Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan profesi guru : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(1)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN PROFESI GURU

Studi Kasus: Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata DharmaYogyakarta

Yulius Adiputra Koco Negoro 011334102

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2008

Penelitian ini bertujuan untuk : 1). mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor individual terhadap pilihan profesi guru; 2). mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor ekonomis terhadap pilihan profesi guru; dan 3). mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor sosial terhadap pilihan profesi guru.

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjumlah 350 mahasiswa.. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Che Kuadrat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa :1). ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor individual terhadap pilihan profesi guru dengan nilai χ2hitung 15,545; 2). tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor ekonomis terhadap pilihan profesi guru dengan nilai χ2hitung 7,617; dan 3) tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor sosial terhadap pilihan profesi guru dengan nilai χ2hitung 11,541.


(2)

7

ABSTRACT

FACTORS INFLUENCING THE CHOICE OF TEACHER`S PROFESSION

A Case Study on the Students of Faculty of Education Sanata Dharma University Yogyakarta

Yulius Adiputra Koco Negoro 011334102

Sanata Dharma University Yogyakarta

2008

The purposes of this research are to know whether : (1) individual factor; (2) economical factor; and (3) social factor have positive and significant influences towards the choice of teacher`s profession.

The samples of this research were 350 students of faculty of education of Sanata Dharma University in Yogyakarta. The data collecting technique applied was questionnaire. The technique of analysing data was Chi Square analysis.

The results of the research show that : 1). Individual factor has positive and significant influence towards the choice of teacher`s profession (χ2count 15,545); 2). Economical factor doesn`t have positive and significant influence towards the choice of teacher`s profession (χ2count 7,617); and 3). Social factor doesn`t have positive and significant influence towards the choice of teacher`s profession (χ2count 11,541).


(3)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN PROFESI GURU

Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

YULIUS ADIPUTRA KOCO NEGORO NIM : 011334102

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSOIAL

FAKULTAS KEGURURAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008


(4)

2


(5)

(6)

4

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

† Mintalah, maka kamu akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu

akan mendapati; ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu.

Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang

mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu

dibukakan

( Mat 7:7-8)

Jenius adalah 1% kecerdasan dan 99% kerja keras

(Albert Einstein)

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Juru Selamatku Yesus Kristus

Bapak & Ibuku Tercinta

Anastasia Yuni Astuti


(7)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 7 Agustus 2008 Penulis

Yulius Adiputra Koco Negoro


(8)

6

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN PROFESI GURU

Studi Kasus: Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata DharmaYogyakarta

Yulius Adiputra Koco Negoro 011334102

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2008

Penelitian ini bertujuan untuk : 1). mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor individual terhadap pilihan profesi guru; 2). mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor ekonomis terhadap pilihan profesi guru; dan 3). mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor sosial terhadap pilihan profesi guru.

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjumlah 350 mahasiswa.. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Che Kuadrat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa :1). ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor individual terhadap pilihan profesi guru dengan nilai χ2hitung 15,545; 2). tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor ekonomis terhadap pilihan profesi guru dengan nilai χ2hitung 7,617; dan 3) tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor sosial terhadap pilihan profesi guru dengan nilai χ2hitung 11,541.


(9)

ABSTRACT

FACTORS INFLUENCING THE CHOICE OF TEACHER`S PROFESSION

A Case Study on the Students of Faculty of Education Sanata Dharma University Yogyakarta

Yulius Adiputra Koco Negoro 011334102

Sanata Dharma University Yogyakarta

2008

The purposes of this research are to know whether : (1) individual factor; (2) economical factor; and (3) social factor have positive and significant influences towards the choice of teacher`s profession.

The samples of this research were 350 students of faculty of education of Sanata Dharma University in Yogyakarta. The data collecting technique applied was questionnaire. The technique of analysing data was Chi Square analysis.

The results of the research show that : 1). Individual factor has positive and significant influence towards the choice of teacher`s profession (χ2count 15,545); 2). Economical factor doesn`t have positive and significant influence towards the choice of teacher`s profession (χ2count 7,617); and 3). Social factor doesn`t have positive and significant influence towards the choice of teacher`s profession (χ2count 11,541).


(10)

8


(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkat kasih-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul: “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN

PROFESI GURU”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya suatu usaha yang maksimal, bimbingan serta bantuan berupa moril, materiil, maupun pemberian kesempatan dari semua pihak. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph. D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Y. Harsoyo S.Pd., M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak L.Saptono, S.Pd., M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak S. Widanarto P.S.Pd.,M.Si, selaku dosen pembimbing yang senantiasa dengan penuh kerelaan dan kesabaran, membimbing serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(12)

10

5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si dan Bapak Drs. FX. Muhadi,

M.Pd, yang telah memberikan waktunya untuk menjadi dosen penguji dan mengoreksi skripsi penulis.

6. Bapak Ibu dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah banyak membantu penulis

7. Mahasiswa-mahasiswi FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang dengan rela telah membantu penelitian ini.

8. Bapak dan Ibuku tercinta, terima kasih atas segala bantuan baik moril maupun materiil serta kasih sayang, perhatian, doa, dan semangat yang telah diberikan selama ini.

9. Keluarga besar simbah Dulah Juwari(†) dan simbah Wiryo Patah (†). Terima kasih atas berkah doa dan semangatnya.

10.Anastasia Yuni Astuti, terima kasih atas kasih sayang dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.

11.Sahabat-sahabatku Arlen, Sunu, Paijo &. Paijem, Johanes, Totok, Agus Deigei, Pak Tri, dek Nupi, Kistik, Duwek, dan semua teman-teman kampus tanpa terkecuali.

12.Teman-teman PAK angkatan 2001, terima kasih atas kebersamaannya

13.Teman-teman kampungku, terima kasih atas canda tawanya, itu bisa jadi penyemangatku.

14.Semua pihak yang tidak tercantum namanya disini, namun telah banyak berjasa bagi penulis, terima kasih semuanya.


(13)

Semoga Allah Bapa senantiasa membalas segala kebaikan saudara-saudari dengan berkatnya yang melimpah.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, sehingga kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini sangat kami harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang memerlukan.

Yogyakarta, Agustus 2008 Penulis

Yulius Adiputra Koco Negoro


(14)

12

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

ABSTRAK... vi

ABSTRACT... vii

LEMBAR PUBLIKASI ……… viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Profesi ... 9


(15)

a. Pengertian Profesi... 9

b. Tingkat dan Jenis Profesi... 10

c. Ciri-ciri Profesi... 11

B. Guru... ... 12

a. Pengertian Guru... 12

b. Syarat-syarat menjadi guru... 14

c. Peranan Guru... 17

d. Tugas Guru... 18

e. Kewajiban dan Hak Guru... 19

C. Profesi Guru ... 20

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pilihan Profesi Guru ... 21

a. Faktor Individual... 21

b. Faktor Ekonomis... 26

c. Faktor Sosial... 28

E. Kerangka Berpikir ... 30

F. Hipotesis Penelitian... 32

BAB III. METODE PENELITIAN ... 33

A. Jenis Penelitian ... 33

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

C. Subyek dan Obyek Penelitian... 33

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

1. Populasi Penelitian ... 34 xiii


(16)

14

2. Sampel Penelitian ... 35

E. Penentuan Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 37

F. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 41

G. Teknik Pengumpulan Data ... 42

H. Pengujiian Instrumen Penelitian ... 42

I. Teknik Analisis Data... 47

BAB IV. GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS ... 54

A. Sejarah Singkat Berdirinya Universitas Sanata Dharma ... 54

B. Visi dan Misi Universitas Sanata Dharma ... 56

C. Syarat-syarat Umum Menjadi Mahasiswa Sanata Dharma ... 58

D. Jalur-jalur Penerimaan Mahasiswa Baru ... 59

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 63

A. Deskripsi Data ... 63

B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 65

C. Pengujian Hipotesis ... 68

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 77

BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN 83 A. Kesimpulan ... 83

B. Keterbatasan Penelitian ... 84

C. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 89 xiv


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat berkembang terus seiring perkembangan zaman dan pendidikan dibutuhkan oleh masyarakat untuk membantu perkembangan tersebut. Perkembangan berarti meneruskan dan meningkatkan serta memperbarui apa yang telah dimiliki. Hal ini tidaklah mudah bagi kehidupan masyarakat.

Pendidikan menjadi instrument atau alat-alat untuk kepentingan itu. Dalam hal ini sekolah. Sekolah adalah lembaga kemasyarakatan yang diselenggarakan khusus untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut. Tujuan pendidikan adalah membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan, pengertian, ketrampilan, dan sikap agar siswa dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini tidak terlepas dari peran seorang guru dalam menjalankan pendidikan tersebut.

Guru merupakan profesi atau jabatan yang memiliki banyak tugas, baik terkait oleh dinas maupun diluar dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokkan terdapat tiga jenis tugas guru, yaitu tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan dan tugas dalam kemasyarakatan (User Usman, 1990:4)


(18)

2

Tugas guru dalam bidang profesi artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini semestinya tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih dilakukan oleh orang diluar kependidikan.

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi gurur disekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua bagi dari para siswanya. Apapun yang diberikan kepada anak didik, hendaknya dapat menjadikan motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang guru tidak menarik maka besar kemungkinan sulit untuk memotivasi siswa untuk belajar dan menyerap apa yang telah diajarkan. Jika hal itu terjadi, maka siswa akan merasa bosan dalam mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru tersebut.

