1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masyarakat berkembang terus seiring perkembangan zaman dan pendidikan dibutuhkan oleh masyarakat untuk membantu perkembangan
tersebut. Perkembangan berarti meneruskan dan meningkatkan serta memperbarui apa yang telah dimiliki. Hal ini tidaklah mudah bagi
kehidupan masyarakat. Pendidikan menjadi instrument atau alat-alat untuk kepentingan
itu. Dalam hal ini sekolah. Sekolah adalah lembaga kemasyarakatan yang diselenggarakan khusus untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut.
Tujuan pendidikan adalah membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan, pengertian, ketrampilan, dan sikap agar siswa dapat
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini tidak terlepas dari peran seorang guru
dalam menjalankan pendidikan tersebut. Guru merupakan profesi atau jabatan yang memiliki banyak
tugas, baik terkait oleh dinas maupun diluar dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokkan terdapat tiga jenis tugas guru,
yaitu tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan dan tugas dalam kemasyarakatan User Usman, 1990:4
2
Tugas guru dalam bidang profesi artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan
ini semestinya tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih dilakukan oleh orang diluar
kependidikan. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi gurur disekolah
harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua bagi dari para siswanya. Apapun yang diberikan kepada anak didik, hendaknya dapat
menjadikan motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang guru tidak menarik maka besar kemungkinan sulit untuk memotivasi siswa untuk
belajar dan menyerap apa yang telah diajarkan. Jika hal itu terjadi, maka siswa akan merasa bosan dalam mengikuti pelajaran yang diberikan oleh
guru tersebut. Guru dianggap sebagai profesi yang luhur. Banyak julukan yang
dimaksudkan untuk menjunjung tinggi martabat dan kehormatan guru. Sebutan-sebutan itu lebih dimaksudkan sebagai simbol pengabdian guru
yang tanpa pamrih, ikhlas, sepi ing pamrih rame ing gawe. Sekalipun bekerja seharian untuk mendidik muridnya dalam waktu belasan bahkan
puluhan tahun, para guru tetap setia. Mereka tidak mengharapkan ada kalungan medali atau kelak dimakamkan ditaman makam pahlawan
sekalipun anak didiknya di kemudian hari menjadi presiden, menteri, guru besar, jendral, dan konglomerat Dr. Dedi Supriyadi,1999:5-6
3
Guru dalam masyarakat dianggap sebagai manusia sumber. Ada pepatah jawa yang mengatakan bahwa “Guru kuwi sumur kang lumaku
tinimba” Artinya, bahwa guru merupakan orang yang tahu segala hal dan minta segala sesuatu kepada guru akan dilayani. Pandangan demikian
mengisyaratkan bahwa pendidikan sama dengan guru atau guru minimal adalah inti dari setiap proses pendidikan Supeno, 1995:43.
Selain tugas-tugas guru diatas, guru juga memegang peran strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui
pengembangan nilai-nilai dan kepribadian. Hal itu menunjukkan bahwa guru mempunyai peranan yang cukup besar dalam membentuk dan
mengembangkan suatu masyarakat atau bangsa. Dari segi pembelajaran, peranan guru dalam masyarakat Indonesia tetap dominant dan tidak dapat
digantikan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran sangat berkembang pesat. Hal ini disebabkan karena proses
pendidikan atau proses pembelajaran yang diperankan oleh guru yang menyangkut pembinaan sifat mental manusia bersifat unik.
Namun dibalik itu terdapat keprihatinan yang dialami oleh para guru yaitu penghasilan atau kesejahteraan guru yang relatif rendah.
