan pembelajaran terkait dengan operasi penjumlahan maupun operasi pengurangan harus diperkenalkan dengan pengalaman konkret. Kemudian pembelajaran didasarkan pada tingkat kesulitan yang harus dikerjakan oleh siswa yaitu berdasarkan jumlah digit bilangan yang terlibat menggunakan simbol. Tung 2015: 285 mengatakan bahwa siswa perlu belajar sistem perhitungan berbasis sepuluh. Kata sepuluh mempresentasikan satu entitas tunggal atau sepuluh unit terpisah 10 satuan. Representasi ini dapat ditukarkan, artinya sepuluh unit terpisah 10 satuan dapat ditukarkan dengan satu puluhan sepuluh. Oleh karena itu Goenawan dan Alexander, 2014: 15 mengatakan bahwa dalam belajar penjumlahan bilangan, siswa belajar mulai dari penjumlahan satuan, puluhan, ratusan dan seterusnya. Siswa perlu berlatih secara terus-menerus dan atau berulang-ulang pada penjumlahan salah satu bilangan agar nantinya siswa dapat menguasai dengan mahir. Barulah siswa dapat belajar pada penjumlahan dengan tingkat yang lebih tinggi. Negoro dan Harahap 2010: 260 mengatakan bahwa penjumlahan adalah operasi yang dipergunakan untuk memperoleh jumlah dari dua bilangan. Schwartzman 1994:19 menegaskan bahwa penjumlahan yaitu ketika kita menambahkan suatu bilangan ke sesuatu, kita memberi lebih pada sesuatu tersebut. Dengan kata lain penjumlahan adalah ketika kita menambahkan suatu bilangan ke bilangan lain, maka kita memberi lebih pada bilangan lain tersebut. Goenawan dan Alexander 2014: 16 mengatakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bahwa dalam belajar penjumlahan, siswa juga mempelajari masa transisi dari bentuk pembelajaran verbal dengan kata-kata ke bentuk pembelajaran tertulis. Contohnya yaitu pada pengucapan dua 2 ditambah + enam 6 sama dengan = delapan 8. Bentuk yang ditulis dari pengucapan tersebut yaitu 2 + 6 = 8. Bentuk pembelajaran ini akan terus dipakai pada penjumlahan di tingkat selanjutnya. Schwartzman 1994: 2011 mengatakan bahwa pengurangan adalah mengurangkan bilangan kedua dari bilangan pertama. Pengurangan ditulis dengan simbol pengurangan -. Goenawan dan Alexander 2014: 23-24 menjelaskan bahwa urutan pembelajaran terkait dengan pengurangan sama halnya dengan penjumlahan yaitu berdasarkan banyaknya digit bilangan yang terlibat. Oleh karena itu dalam pengurangan bilangan, siswa diajarkan mulai dari pengurangan satuan, puluhan, ratusan dan seterusnya. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penjumlahan merupakan kegiatan menjumlahkan dua bilangan. Pengurangan adalah mengurangkan bilangan kedua dari bilangan pertama.

2.2 Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif Melalui Metode Demonstrasi Dengan Menggunakan Alat Peraga (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas Iv Mi Sirojul Athfal Bekasi)

2 56 145

PENINGKATAN KETERAMPILAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH DENGAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT Peningkatan Keterampilan Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Cacah Dengan Model Teams Games Tournament Pada Siswa Kelas II SD Negeri 1 Jambon Tah

0 2 13

PENINGKATAN KETERAMPILAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH DENGAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT Peningkatan Keterampilan Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Cacah Dengan Model Teams Games Tournament Pada Siswa Kelas II SD Negeri 1 Jambon Tah

0 2 14

DESAIN DIDAKTIS UNTUK MENGATASI LEARNING OBSTACLES MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD.

0 5 38

Implementasi media bead frame montessori pada materi perkalian siswa kelas III SD Negeri Caturtunggal 1.

1 25 263

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan kelas 1 SD dengan media Kokoru

1 10 192

PENGARUH PENGGUNAAN KARTU POSINEGA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT KELAS IV SD NEGERI SINDUADI 1 SLEMAN.

1 22 174

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN POSITIF NEGATIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT SISWA KELAS IV SD NEGERI DELEGAN II PRAMBANAN.

0 0 176

PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SD

0 0 87

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan pendekatan kontekstual untuk melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah pada siswa kelas II SD N Cancangan Cangkringan Sleman - USD Repository

0 0 89