Guru dianggap sebagai profesi yang luhur. Banyak julukan yang dimaksudkan untuk menjunjung tinggi martabat dan kehormatan guru. Sebutan-sebutan itu lebih dimaksudkan sebagai simbol pengabdian guru yang tanpa pamrih, ikhlas, sepi ing pamrih rame ing gawe. Sekalipun bekerja seharian untuk mendidik muridnya dalam waktu belasan bahkan puluhan tahun, para guru tetap setia. Mereka tidak mengharapkan ada kalungan medali atau kelak dimakamkan ditaman makam pahlawan sekalipun anak didiknya di kemudian hari menjadi presiden, menteri, guru besar, jendral, dan konglomerat (Dr. Dedi Supriyadi,1999:5-6)


(19)

Guru dalam masyarakat dianggap sebagai manusia sumber. Ada pepatah jawa yang mengatakan bahwa “Guru kuwi sumur kang lumaku tinimba” Artinya, bahwa guru merupakan orang yang tahu segala hal dan minta segala sesuatu kepada guru akan dilayani. Pandangan demikian mengisyaratkan bahwa pendidikan sama dengan guru atau guru minimal adalah inti dari setiap proses pendidikan (Supeno, 1995:43).

Selain tugas-tugas guru diatas, guru juga memegang peran strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan nilai-nilai dan kepribadian. Hal itu menunjukkan bahwa guru mempunyai peranan yang cukup besar dalam membentuk dan mengembangkan suatu masyarakat atau bangsa. Dari segi pembelajaran, peranan guru dalam masyarakat Indonesia tetap dominant dan tidak dapat digantikan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran sangat berkembang pesat. Hal ini disebabkan karena proses pendidikan atau proses pembelajaran yang diperankan oleh guru yang menyangkut pembinaan sifat mental manusia bersifat unik.

Namun dibalik itu terdapat keprihatinan yang dialami oleh para guru yaitu penghasilan atau kesejahteraan guru yang relatif rendah. Masalah ekonomi tersebut mempengaruhi para guru dalam menjalankan tugas pokoknya. Secara sederhana kita dapat memperkirakan bahwa seseorang akan merasa lebih tenang dalam melaksanakan tugasnya bila beban ekonomi keluarganya secara minimal sudah terpenuhi. Sebaliknya


(20)

4

bila beban itu belum terpenuhi, konsentrasinya dalam menjalankan tugas bisa terganggu. Jadi tingkat kesejahteraan para guru memberikan dampak secara sosial psikologis bagi mereka.

Sekarang ini lulusan SLTA kebanyakan kurang tertarik untuk melanjutkan studinya ke FKIP ataupun lembaga pendidikan lainnya yang mendidik dan mengarahkan mereka untuk menjadi guru, apalagi orang tua mereka juga kurang memberi dukungan. Hal ini disebabkan profesi guru tidak menjanjikan baik secara ekonomis atau gengsi.

Hal ini berlawanan dengan keadaan sekarang ini. Akhir-akhir ini pemerintah lebih menonjolkan tentang aspek pendidikan terutama kesejahteraan guru. Penghasilan guru yang selama ini dianggap kurang seimbang dengan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang guru menjadi pemikiran pemerintah. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005 bahwa guru akan mendapatkan tunjangan-tunjangan lain di samping gaji pokok. Di samping itu kesejahteraan guru sangat diperhatikan oleh pemerintah, apalagi guru-guru yang di tempatkan di daerah terpencil atau di pedalaman-pedalaman. Hal ini dimaksudkan agar kehidupan guru dapat lebih layak dari sebelumnya yang dirasa profesi guru kurang menjanjikan dalam hal kebutuhan hidup. Hal ini tentu akan menjadi pertimbangan bagi masyarakat untuk memilih profesi sebagai guru.


(21)

Peranan guru dalam masyararakat pada gambaran masyarakat tentang kedudukan seorang guru. Gambaran-gambaran masyarakat terhadap guru selama ini terlalu menonjolkan aspek negatifnya saja. Tentu saja hal ini akan menurunkan wibawa seorang guru dan melemahkan motivasi seorang guru dalam menjalankan tugasnya.

Pandangan-pandangan negatif terhadap guru tersebut dapat menjatuhkan prestise dari seorang guru. Sementara profesi lain dapat dapat dikatakan lebih menjanjikan dalam hal kesejahteraan yang terus meningkat sejalan dengan kepesatan pembangunan. Namun profesi guru belum mendapatkan tempat yang layak ditengah peradaban masyarakat kita sekarang. Masyarakat kebanyakan masih menganggap segala sesuatu kini dinilai dengan materi yang diukur dari tingkat penghasilan, penampilan, ataupun rumah.

Dari fenomena-fenomena itu, dapat disimpulkan bahwa profesi guru semakin lama semakin kurang diminati oleh masyarakat terutama dikalangan mahasiswa. Bahkan mahasiswa yang mengambil Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) pun banyak yang merasa kurang minat untuk menjadi guru. Kebanyakan dari mereka hanya terpaksa atau tidak tahu tentang FKIP karena bukan merupakan fakultas pilihan pertama mereka.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi guru oleh masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya dalam


(22)

6

memilih profesi sebagai guru. Pada hakekatnya ada tiga faktor yang diduga berhubungan dengan profesi guru. Faktor pertama, faktor individual. Seseorang memilih karir pada dasarnya merupakan pilihan yang timbul dari dalam diri seseorang tersebut. Dengan kata lain seseorang tersebut berminat dan termotivasi untuk menjalani suatu karir atau profesi yang dipilihnya. Kedua, faktor ekonomis. Gaji atau pendapatan dari suatu pekerjaan akan mempengaruhi seseorang mengapa ia memilih profesi tersebut. Ketiga, faktor sosial. Profesi orang tua dan persepsi masyarakat terhadap profesi guru di anggap berpengaruh terhadap pemilihan profesi guru. Apakah orang tua seseorang tersebut menjalani profesi yang sama dengan yang akan dia jalani, dan bagaimana seseorang melihat tanggapan masyarakat terhadap suatu profesi di duga berpengaruh terhadap pemilihan profesi, dalam hal ini adalah profesi guru.

Melihat banyaknya faktor yang mempengaruhi pilihan profesi guru, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul

“FAKTOR-FAKTOR YANGMEMPENGARUHI PILIHAN

PROFESI GURU” dengan studi kasus pada mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(23)

B. Batasan Masalah

Pada penelitian ini peneliti hanya membatasi pada tiga faktor yang di duga berpengaruh terhadap pilihan profesi guru yaitu, faktor individual, faktor ekonomis, dan faktor sosial. Penelitian membatasi permasalahan pada ketiga faktor tersebut dengan alasan ketiga faktor tersebut di duga memiliki pengaruh yang dominan terhadap pilihan profesi guru dan ketiganya merupakan realita kehidupan profesi guru.

Dan bila terdapat faktor lain yang dianggap berpengaruh lebih signifikan dari ketiga faktor di atas, bukan menjadi permasalahan yang diteliti, dan dapat dijadikan kajian lebih lanjut.

C. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, di rumuskan pokok permasalahan sehubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan profesi guru sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor individual terhadap pilihan profesi guru?

2. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor ekonomis terhadap pilihan profesi guru?

3. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor sosial terhadap pilihan profesi guru?


(24)

8

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor individual terhadap pilihan profesi guru.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor ekonomis terhadap pilihan profesi guru.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan faktor sosial terhadap pilihan profesi guru.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Universitas

Untuk memberikan gambaran yang kongkrit mengenai faktor yang mempengaruhi pilihan profesi guru. Agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki citra guru dan menumbuhkan minat mahasiswa FKIP untuk menjadi seorang guru 2. Bagi Pemerintah

Untuk memberikan masukan bagi pemerintah supaya lebih memperhatikan nasib guru.

3. Bagi Penulis


(25)

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Untuk menambah kepustakaan yang beguna bagi mahasiswa atau pihak lain yang membutuhkan


(26)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Profesi

1. Pengertian Profesi

Profesi adalah pekerjaan yang memerlukan kemampuan dan ketrampilan khusus yang diperoleh melalui pendidikan yang relatif cukup lama, serta biasanya pekerjaannya biasa di hargai masyarakat dalam bentuk uang (gaji). Menurut Dr Sikun Pribadi (2000 dalam Oemar Hamalik, 2003;1-2) menyatakan bahwa profesi pada hakekatnya adalah suatu pernyataan atau janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan tersebut.

Menurut Hornby e.a “profession” yang di Indonesiakan menjadi profesi, dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang lebih lanjut dan latihan khusus, seperti ahli hukum, arsitek, dokter, teolog dan lain-lain ( Roestiyah, 1982 : 176). Menurut Suharsimi Arikunto (1990 : 231) profesi diartikan sebagai satu kegiatan yang dilakukan seseorang unutk mendapatkan nafkah. Jadi, profesi merupakan jabatan atau pekerjaan yang tetap dan teratur untuk memperoleh nafkah yang membutuhkan pendidikan atau latihan khusus.


(27)

2. Tingkat dan Jenis Profesi

Tidak semua pekerjaan menuntut tingkat profesional tertentu. Didalam masyarakat terdapat berbagai macam pekerjaan yang juga menuntut tingkat keprofesionalan tertentu. Maka, tingkat profesi berdasarkan pekerjaan dapat dibedakan (Arikunto, 1980 : 233):

a. Pekerjaan profesional

Merupakan tingkat profesional pertama, menuntut tanggung jawab penuh.

b. Pekerjaan semiprofesional

Merupakan tingkat profesional tingkat kedua, menuntut tanggung jawab agak penuh.

c. Pekerjaan paraprofesional

Merupakan tingkat professional ketiga, menuntut sedikit tanggung jawab professional

d. Pekerjaan ketrampilan teknisi

Merupakan tingkat profesional keempat, profesi ini tidak dituntut pertanggungjawaban profesional.