Masalah ekonomi tersebut mempengaruhi para guru dalam menjalankan tugas pokoknya. Secara sederhana kita dapat memperkirakan bahwa
seseorang akan merasa lebih tenang dalam melaksanakan tugasnya bila beban ekonomi keluarganya secara minimal sudah terpenuhi. Sebaliknya
4
bila beban itu belum terpenuhi, konsentrasinya dalam menjalankan tugas bisa terganggu. Jadi tingkat kesejahteraan para guru memberikan dampak
secara sosial psikologis bagi mereka. Sekarang ini lulusan SLTA kebanyakan kurang tertarik untuk
melanjutkan studinya ke FKIP ataupun lembaga pendidikan lainnya yang mendidik dan mengarahkan mereka untuk menjadi guru, apalagi orang
tua mereka juga kurang memberi dukungan. Hal ini disebabkan profesi guru tidak menjanjikan baik secara ekonomis atau gengsi.
Hal ini berlawanan dengan keadaan sekarang ini. Akhir-akhir ini pemerintah lebih menonjolkan tentang aspek pendidikan terutama
kesejahteraan guru. Penghasilan guru yang selama ini dianggap kurang seimbang dengan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang guru menjadi
pemikiran pemerintah. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005 bahwa guru akan mendapatkan
tunjangan-tunjangan lain di samping gaji pokok. Di samping itu kesejahteraan guru sangat diperhatikan oleh pemerintah, apalagi guru-guru
yang di tempatkan di daerah terpencil atau di pedalaman-pedalaman. Hal ini dimaksudkan agar kehidupan guru dapat lebih layak dari sebelumnya
yang dirasa profesi guru kurang menjanjikan dalam hal kebutuhan hidup. Hal ini tentu akan menjadi pertimbangan bagi masyarakat untuk memilih
profesi sebagai guru.
5
Peranan guru dalam masyararakat pada gambaran masyarakat tentang kedudukan seorang guru. Gambaran-gambaran masyarakat
terhadap guru selama ini terlalu menonjolkan aspek negatifnya saja. Tentu saja hal ini akan menurunkan wibawa seorang guru dan melemahkan
motivasi seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Pandangan-pandangan negatif terhadap guru tersebut dapat
menjatuhkan prestise dari seorang guru. Sementara profesi lain dapat dapat dikatakan lebih menjanjikan dalam hal kesejahteraan yang terus
meningkat sejalan dengan kepesatan pembangunan. Namun profesi guru belum mendapatkan tempat yang layak ditengah peradaban masyarakat
kita sekarang. Masyarakat kebanyakan masih menganggap segala sesuatu kini dinilai dengan materi yang diukur dari tingkat penghasilan,
penampilan, ataupun rumah. Dari fenomena-fenomena itu, dapat disimpulkan bahwa profesi
guru semakin lama semakin kurang diminati oleh masyarakat terutama dikalangan mahasiswa. Bahkan mahasiswa yang mengambil Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan FKIP pun banyak yang merasa kurang minat untuk menjadi guru. Kebanyakan dari mereka hanya terpaksa atau
tidak tahu tentang FKIP karena bukan merupakan fakultas pilihan pertama mereka.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi guru oleh masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya dalam
6
memilih profesi sebagai guru. Pada hakekatnya ada tiga faktor yang diduga berhubungan dengan profesi guru. Faktor pertama, faktor
individual. Seseorang memilih karir pada dasarnya merupakan pilihan yang timbul dari dalam diri seseorang tersebut. Dengan kata lain
seseorang tersebut berminat dan termotivasi untuk menjalani suatu karir atau profesi yang dipilihnya. Kedua, faktor ekonomis. Gaji atau
pendapatan dari suatu pekerjaan akan mempengaruhi seseorang mengapa ia memilih profesi tersebut. Ketiga, faktor sosial. Profesi orang tua dan
persepsi masyarakat terhadap profesi guru di anggap berpengaruh terhadap pemilihan profesi guru. Apakah orang tua seseorang tersebut
menjalani profesi yang sama dengan yang akan dia jalani, dan bagaimana seseorang melihat tanggapan masyarakat terhadap suatu profesi di duga
berpengaruh terhadap pemilihan profesi, dalam hal ini adalah profesi guru. Melihat banyaknya faktor yang mempengaruhi pilihan profesi
guru, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN PROFESI GURU” dengan studi kasus pada mahasiswa FKIP Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
7
B. Batasan Masalah