Dari keempat pekerjaan di atas guru termasuk dalam pekerjaan profesional, sebab profesi tersebut dituntut memiliki keahlian tertentu yang sesuai dengan profesinya, dan keahlian tersebut diperoleh melalui jenjang pendidikan.


(28)

12

3. Ciri-ciri Profesi

Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan di atas, diketahui bahwa suatu profesi menuntut persyaratan yang mendasarkan ketrampilan teknis lebih rinci, serta kepribadian tertentu. Untuk lebih memperjelas ciri-ciri dimaksud, berikut ini akan disampaikan pendapat dua orang ahli yang mengemukakan batasan atau ciri-ciri sekaligus syarat dari suatu profesi.

Robert W Rickey (1940) mengemukakan ciri-ciri profesi sebagai berikut: a. Mementingkan pelayanan kemanusiaan yang lebih ideal dibandingkan

dengan kepentingan pribadi.

b. Memerlukan waktu yang relatif panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya.

c. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tertentu.

d. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap, dan cara kerja.

e. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.

f. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin diri dalam profesi serta kesejahteraan anggotanya.

g. Memberi kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan kemandirian. h. Memandang profesi sebagai suatu karier hidup (alive career) dan

menjadikan seseorang anggota yang permanen.

Sebagai bahan perbandingan, berikut ini disajikan pula ciri-ciri keprofesian yang dikemukakan oleh D. Westby Gibson(1965) secara rinci adalah:

a. Pengakuan oleh masyarakat terhadap layanan tertentu yang hanya dapat dilakukan oleh kelompok pekerja yang dikategorikan sebagai suatu profesi.

b. Dimilikinya sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan sejumlah teknik prosedur yang unik.


(29)

c. Diperlukan persiapan yang sengaja dan sistematik sebelum orang mampu melaksanakan suatu pekerjaan professional.

d. Dimilikinya organisasi professional yang disamping melindungi kepentingan anggotanya dari saingan kelompok luar, tetapi sekaligus selalu meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat, termasuk tindakan-tindakan etis kepada anggotanya.

Ciri-ciri yang telah disebutkan dapat digunakan sebagai kriteria atau tolok ukur keprofesian guru, yaitu:

a. Untuk mengukur sejauh mana guru-guru di Indonesia telah memenuhi kriteria profesionalisasi.

b. Untuk dijadikan titik tujuan yang akan mengarahkan segala upaya menuju profesionalisme guru. (Suharsini Arikunto, 1990;236).

B. Guru

1. Pengertian guru.

Guru dalam pengertian dasar adalah orang yang secara langsung menjalankan pendidikan. Dalam dunia pendidikan, guru dianggap sebagai penggeraknya, jadi peranan guru tidak bias lepas dari dunia pendidikan di samping faktor lain yang terlibat dalam dunia pendidikan seperti anak didik dan media pengajaran.


(30)

14

UU RI No. 14 Th 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa:

“guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”

Sesuai dengan kutipan di atas, guru menurut kamus umum bahasa Indonesia, guru adalah orang yang mengajari orang lain di sekolah maupun di luar sekolah. Guru dapat juga memiliki pengertian suatu ilmu pengetahuan atau suatu ketrampilan (Badudu Zain, 1990)

Di samping itu ada bermacam-macam pandangan lain mengenai guru: (Roestiyah, 1982:182)

a. Menurut pandangan tradisional yang selama ini diterima, guru adalah seorang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan.

b. Pendapat seorang ahli pendidikan: Teacher is person who causes a person to know or gives a person knowledge or skill, yang artinya guru adalah orang yang menyebabkan orang lain mengetahui atau mampu melaksanakan sesuatu yang memberikan pengetahuan atau ketrampilan kepada orang lain.

c. Menurut N.E.A (National Education Association) Persatuan guru-guru Amerika Serikat mengartikan guru sebagai berikut, “Guru diartikan sebagai semua petugas yang langsung terlibat dalam tugas-tugas kependidikan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa guru itu bukan hanya sekedar pemberi ilmu pengetahuan kepada kepada murid-muridnya di depan kelas. Tetapi profesi guru merupakan tenaga


(31)

profesional yang dapat menjadikan siswa mampu merencanakan, menganalisa dan menyimpulkan masalah yang dihadapi.

Guru sebagai suatu profesi menuntut keahlian dan ketrampilan khusus di bidang pendidikan dan pengajaran. Sifat keahlian itu berbeda dari keahlian dalam profesi lain sehingga memberi ciri khusus yang memungkinkan para pemangku atau penjabatnya bersatu sebagai suatu kelompok di dalam masyarakat. Kehendak untuk berkelompok didasari perasaan adanya kesamaan, baik dalam bidang kerja atau profesi maupun kesamaan nasib berupa hak dan kewajiban, mendorong dibentuknya suatu organisasi yaitu PGRI.

2. Syarat-syarat Menjadi Guru

Untuk menjadi seorang guru diperlukan beberapa persyaratan, karena profesi guru adalah suatu pekerjaan yang professional. Syarat bagi seorang guru diantaranya sebagai berikut (Hamalik, 2001 : 118) :

a. Harus memiliki bakat sebagai guru

Bahwa seorang guru dituntut untuk bisa berbicara di muka umum dan dapat mengajar murid sesuai dengan tugasnya sebagai seorang pengajar.

b. Harus memiliki keahlian sebagai guru

Seorang guru harus memiliki keahlian khusus sebagai pengajar, dan ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang tanpa memiliki keahlian


(32)

16

sebagai guru. Perlu pendidikan yang khusus pula untuk dapat dikatakan sebagai seorang guru.

c. Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi

Seorang guru harus mempunyai jiwa yang tegas, berani berbicara di muka umum, dan mampu membaur dengan anak didiknya sehingga dapat menjadi pengganti orang tua bagi anak didiknya di sekolah. d. Memiliki mental yang baik dan berbadan sehat

Tidak sakit jiwa dan tidak cacat secara fisik juga merupakan syarat untuk menjadi guru. Hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaannya, pengajaran dapat berjalan normal

e. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas

Seorang guru harus menguasai betul seluk beluk pendidikan dan pengajarann dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan diberikan kepada anak didiknya

f. Memiliki jiwa Pancasila dan warga negara yang baik

Seorang guru harus memiliki jiwa yang setia terutama terhadap profesinya sebagai seorang guru dan juga dituntut untuk mentaati peraturan-peraturan yang berlaku

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16 tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru di jelaskan bahwa untuk menjadi guru perlu memiliki empat kompetensi yaitu:


(33)

1) Kompetensi Pedagogik, meliputi:

a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial kultural, emosional dan intelektual.

b) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

c) Mengembangkan kurukulum yang terkait dengan bidang yang di ampu.

d) Menyelenggarakan pengembangan yang mendidik

e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.

f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. i) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran.

j) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas

pembelajaran

2) Kompetensi Kepribadian, meliputi:

a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan

kebudayaan nasional Indonesia.

b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

d) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri.

e) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru 3) Kompetensi Sosial, meliputi:

a) Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

b) Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

c) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

d) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

4) Kompetensi Profesional, meliputi:

a) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang di ampu.


(34)

18

b) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata

pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

c) Mengembangkan materi pembelajaran yang di ampu secara kreatif

d) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif.

e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

berkomunikasi dan mengembangkan diri

3. Peranan Guru

Di lingkungan sekolah tempat guru mengabdikan dirinya, ia sangat memiliki peranan yang sangat penting. Guru selain mengajar, ia juga mendidik dan membimbing anak didiknya untuk memiliki pengetahuan yang luas dan terampil dalam belajar. Menurut Hamalik (2001 : 123), di zaman modern seperti sekarang ini peranan guru tidak hanya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing, melainkan juga ilmuwan (teacher as scientist) dan guru sebagai pribadi (teacher as person)

Peranan guru akan menjadi semakin luas karena ia juga berfungsi sebagai penghubung antara ilmu pengetahuan dan teknologi dengan masyarakat. Dalam hal ini guru memodernisasi masyarakat dengan IPTEK. Sehubungan dengan hal ini Hamalik (2001 : 124) menyebutkan bahwa:

a. Guru sebagai penghubung (teacher as communicator)

b. Guru sebagai modernisator


(35)

4. Tugas guru

Menurut Usman(1997:6-7), guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun diluar dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila dikelompokkan terdapat tiga (3) jenis tugas guru yaitu dalam bidang profesi, tugas dalam bidang kemanusian, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti menentukan dan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan pada siswa.

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadi dirinya orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati anak didiknya sehingga ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswa dalam belajar.

Sedangkan tugas guru dalam bidang kemasyarakatan, lebih melihat pada penempatan guru dalam masyarakat bahwa guru ditempatkan pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya karena diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan dari seorang guru. Ini berarti bahwa guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.


(36)

20

5. Kewajiban dan Hak Guru

Dalam menjalankan profesinya, guru memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan dan hak yang harus diperjuangkan dan menjadi miliknya. Kewajiban guru seperti yang tercantum dalam UU RI Tentang guru dan dosen adalah sebagai berikut:

a. merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran

b. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

c. bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar

pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran

d. menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan estetika; dan

e. memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa

Sedangkan hak guru dalam menjalankan profesinya yang juga tercantum dalam UU tentang guru dan dosen adalah sebagai berikut:

a. memperoleh penghasialan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan social

b. mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja

c. memperoleh perlindungan dalam menjalankan tugas dan hak atas kekayaan intelektual

d. memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi

e. memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana

pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan

f. memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut

menentukan kelulusan, penghargaan, dan/atau sangsi kepada peserta didk sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan


(37)

g. memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas

h. memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan

i. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan

meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi; dan/atau

j. memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam

bidangnya

C. Profesi Guru

Profesi guru menurut pendapat B.J Chandler dalam Sahertian (1994);27-28) adalah, bahwa profesi mengajar yang dilakukan oleh seorang guru adalah suatu jabatan yang memiliki kekhususan, kekhususan itu memerlukan kelengkapan mengajar dan atau ketrampilan yang menggambarkan seseorang melakukan tugas mengajar dan atau ketrampilan yang menggambarkan sesorang melakukan tugas mengajar, yaitu membimbing manusia.

Robert Riche (1962, dalam Ariyani,2003: 13) mengemukakan ciri-ciri guru sebagai suatu profesi, yaitu adalah sebagai berikut:

a. Adanya komitmen dari para guru bahwa jabatan itu mengharuskan pengikutnya menjunjung tinggi martabat kemanusiaan lebih daripada mencari keuntungan diri sendiri.

b. Suatu profesi mensyaratkan orangnya mengikuti persiapan profesional dalam jangka waktu tertentu.

c. Harus selalu menambah pengetahuan agar terus menerus bertumbuh dalam jabatannya.

d. Memiliki kode etik jabatan.

e. Memiliki kemampuan intelektual untuk menjawab masalah-masalah yang dihadapi.

f. Selalu ingin belajar terus menerus mengenai bidang keahliannya yang ditekuni.


(38)

22

Seseorang yang telah mantap dalam memilih profesinya, dalam hal ini adalah guru, ia tidak boleh ragu-ragu lagi untuk mengejar profesi tersebut dalam bidangnya, yaitu dengan mengabdi sepenuh hati pada tugasnya. Prestasi guru dalam profesinya akan membawa pada jenjang karir yang diharapkan dalam hidupnya. Saat itulah seorang guru memperoleh kepuasan dan kebahagian hidup sebagai hasil pemilihan profesi yang mantap.

D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Profesi Guru

Menjalani suatu profesi tidaklah mudah, ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memilih suatu profesi, dalam hal ini adalah profesi guru. Berikut ini beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh terhadap pilihan profesi guru.

1. Faktor Individual

Kemauan seseorang untuk menentukan profesi yang akan dijalani memang lebih baik harus timbul dari dalam diri sendiri. Hal ini mengacu pada pemilihan profesi guru. Minat merupakan salah satu faktor dari dalam diri seseorang untuk memilih profesi sebagai guru. Sebab jika dilihat arti dari minat itu sendiri adalah merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu pilihan pada seseorang. Selain itu minat merupakan salah satu faktor psikologis yang sangat penting untuk suatu kemajuan dan keberhasilan seseorang. Seseorang


(39)

yang mengerjakan suatu pekerjaan atau profesi dengan disertai minat dari dalam diri sebelumnya, pada umumnya akan memperoleh hasil yang baik daripada mereka yang tidak berminat sebelumnya. Pengertian lain mengenai minat adalah suatu kecenderungan yang agak menetap dalam diri subyek untuk merasa tertarik hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu (Winkel, 1983; 30).

Minat terbagi menjadi dua macam, yaitu pertama minat yang timbul dari dalam diri seseorang (minat intrinsik). Minat intrinsik misalnya rasa menyenangi sesuatudan, dan dalam penelitian ini adalah menyenangi profesi sebagai seorang guru, juga keinginan diri sendiri untuk menjadi seorang guru. Minat yang kedua adalah minat yang timbul karena ada rangsangan dari luar dirinya (minat ekstrinsik). Misalnya karena adanya dukungan dari teman. Orang tua, atau orang lain disekitarnya. Juga dari informasi-informasi yang diperoleh sehingga mendorong seseorang untuk menjalani profesi sebagai guru.

Apabila seseorang mendapatkan pengalaman yang menyenangkan, maka orang tersebut akan semakin berminat terhadap apa yang dialaminya, begitu pula sebaliknya. Hal tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan apa yang akan dikerjakan oleh seseorang denagn jenis penyesuaian pribadi dan sosial mereka.


(40)

24

Di samping itu faktor individual yang di duga mempengaruhi pilihan profesi guru adalah motivasi. Menurut arti kata, motivasi berarti pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan. Motivasi dapat juga diartikan sebagai faktor yang mendorong orang untuk bertindak.

Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalasan, dan motivasi. Kata kerjanya adalah to motivate

yang berarti alasan, sebab dan daya gerak. Dapat pula diartikan sebagai pendorong atau penggerak yang berasal dari dalam diri individu untuk bertindak kearah suatu tujuan tertentu (Ali Imron 1996:87)

Menurut Sumadi Suryabroto (1984:74) motivasi yang mendorong manusia dalam melakukan suatu kegiatan dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu :

a) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik yaitu rangsangan yang datang dari luar dirinya. Dengan motivasi ini antara lain tujan pokok dan aktivitas yang dilakukan tidak ada hubungan langsung, sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi ekstrisik meruapakan bentuk motivasi dimana aktivitas untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang secara mutlak tidak berkaitan dengan aktivitas tersebut.


(41)

b) Motivasi instrinsik

Motivasi instrinsik yaitu motivasi yang datangnya dari dalam dirinya sendiri. Seseorang akan melakukan pekerjaannya dengan penuh semangat karena dia senang melakukan pekerjaan itu dan mendatangkan kepuasan bagi dirinya. Dalam hal ini insentif terletak dalam kepuasan melaksanakan pekerjaan itu sendiri.

Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saat-saat tertentu. Motivasi berkaitan erat dengan suatu penghayatan akan kebutuhan, dorongan untuk memenuhi kebutuhan, bertingkah laku untuk memenuhi kebutuhan, dan pencapaian tujuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Timbulnya suatu kebutuhan yang dihayati dan dorongan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

2. Bertingkah laku tertentu sebagai usaha mencapai tujuan, yaitu terpenuhinya kebutuhan yang telah dihayati tersebut.

3. Tujuannya tercapai sehingga seseorang merasa puas dan lega karena kebutuhannya telah terpenuhi

Dari beberapa pengertian tersebut, motivasi dalam penelitian ini adalah suatu doronagn yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan mahasiswa FKIP untuk memilih profesi sebagai guru sesuai dengan program studi yang ditempuh yang memang mengarahkan mahasiswanya untuk menjadi seorang guru


(42)

26

Motivasi merupakan daya gerak yang mendorong manusia untuk bertindak. Apabila motivasi ini kuat, maka daya dorongnya akan kuat pula. Apabila motivasi ini dilandasi dengan kemauan yang baik, maka hasilnya akan positif. Apalagi jika orang yang bersangkutan memiliki kemauan mengenal keterlibatan dan kekurangan dirinya sendiri terhadap apa yang akan dijalankan, maka motivasi dalam diri seseorang tersebut akan semakin tinggi.

Oleh karena itu, melihat pentingnya minat dan motivasi dalam mempengaruhi seseorang dalam memilih profesi, maka kedua hal tersebut dianggap sebagai salah satu faktor individual seseorang dalam memilih profesi sebagai guru. Karena sangat diharapkan seseorang menjalani menjalani profesi sebagai guru atas dasar kemauan dari diri sendiri dalam arti seseorang tersebut berminat dan termotivasi untuk menjadi seorang guru.

2. Faktor Ekonomis

Di Indonesia, guru memang tidak terlepas dari masalah kesejahteraan. Meskipun kesejahteraan guru bukan satu-satunya penentu kehormatan dan martabat guru, akan tetapi hal ini menjadi permasalahan jika membicarakan tentang profesi guru. Profesi guru dan status guru jika dilihat dari pendapatannya untuk zaman sekarang ini memang bukan suatu pekerjaan yang menjanjikan dengan gaji atau


(43)

pendapatan yang besar. Tetapi guru juga tetap mencintai profesinya. Bahkan masih ada yang memilih profesi sebagai guru.

Kesejahteraan guru dapat dibedakan menjadi dua aspek yaitu aspek materiil dan aspek non materiil. Aspek materiil dapat dilihat dari gaji yang didapat dari seorang guru, sedang aspek non materiil dapat diperoleh dari kesejahteraan hidup seorang guru, misalnya bagaimana ia dapat hidup dan mencukupi kebutuhan keluarganya dan keadaan ekonomi keluarganya. Kedua aspek tersebut menjadi indikator dalam pemilihan seseorang untuk menjadi guru. Pemerintah pun telah berbuat banyak untuk mengatasi kedua aspek tersebut, misalnya melalui kenaikan gaji, pemberian tunjangan beras intensif lainya.

Seseorang memilih suatu profesi karena ia ingin mendapatkan penghasilan (gaji) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, walaupun mungkin gaji yang diperolehnya tidak cukup. Gaji merupakan penghargaan yang berwujud financial (Endang Wijayanti,2001 : 365). Gaji dipertimbangkan dalam pemilihan profesi guru karena memang tujuan utama seseorang bekerja adalah untuk memperoleh gaji.

Pada dasarnya gaji seorang guru sekarang ini sangat diperhatikan oleh pemerintah. Tercantum dalam UU RI No. 14 Th 2005 tentang guru dan dosen, bahwa guru disamping mendapatkan gaji pokok, ia juga mendapatkan tunjangan lain berupa tunjangan


(44)

28

profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus yang di tetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi. Disamping itu guru mendapatkan tunjangan khusus bila guru tersebut bertugas di daerah khusus atau pelosok-pelosok dan pedalaman-pedalaman yang jumlahnya diberikan 1 (satu) kali gaji pokok guru. Perhatian lain pemerintah kepada guru adalah memberikan rumah dinas kepada guru yang diangkat oleh pemerintah atau pemerintah daerah yang bertugas di daerah khusus.

Dari fenomena-fenomena di atas, dapat menjadi bahan pertimbangan untuk memilih profesi yang akan dijalani, melihat kenyataan yang sudah ada tentang kehidupan seorang guru dengan membandingan masa depan yang dirasa akan lebih meningkat tentang kesejahteraan seorang guru yang lebih dijamin oleh pemerintah.

3. Faktor Sosial

Faktor sosial adalah faktor yang menempatkan kemampuan seseorang pada masyarakat sekitar, atau dengan kata lain nilai seseorang dari sudut pandang orang lain di lingkungannya. Faktor ini dianggap penting karena juga banyak dipertimbangkan dalam memilih karir atau profesi seseorang, dalam hal ini adalah profesi sebagai seorang guru. Yang termasuk dalam aspek ini di antaranya profesi dari


(45)

salah satu atau kedua orang tua seseorang dan persepsi masyarakat terhadap profesi guru.

Kehidupan status sosial guru juga mempengaruhi prestise guru. Dari kehidupan status sosial ini guru dapat dinilai oleh masyarakat tempat ia tinggal. Status sosial guru sebagai profesi akan dipandang baik oleh masyarakat jika guru dapat menunjukkan martabat dan budi pekerti yang baik. Masyarakat nantinya akan menghormati dan menyegani keberadaan guru, karena profesi guru memiliki status sosial yang tinggi.

Status sosial guru bekaitan dengan profesi guru itu sendiri dan penghargaan masyarakat terhadap wibawa guru. Menurut Supriyadi (1999: 68) makin tinggi sekolah tempat guru mengajar, makin baik pula status ekonomi keluarganya. Secara umum status sosial asal keluarga guru SLTA umumnya lebih baik daripada asal keluarga guru SLTP dan SD. Ini dapat dipahami karena untuk menjadi guru pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dituntut tingkat pendidikan yang tinggi pula, yang berkaitan dengan factor social keluarga disamping faktor ekonomi.

Status sosial guru berkaitan dengan profesi guru itu sendiri dan penghargaan masyarakat terhadap wibawa guru. Karena jika dilihat makin tinggi sekolah tempat guru itu mengajar, makin baik pula status sosial keluarganya. Secara umum status sosial asal keluarga


(46)

30

guru SLTA umumnya lebih baik atau lebih tinggi statusnya dibanding asal keluarga SLTP dan SD. Ini dapat dipahami karena untuk menjadi guru pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dituntut tingkat pendidikan yang tinggi pula, yang berkaitan dengan faktor sosial keluarga disamping faktor ekonomi. Status sosial tetap menjadi faktor penentu yang sangat penting bagi seseorang untuk menjalani profesi sebagai seorang pengajar atau guru. Profesi guru harus dihargai dan dipandang oleh masyarakat, dengan begitu citra guru menjadi terangkat. Apapun yang dikatakan orang mengenai profesi guru, tidak akan mengubah guru dan profesinya atau tidak akan mengubah status dan nasib mereka

E. Kerangka Berfikir

Profesi guru banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadikan alasan mengapa seseorang memilih profesi tersebut. Dalam uraian ini ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memilih profesi guru. Faktor pertama adalah faktor individual yang berkaitan dengan minat dan motivasi seseorang untuk menjadi seorang guru. Faktor ini merupakan faktor intern yang mempengaruhi seseorang memilih profesi guru yaitu keinginan dari diri diri sendiri untuk menjalani profesi tersebut. Seseorang menjalankan profesi tanpa adanya minat ataupun termotivasi dari dalam dirinya sendiri maka


(47)

secara otomatis profesi tersebut tidak akan bejalan dengan baik. Begitu pula dalam hal ini, seseorang memilih untuk mejalani profesi sebagai guru tanpa adanya minat dan termotivasi unruk menjadi seorang guru, maka dalam perkembangannya juga akan mengalami hambatan. Jika dilihat pada zaman sekarang ini minat seseorang untuk menjadi seorang guru sangat rendah, walaupun dalam kenyataan masih banyak mahasiswa yang mengambil jurusan FKIP (Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan) yang mengarahkan untuk menjadi seorang guru.

Faktor kedua adalah faktor ekonomis yang berkaitan dengan kesejahteraan guru. Menurut Surya (2003;58) faktor ekonomis merupakan salah satu faktor yang diduga mempengaruhi seseorang memilih profesi sebagai guru yaitu gaji. Seberapa gaji yang didapat oleh seorang guru akan sangat berpengaruh kepada dinamika dan kehidupan guru dalam menjalankan tugas-tuganya walaupun tidak dipungkiri bahwa setiap orang dalam bekerja menjalankan suatu profesinya selalu terdorong untuk memperoleh penghasilan yang setinggi-tinginya. Profesi gurupun juga demikian, selain mengabdikan diri pada profesinya, ia juga membutuhkan kesejahteraan yang ia peroleh dari usaha menjalankan profesinya sebagai pengajar. Akan tetapi jika dilihat dalam kenyataanya, Kesejahteraan guru sangat minim, dilihat dari banyaknya guru yang masih ngobyek untuk menambah penghasialan guru yang dirasa sangat kurang mencukupi


(48)

32

kebutuhan hidupnya. Walaupun dalam kenyataan demikian, guru tetap menjalankan profesinya sebagai seorang pengajar. Sehingga dengan gaji dan kesejahteraan yang minim ini, faktor ekonomis menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pilihan profesi guru.

Faktor ketiga adalah faktor sosial. Faktor ini juga menjadi bahan pertimbangan seseorang dalam memilih suatu profesi yang akan dijalaninya, dalam hal ini adalah profesi guru. Menjadi seorang guru tentu didasari dengan beberapa pertimbangan di antaranya adalah apakah kedua orang tua atau salah satunya tersebut lebih dulu menjadi seorang guru serta bagaimana seseorang menyikapi persepsi masyarakat terhadap profesi guru. Hal ini juga mempengaruhi mengapa seseorang mau menjalani profesi sebagai guru. Karena ada juga seseorang memilih mejadi guru atas dasar kemauan dari orang tuanya yang menginginkan anaknya menjadi guru seperti yang telah dijalani orang tua tersebut. Atu dapat pula seseorang terpengaruh dari persepsi-persepsi tentang guru yang ia dengar dari lingkungan sekitar ia tinggal. Oleh karena itu faktor sosial ini juga berpengaruh terhadap pilihan profesi guru, sebab guru akan merasa senang dan nyaman dalam menjalankan profesinya jika mereka tidak terkekang oleh perasaan yang memaksa ia untuk menjadi guru.


(49)

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban semetara terhadap rumusan masalah penelitian yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono,1999 : 51). Hipotesis yang disajikan untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. H0 : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan faktor individual terhadap pilihan profesi guru

Ha : Ada pengaruh positif dan signifikan faktor individual terhadap pilihan profesi guru

2. H0 : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan faktor ekonomis terhadap pilihan profesi guru

Ha : Ada pengaruh positif dan signifikan faktor ekonomis terhadap pilihan profesi guru

3. H0 : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan faktor sosial terhadap pilihan profesi guru

Ha : Ada pengaruh positif dan signifikan faktor sosial terhadap pilihan profesi guru


(50)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksploratif. Penelitian eksploratif bertujuan untuk mengungkapkan hal – hal yang baru muncul di masyarakat (Ida Bagoes, 2004 : 37). Oleh karena itu penelitian eksploratif bermaksud menjajagi dan menjelajahi permasalahan, untuk menemukan masalah utama yang seharusnya diteliti, agar usaha melakukan perbaikan atau penyempurnaan suatu kondisi dapat dilakukan secara tuntas.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan selesai.

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKIP Sanata Dharma Yogyakarta


(51)

2. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah faktor – faktor yang mempengaruhi pilihan profesi guru, yaitu :

a. Faktor Individual, yaitu minat dan motivasi

b. Faktor Ekonomis, yaitu gaji guru dan tunjangan fungsional

c. Faktor Sosial, yaitu profesi orang tua dan persepsi masyarakat terhadap profesi guru.

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan kelompok di mana peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya atau keseluruhan anggota, kejadian, obyek – obyek yang telah ditetapkan dengan baik (Consuelo, 1993 : 160)

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 2.806 mahasiswa yang terdiri dari 648 mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 227 mahasiswa program studi Bimbingan Konseling, 614 Mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Inggris, 306mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, 127 mahasiswa program studi Pendidikan Sejarah, 122 mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi, 316 mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi,


(52)

36

328 mahasiswa program studi Pendidikan Matematika, 118 mahasiswa program studi Pendidikan Fisika

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah kelompok kecil yang kita amati atau beberapa bagian kecil/cuplikan yang ditarik dari populasi atau porsi dari suatu populasi (Consuelo, 1993 : 160). Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi digunakan rumus Slovin sebagai berikut (Consuelo, 1993 : 161) :

2

1 Ne

N n

+ =

Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi)

Berdasarkan jumlah populasi penelitian, maka jumlah sampel yang mewakili populasi dapat dihitung sebagai berikut:

2806 n =

1+2806(0,05)2

= 350,0936 = 350

Dengan demikian jumlah sampel penelitian sebesar 350 mahasiswa yang dapat dilihat pada tabel berikut:


(53)

Tabel III.1

Penentuan Jumlah Sampel

Keterangan 2004 2005 2006 2007 Jmlh

Mhs

% Sampel Pend. Guru Sekolah Dasar

Bimbingan dan Konseling Pend. Bahasa Inggris

Pend. Bahasa, Sas.Ind&Daerah Pend. Sejarah Pend. Ekonomi Pend. Akuntansi Pend. Matematika Pend. Fisika 127 56 142 69 28 44 97 56 47 179 83 151 65 28 29 84 45 31 156 48 164 90 37 17 65 125 22 186 227 614 306 127 122 316 328 118 648 227 614 306 127 122 316 328 118 23,09 8,09 21,88 10,91 4,53 4,35 11,26 11,69 4,21 80,848=81 28,322=28 76,606=77 38,178=38 15,845=16 15,221=15 39,426=39 40,923=41 14,722=15


(54)

38

Jumlah sampel untuk masing-masing program studi tampak pada tabel berikut:

Tabel III.2

Jumlah Sampel Masing-masing Angkatan

Keterangan 2004 2005 2006 2007

Pend. Guru Sekolah Dasar Bimbingan dan Konseling Pend. Bahasa Inggris

Pend. Bahasa, Sas.Ind&Daerah Pend. Sejarah Pend. Ekonomi Pend. Akuntansi Pend. Matematika Pend. Fisika 16 7 18 9 3 5 12 7 6 22 10 19 8 4 4 10 6 4 20 6 20 11 5 2 8 16 3 23 5 20 10 4 4 9 13 2

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

Variabel penelitian adalah suatu atribut/sifat/nilai dari orang, objek/kegiatan yang mempunyai variasi tertentu, ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan disimpulkan (Sugiyono, 2003 : 3). Variabel penelitian terdiri dari 2 yaitu variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable). Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pilihan profesi guru, yang dinilai dari jumlah total faktor individual,ekonomis, dan sosial. Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor individual, ekonomis, dan sosial. Indikator-indikator variabel bebas dapat dilihat pada tabel berikut:


(55)

1. Faktor Individual

Yaitu faktor yang diukur dari alasan-alasan mahasiswa memilih profesi guru. Indikator Faktor Individual

Tabel III.3

Tabel Indikator Faktor Individual

Variabel Sub Variabel Sub-sub Variabel Indikator

• Minat • Intrinsik

• Ekstrinsik

• Keinginan menjadi guru

• Kesenangan menjadi guru

• Mendapat dua peluang kerja

• Dukungan orang tua

• Informasi tentang FKIP

• Biaya Kuliah yang

terjangkau

• Memiliki waktu lebih banyak untuk keluarga Faktor

Individual

• Motivasi • Intrinsik

• Ekstrinsik

• Cita-cita

• Tidak ada pilihan lain

• Melanjutkan profesi orang tua

• Kebutuhan hidup

• Menerima gelar dua ijasah

• Peluang kerja


(56)

40

2. Faktor Ekonomi

Yaitu faktor yang diukur dari besarnya pendapatan atau penghasilan yang diterima oleh guru dalam bentuk uang

Tabel III.4

Tabel Indikator Faktor Ekonomi

Variabel Sub Variabel Sub-sub Variabel Indikator

• Gaji guru • Gaji guru

• Penghasilan lain

• Kenaikan gaji

• Gaji yang tepat waktu

• Dana pensiun

• Tunjangan fungsional Faktor

Ekonomi

• Kesejahteraan • Ekonomi keluarga

• Kebutuhan hidup

• Keadaan ekonomi keluarga

• Penghasilan orang tua

• Kebutuhan hidup keluarga

• Tuntutan hidup

• Biaya kuliah yang terjangkau

3. Faktor Sosial

Yaitu faktor yang menampakkan kemampuan seseorang pada masyarakat, atau nilai seseorang dari sudut pandang orang-orang lain di lingkungannya.


(57)

Tabel III.5

Tabel Indikator Faktor Sosial

Variabel Sub Variabel Sub-sub Variabel Indikator

• Masyarakat • Martabat guru

• Persepsi Masyarakat

• Martabat

guru di masyarakat

• Kesempatan melakukan kegiatan sosial

• Kehidupan guru

• Persepsi masyarakat

• Tanggapan masyarakat

• Martabat guru dalam keluarga Faktor

Sosial

• Orang tua • Profesi orang tua

• Penghasilan

• Guru

• Non guru

• Penghasilan tetap

• Penghasilan tidak tetap

• Pekerjaan sampingan

Ketiga faktor di atas diukur dengan kuesioner dan peneliti menggunakan Skala Likert untuk memberikan skor pada kuesioner.Ada dua kategori yang digunakan yaitu pertnyaan positif dan pertnyaan negatif. Skor yang digunakan untuk menilai pernyataan tersebut adalah tertera dalam tabel sebagai berikut:


(58)

42

Tabel III.6

Skor Pernyataan Kuesioner

Skor Pernyataan Skor

Sangat Setuju Skor Setuju Skor Tidak Setuju Skor Sangat Tidak Setuju Pernyataan positif Pernyataan negatif 4 1 3 2 2 3 1 4

F. Kisi – kisi Instrumen Penelitian

Tolok ukur yang digunakan dalam menilai faktor – faktor yang mempengaruhi pilihan profesi guru adalah dengan instrumen penelitian. Peneliti akan mengidentifikasi indikator – indikator yang akan digunakan dalam instrumen penelitian yaitu sebagai berikut :

Tabel III.7

Indikator Instrumen Penelitian

Faktor – faktor yang mempengaruhi pilihan profesi guru No. Item Pernyataan No. Indikator

Positif Negatif

1. Faktor Individual a. Minat

b. Motivasi

1,2 3,6,7,8,10

5,9 2. Faktor Ekonomis

a. Gaji guru b. Kesejahteraan

1,4,5 6,7,8,9,10

2,3

3 Faktor Sosial

a. Masyarakat b. Orang tua

1,3,4,6, 7,10


(59)

G. Teknik Pengumpulan Data Kuesioner

Kuesioner merupakan kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden) dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis. Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang faktor – faktor yang mempengaruhi pilihan profesi guru, yaitu data faktor individual, faktor ekonomi, dan faktor sosial yangh diperoleh langsung dari responden. Tujuan dari pemberian kuesioner ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pilihan profesi guru dan bagaimana pengaruhnya terhadap pilihan profesi guru.

H. Pengujian Instrumen Penelitian

Agar kuesioner dapat dinyatakan sahih dan handal maka perlu diuji. Pengujian kuesioner ini dilakukan dengan cara :

1. Pengujian Kesahihan (Validitas)

Validitas merupakan keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2003:267). Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan mampu mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Jenis validitas yang digunakan adalah validitas internal yang berupa validitas isi dan validitas konstruksi. Instrumen


(60)

44

mempunyai validitas internal bila kriteria yang ada di dalam instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur (Sugiyono, 2003: 270). Untuk menguji validitas instrumen penelitian, maka digunakan korelasi Product Moment dari Pearson, (Sugiyono, 2003:213) sebagai berikut:

xy

r =

} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X N Y X XY N Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ

Keterangan : rxy= Koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y

N = Jumlah Responden

X = Skor item

Y = Skor total

Setelah koefisien korelasi ditemukan, perlu diuji signifikansinya dengan taraf 5%. Korelasi antara skor item dengan skor total dinyatakan signifikan jika

tabel hitung r

r > , dan akan dikatakan valid.

Pengujian validitas dilakukan dengan mengambil sampel 30 responden dari sebagian mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma. Pada sampel sejumlah itu nilai df = N-2 (dk = 30-2 = 28), sehingga didapatkan nilai koefisien r tabel = 0,239. Uji validitas ini dilakukan untuk tiap-tiap butir pertanyaan, sehingga ada tiga puluh pertanyaan yang akan dilakukan uji validitas.


(61)

a. Uji validitas untuk Faktor Individual

Ada sepuluh pertanyaan pada faktor individual. Rangkuman hasil uji validitas faktor individual adalah sebagai berikut.

Tabel III.8

Hasil Pengujian Validitas Faktor Individual

No Item Nilai r hitung Nilai r tabel Status

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 0,5362 0,7909 0,8935 0,5208 0,6525 0,5930 0,4044 0,6041 0,4981 0,6276 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Sumber: Data penelitian

b. Uji validitas untuk Faktor Ekonomis

Ada sepuluh petanyaan pada faktor ekonomis. Rangkuman hasil uji validitas faktor ekonomis adalah sebagai berikut:

Tabel III.9

Hasil Pengujian Validitas Faktor Ekonomis

No Item Nilai r hitung Nilai r tabel Status

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 0,5288 0,4850 0,3391 0,6857 0,5172 0,7145 0,6484 0,4519 0,5582 0,4527 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Data penelitian


(62)

46

c. Uji validitas untuk Faktor Sosial

Ada sepuluh pertanyaan pada faktor sosial. Rangkuman hasil uji validitas faktor sosial adalah sebagai berikut:

Tabel III.10

Hasil Pengujian Validitas Faktor Sosial

No Item Nilai r hitung Nilai r tabel Status

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 0,5148 0,4792 0,4665 0,3599 0,3931 0,5230 0,3245 0,4120 0,4564 0,4469 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Data penelitian

2. Pengujian Keandalan (Reliabilitas)

Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Semakin reliabel suatu tes memiliki persyaratan, maka semakin yakin bahwa dalam hasil suatu tes mempunyai hasil yang sama ketika dilakukan tes kembali. Untuk memperoleh koefisien reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach (Arikunto, 1998 : 193), sebagai berikut :

(

Κ−

)

 −Σ  Κ

= 1 22

1 t i i S S r


(63)

Keterangan :

K = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

i

S

Σ = Jumlah varians butir/item

2

t

S

Σ = Varians total

i

r = Reliabilitas instrumen

Jumlah varian butir harus dicari dahulu dengan cara mencari nilai varians tiap butir. Kemudian dari nilai varians tiap-tiap butir tersebut di jumlah untuk mendapatkan jumlah varians butir.

Rumus yang digunakan

(

)

n n X X

= 2 2 2 α Keterangan: 2

α = Varian butir n = Jumlah responden

∑X = Total skor dari nomor-nomor butir pertanyaan

Selanjutnya harga ri dikonsultasikan dengan kategori nilai r, dengan pedoman (Arikunto 2001:75) sebagai berikut:

Tabel III.11

Itepretasi koefisien secara konservatif

No Koefisien Alfa Tingkat Keterandalan

1 2 3 4 5

0,800 - 1,000 0,600 - 0,800 0,400 - 0,600 0,200 - 0,400

0 - 0,200

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah

Jika nilai Alpha Cronbach pada taraf signifikan 5% lebih besar daripada 0,6 maka kuesioner dikatakan reliabel.


(64)

48

Dari hasil analisis dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden pada taraf signifikansi 5% atau 0,05 dengan bantuan SPSS versi 13.0 didapatkan hasil ri seperti tabel di bawah ini

Tabel III.12

Ringkasan Hasil Uji Reabilitas

No Variabel yang diteliti Indeks Status

1 2 3

Faktor Individual Faktor Ekonomis Faktor Sosial

0,8711 0,8441 0,7563

Andal Andal Andal

I. Teknik Analisis Data

Setelah diadakan pengujian instrumen penelitain, selanjutnya dilakukan analisis data dengan melakukan pengujian persyaratan analisis korelasi terlebih dahulu yaitu dengan menggunakan Uji Normalitas dan Uji Linieritas. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis yaitu dengan menggunakan Analisis Regresi Sederhana.

1. Pengujian Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan di dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan uji satu sample dari Kolmogorov – Smirnov. Pengujian ini merupakan tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel dengan suatu distribusi teoritis tertentu. Uji ini didasarkan pada


(65)

perbandingan fungsi distribusi kumulatif sampel dengan fungsi distribusi kumulatif hipotesis.

Tujuan dari uji satu sampel Kolmogorov – Smirnov adalah untuk memastikan apakah F(x) = Fo(x) untuk semua x cocok dengan fungsi distribusi sampel {S(x)} yang teramati atau fungsi distribusi empirik. Rumus Uji satu sampel Kolmogorov – Smirnov untuk normalitas adalah (Sugiyono, 1999 : 255) sebagai berikut :

D = Maksimum [ ( ) ( )

2

1 Χ − n Χ

n S

S ]

Keterangan :

D = Deviasi maksimum

) (

1 Χ

n

S = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang

ditentukan.

) (

2 Χ

n

S = Distribusi frekuensi yang diobservasi.

b. Uji Linieritas

Uji Linieritas digunakan untuk mengetahui apakah antara masing – masing variabel bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan yang linier atau tidak. Antara variabel bebas dengan variabel terikat dikatakan mempunyai hubungan yang linier, apabila kenaikan skor variabel bebas diikuti oleh kenaikan skor variabel terikat. Uji linier ini dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS 11,5 for windows. Uji statistik yang digunakan adalah Uji Tuna Cocok Regresi Linier (Sudjana, 1996 : 332), yaitu :


(66)

50

2 2

e TC

S S F =

Keterangan :

F = Harga bilangan untuk uji kelinieran

2

TC

S = Rata – rata kuadrat tuna cocok

2

e

S = Rata – rata kuadrat residu

Pengujian ini dipakai untuk menguji kelinieran regresi, yaitu menguji apakah model linier yang telah diambil benar – benar cocok dengan keadaannya ataukah tidak (Sudjana, 1996:331). Kriteri pengujian linieritas yaitu jika Fhitung < Ftabel, di mana db pembilang adalah k – 2 dan db

penyebut n – k dengan taraf signifikansi 5%, maka model linier ini diterima. Atau jika nilai probabilitas > 0,05 maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah linier.Demikian pula untuk kriteria yang sebaliknya.

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang dinyatakan dalam penelitian ini adalah :

1. Η0 : β = 0 : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan faktor individual

terhadap pilihan profesi guru.

Ηa : β≠ 0 : Ada pengaruh positif dan signifikan faktor individual

terhadap pilihan profesi guru

2. Η0 : β = 0 : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan faktor ekonomi terhadap pilihan profesi guru


(67)

Ηa: β≠ 0 : Ada pengaruh positif dan signifikan faktor ekonomi terhadap pilihan profesi guru

3. Η0 : β = 0 : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan faktor sosial

terhadap pilihan profesi guru

Ηa: β≠ 0 : Ada pengaruh positif dan signifikan faktor sosial terhadap

pilihan profesi guru 3. Statistik Hitung

Setelah memenuhi uji prasyarat analisis, maka untuk menguji hipotesis pertama sampai ketiga menggunakan analisis Regresi Sederhana, yang didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel dependen dengan satu variabel bebas (Sugiyono, 1999:204). Analisis regresi bertujuan untuk meramalkan atau memprediksi besar variabel tergantung (dependent)

dengan menggunakan data variabel bebas (independent) yang sudah diketahui besarnya. Dalam analisis regresi ini akan dikembangkan sebuah formula

estimating equation (persamaan regresi), yaitu suatu formula yang mencari nilai variabel dependen dari variabel independen yang diketahui. Rumus yang digunakan dalam menghitung analisis Regresi Sederhana adalah :

Ŷ = a + bX

Keterangan :

Ŷ = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)


(68)

52

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila ( - ) maka terjadi penurunan.

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Harga a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut : (ΣYi)(ΣX²i) – (ΣXi)(ΣXiYi)

a = ──────────────── nΣX²i – (ΣXi)²

nΣXiYi – (ΣXi)(ΣYi) b = ─────────────

nΣ²i – (ΣXi)²

Keterangan :

ΣYi = jumlah nilai variabel Y

ΣX²i = jumlah nilai variabel X setelah dikuadratkan

ΣXi = jumlah nilai variabel X

ΣXiYi = jumlah nilai variabel X yang dikalikan variabel Y

n = jumlah responden

Apabila distribusi data tidak normal maka pengujian hipotesis

dilakukan dengan menggunakan alat analisis statistik Chi-kuadrat dengan rumus sebagai berikut:

( f

o

– f

h

)

2

χ

2

=

f

h

keterangan : χ2 = menguji signifikasi perbedaan frekuensi yang diobservasi

f0 = frekuensi yang diperoleh berdasarkan data fh = frekuensi yang diharapkan


(69)

fh diperoleh dari rumus sebagai berikut :

f

h

=

(nk) (ng)

N

Keterangan : nk : jumlah kategori

ng : jumlah golongan N : jumlah total

Untuk menemukan derajat kebebasan digunakan rumus: db = ( b – 1 ) ( k – 1 ).

Harga Chi-kuadrat selanjutnya dibandingkan dengan harga Chi-kuadrat yang terdapat ditabel. Jika harga χ2 hitung < χ2 tabel, maka Ho diterima, jika harga χ2 hitung > χ2 tabel, maka Ho ditolak.

Ukuran mengenai taraf hubungan, digunakan koefisien kontigensi dengan rumus (I Nyoman Susila, 1986:216) :

Χ2

C =

Χ2+ N

Kerangan : C = koefisien kontigensi

Χ2

= harga Chi-kuadrat yang diperoleh N = jumlah total

yang disebut koefisien kemungkinan. Semakin besar nilai C, semakin tinggi taraf hubungannya. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya, maka perlu membandingkan hasil C dengan Cmaks. rumus pembanding tersebut adalah :


(70)

54

C

maks.

= (k-1)/k

Keterangan Cmaks = harga C paling besar k = jumlah kolom

Cmaks merupakan batasan taraf signifikan yang paling besar, semakin dekat jumlah C mendekati Cmaks semakin besar tingkat pengaruh yang terjadi yang telah dihitung dengan Chi-kuadrat.

Tabel III.13 Interpretasi

No Harga Nilai koefisien Tingkat

Keterhandalan

1 C maks ≥ 0,80 Sangat tinggi

2 C maks 0,60 < 0,80 Tinggi

3 C maks 0,40 < 0,60 Sedang

4 C maks 0,20 < 0,40 Rendah


(71)

55 BAB IV

GAMBARAN UMUM

B. Sejarah Singkat Berdirinya Universitas Sanata Dharma

Universitas Sanata Dharma mulanya adalah sebuah Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) yang berdiri pada tanggal 17 Desember 1955. Gagasan mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) merupakan respon pihak Gereja Katolik terhadap tawaran Mendikbud saat itu, Muhammad Yamin. Banyak pihak yang berperan di Dalamnya seperti Pater H Loeff, S.j. (BI Iimu Mendidik di Yogyakarta), Pater W.J. Van Der Meulen, S.J.(BI Ilmu Sejarah di Semarang), serta Pater H. Bastiaanse, S.J. (BI Bahasa Inggris di Semarang.

Ketika didirikan pada tanggal 17 Desember 1955, PTPG Sanata Dharma memiliki empat jurusan yaitu Jurusan Bahasa Inggris (Kajur Pater Bastiaanse, S.J), Jurusan Ilmu Sejarah ( Kajur Pater W.J Van Der Meulen, S.J), Jurusan Ilmu Mendidik (Kajur Pater H. Loeff, S.J.), dan Jurusan Ilmu Pasti dan Alam ( Kajur Suster Dra. Bernadia, C.B.). Adapun yang mendapat kehormatan menjadi dekan yang pertama adalah Prof. Dr. N. Driyarkara, S.J.

Dalam perkembangannya, PTPG Sanata Dharma pada tahun 1958 berganti nama menjadi FKIP Sanata Dharma dan menambah tiga jurusan yaitu, Jurusan Ilmu Ekonomi, Jurusan Filsafat dan Teologi, dan


(72)

56

Jurusan Bahasa Indonesia. Mulai tahun 1979, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mempercayakan kepada IKIP Sanata Dharma mengelola Program Diploma 1 (SO-1) untuk bidang Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Dibuka pula program SO-2 bidang Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, PMP dan IPA. Serta dibuka SO-3 untuk bidang studi Matematika, Bahasa Inggris, Fisika, dan Bimbungan dan Konseling. Mulai tahun 1990/1991, IKIP Sanata Dharma tidak membuka lagi program diploma untuk bidang-bidang di atas, namun mendapat tugas baru mengelola Program Pendidkan Prajabatan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Mulai tahun 1993, IKIP Sanata Dharma juga membuka pendidikan non gelar, yakni Extension Course Bahasa Inggris hingga sekarang.

Pada akhirnya, tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK Mendikbud No. 46/D/O1993,IKIP Sanata Dharma menjadi Universitas Sanata Dharma. Setelah menjadi universitas, IKIP yang dulu yang dulu menjadi sebuah fakultas dari Unersitas Sanata Dharma. Di samping tetap mempertahankan IKIP yang menjadi FKIP, Universitas Santa Dharma juga membuka 6 fakultas baru dan 2 fakultas perubahan bentuk. Dengan demikian fakultas-fakultas di Universitas Sanata Dharma memiliki 9 fakultas yang mencakup FKIP, Fakultas Ekonomi, Fakultas MIPA, Fakultas Sastra, Fakultas Teknik, Fakultas Farmasi, Fakultas Teologi, dan Fakultas Pendidikan Agama (FIPA), dan program non-gelar, yaitu DII


(73)

PGSD (di jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP), English Entension Course, dan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).

Sejak tanggal 19 April 1999, mulai Surat No. 143/DIKTI/Kep/1999 Fakultas Ilmu Pendidikan Agama (FIPA) berubah menjadi Program Studi Ilmu Pendidikan, kekhususan Agama Katolik dan menjadi bagian dari FKIP. Dengan demikian saat ini Universitas Sanata Dharma memiliki 9 fakultas yang menyelenggarakan program gelar sarjana.

C. Visi dan Misi Universitas Sanata Dharma

Serikat Yesus Provinsi Indonesia bersama dengan rekan imam dan awam katolik terpanggil untuk berpartisipasi dan berusaha melindungi dan meningkatkan martabat manusia melalui perpaduan keunggulan akademik dan nilai kemanusiaan, dengan mendirikan Universitas Sanata Dharma.

a. Visi Universitas Sanata Dharma

a) Universitas terdorong untuk terus mencari, menemukan, dan

mengungkapkan kebenaran yang sejati secara obyektif dengan kebebasan. Hal itu didasari pada pengakuan akan kebaikan hakiki dunia ciptaan Allah yang harus dipelajari, diselidiki, dan direnungkan maknanya serta dibangun dan dilestarikan demi kesejahteraan umat manusia dan kemuliaan Allah yang lebih besar.


(74)

58

b) Menyadari peran penting generasi muda dalam mewujudkan masa depan bangsa Indonesia, Universitas merasa terpanggil untuk memberikan sumbangan positif kepada usaha bersama pengembangan pikiran, hati, dan kehendak kaum muda, dengan maksud membangkitkan potensi mereka secara aktif dan kreatif ikut membangun masyarakat pluralistik yang adil, demokratis, dan sejahtera.

c) Usaha pengembangan itu didasarkan pada nilai kebangsaan dan kebudayaan nasional seperti terungkap dalam Pancasila dan UUD 1945; pada visi Kristiani mengenai martabat manusia ciptaan Allah, tanggung jawab sosialnya serta tujuan yang luhur, dan pada spiritualitas Ignatian yang terwujud dalam arah pendidikan Serikat Yesus seperti menjadi manusia bagi sesama (man and women for and with other), perhatian pribadi, semangat keunggulan dan dialogis.

b. Misi Universitas Sanata Dharma

i. Mengembangkan Universitas yang dapat memadukan nilai

intelektual dan humanis.

ii. Mengembangkan Universitas yang menjadi hati nurani kritis


(75)

iii. Menyelenggarakan penelitian terutama untuk lebih menggali secara kritis kebenaran manusiawi dan mengembangkan martabat manusia.

iv. Mengembangkan kebebasan akademik dan otonomi keilmuan

untuk dapat menemukan kebenaran sejati berdasarkan pada etika keilmuan.

v. Menyelenggarakan pendidikan humanis dengan semangat dialogis yang mengembangkan segi intelektual, moral, emosional, spiritual, secara terpadu.

vi. Membentuk mahasiswa menjadi manusia yang utuh, kritis,

dewasa, dan dapat berguna bagi masyarakat.

vii. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dan sekaligus

membantu mahasiswa untuk mengembangkan kepekaan sosial terhadap masyarakat.

viii. Mempersiapkan tenaga pendidikan yang profesional baik dalam bidang keilmuan maupun pendidikan demi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

D. Syarat-Syarat Umum Menjadi Mahasiswa USD i. Lulus tes seleksi

ii. Lulus Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan


(1)

Tabel t

1-tail 0.005 0.01 0.025 0.05 2-tail 0.01 0.02 0.05 0.1

51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 2.676 2.674 2.672 2.670 2.668 2.667 2.665 2.663 2.662 2.660 2.659 2.657 2.656 2.655 2.654 5.652 2.651 2.650 2.649 2.648 2.647 2.646 2.645 2.644 2.643 2.642 2.641 2.402 2.639 2.639 2.638 2.637 2.636 2.636 2.635 2.634 2.634 2.633 2.632 2.632 2.631 2.630 2.630 2.629 2.629 2.628 2.627 2.627 2.626 2.626 2.402 2.400 2.399 2.397 2.396 2.395 2.394 2.392 2.391 2.390 2.389 2.388 2.387 2.386 2.385 2.384 2.383 2.382 2.382 2.381 2.380 2.379 2.379 2.378 2.377 2.376 2.376 2.375 2.374 2.374 2.373 2.373 2.372 2.372 2.371 2.370 2.370 2.369 2.369 2.368 2.368 2.368 2.367 2.367 2.366 2.366 2.365 2.365 2.365 2.364 2.008 2.007 2.006 2.005 2.004 2.003 2.002 2.002 2.001 2.000 2.000 1.999 1.998 1.998 1.997 1.997 1.996 1.995 1.995 1.994 1.994 1.993 1.993 1.993 1.992 1.992 1.991 1.991 1.990 1.990 1.990 1.989 1.989 1.989 1.988 1.988 1.988 1.987 1.987 1.987 1.986 1.986 1.986 1.986 1.985 1.985 1.985 1.984 1.984 1.984 1.675 1.675 1.674 1.674 1.673 1.673 1.672 1.672 1.671 1.671 1.670 1.670 1.669 1.669 1.669 1.668 1.668 1.668 1.667 1.667 1.667 1.666 1.666 1.666 1.665 1.665 1.665 1.665 1.664 1.664 1.664 1.664 1.663 1.663 1.663 1.663 1.663 1.662 1.662 1.662 1.662 1.662 1.661 1.661 1.661 1.661 1.661 1.661 1.660 1.660


(2)

5%

df 16 18 19

320 1.675 1.636 1.619 321 1.675 1.636 1.619 322 1.675 1.636 1.619 323 1.675 1.636 1.619 324 1.675 1.636 1.619 325 1.675 1.636 1.619 326 1.675 1.636 1.619 320 1.675 1.636 1.619 321 1.675 1.636 1.619 322 1.675 1.636 1.619 323 1.675 1.636 1.619 324 1.675 1.636 1.619 325 1.675 1.636 1.619 326 1.675 1.636 1.619 320 1.675 1.636 1.619 321 1.675 1.636 1.619 322 1.675 1.636 1.619 323 1.675 1.636 1.619 324 1.675 1.636 1.619 325 1.675 1.636 1.619 326 1.675 1.636 1.619 327 1.675 1.635 1.618 328 1.674 1.635 1.618 329 1.674 1.635 1.618

330 1.674 1.635 1.618 331 1.674 1.635 1.618

332 1.674 1.635 1.618

333 1.674 1.635 1.618 334 1.674 1.635 1.618 335 1.674 1.635 1.618 336 1.674 1.635 1.618 337 1.674 1.635 1.617 338 1.673 1.634 1.617 339 1.673 1.634 1.617 340 1.673 1.634 1.617 341 1.673 1.634 1.617 342 1.673 1.634 1.617 343 1.673 1.634 1.617 344 1.673 1.634 1.617 345 1.673 1.634 1.617 346 1.673 1.634 1.617 347 1.673 1.634 1.617 348 1.673 1.634 1.617 349 1.673 1.633 1.616 350 1.672 1.633 1.616


(3)

LAMPIRAN 6


(4)

(5)

LAMPIRAN 7


(6)

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang menjadi alasan mahasiswa-i memilih Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Studi Kasus pada Mahasiswa-i Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

0 0 2

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) : studi kasus pada mahasiswa akuntansi yang sedang menempuh skripsi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 95

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi : studi kasus di Universitas Sanata Dharma.

0 0 155

Pengaruh motivasi dan prestasi belajar mahasiswa terhadap kemampuan praktik mengajar : studi kasus mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 97

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17

Faktor-faktor penyebab lamanya penulisan skripsi oleh mahasiswa : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Akuntasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 150

Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan profesi guru : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 1 153

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha pada mahasiswa : studi kasus mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 111

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi : studi kasus di Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 1 153

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) : studi kasus pada mahasiswa akuntansi yang sedang menempuh skripsi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 93